Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1075
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.
Tanda-tanda sandi itu tentu saja setelah sampai di Pulau Bali. Kanjeng Panembahan Senopati untuk sampai di ujung timur pulau ini tentu tak akan mengalami kesulitan. Sampai di telatah Blambangan di tempat penyeberangan perahu.
Sementara itu kedaton Mangir, Nyi Ageng Pembayun selalu ceria riang gembira. Hampir semua permintaan karena bawaan kandungannya selalu dituruti oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya. Bahkan ketika minta ampo – cemilan kering yang dibuat dari tanah liat pun dituruti oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya. Nyi Ageng Mangir Wanabaya yang sedang mengandung itu benar-benar dimanja oleh sang suami. Bahkan Ki Ageng Mangir Wanabaya jarang sekali meninggalkan kedaton demi selalu dekat dengan sang istri. Nyi Ageng Mangir Wanabaya pun merasakan begitu besar perhatian sang suami kepada dirinya.
Namun ketika di waktu senggang terpikir oleh Nyi Ageng Mangir Wanabaya yang tidak lain adalah Gusti Putri Pembayun – putri dari Kanjeng Panembahan Senopati, sebelum kandungannya besar ia bisa berkunjung ke Mataram. Walau jarak Mangir ke Matarsm tidak terlalu jauh, namun bagi orang yang sedang mengandung tentu melelahkan. Ia pun sesungguhnya telah rindu untuk bertemu dengan para kerabat di keraton Mataram. Ketika ia tinggalkan dahulu, taman-taman telah tertata rapi dan indah. Bahkan ada beberapa bangunan yang bercorak berbeda dengan sebelumnya. Ia pun tahu bahwa itu berkat sang juru taman yang berkulit bule itu. Mereka menyebutnya bangunan bergaya spanyol. Konon juru taman itu memang berasal dari negeri Spanyol.
Nyi Ageng Mangir Wanabaya teringat pesan dari Ki Sandinama bahwa penjual angkringan di pojok alun-alun adalah prajurit sandi Mataram yang sengaja di tempatkan di situ. Nanti petang ia ingin jalan-jalan ke alun-alun bersama Mbok Emban saja, tanpa Ki Ageng Mangir Wanabaya.
Petang itu Nyi Ageng Mangir Wanabaya telah pamit kepada sang suami untuk berjalan-jalan di alun-alun. “Kami ingin jalan-jalan di alun-alun, bersama dua-tiga orang mbok emban. Kali ini anak kita sedang tidak ingin ditemani ayahnya….!” Dalih Nyi Ageng Mangir Wanabaya.
Ki Ageng Mangir Wanabaya hanya tersenyum dan memperbolehkan sang istri untuk berjalan-jalan di alun-alun bersama mbok emban. Tentu saja ia tak berprasangka apapun, lagi pula alun-alun adalah halaman dari kedaton Mangir. Jika berjalan bersamanya tentu akan terlalu sering berhenti karena harus menyapa dan berbincang dengan warganya yang berpapasan, pikirnya.
Setiap petang sampai menjelang tengah malam, alun-alun Mangir memang banyak dikunjungi warga. Di sana banyak jajanan di sepanjang tepi alun-alun. Apalagi di saat bulan purnama. Anak-anak pun senang berlarian di alun-alun.
Nyi Ageng Mangir Wanabaya berjalan perlahan sambil menikmati keramaian alun-alun. Jarang orang yang mengenali bahwa di antara wanita itu ada Nyi Ageng Mangir Wanabaya karena dandanannya yang biasa. Nyi Ageng Mangir telah mengetahui ancar-ancar penjual angkringan yang adalah prajurit sandi dari Mataram. Lagi pula ia pasti memakai iket – tudung kepala berwarna hitam. Akhirnya ketemu juga.
“Aku pingin beli jajanan di angkringan itu…..!” Berkata Nyi Ageng Mangir Wanabaya.
“Nggih…., Gusti…! Jawab mbok emban hampir serentak.
” Di bungkus saja, untuk semua mbok emban di keputren….!” Pinta Nyi Ageng Mangir Wanabaya.
“Bisa langsung habis, Ndara….!” Sahut salah seorang mbok emban.
“Ya malah kebeneran bakulnya….!” Berkata Nyi Ageng Mangir Wanabaya.
Dalam pada itu, penjual angkringan yang tak lain adalah prajurit sandi dari Mataram segera tanggap bahwa yang datang adalah Gusti Putri Pembayun.
Ketika para mbok emban sedang sibuk menghitung dan membungkus makanan, Gusti Putri Pembayun segera mendekat ke penjual gorengan.
“Dalam waktu dekat kami akan ke Mataram. Pastikan bahwa Kanjeng Rama Panembahan sedang berada di keraton, agar kami tidak kecele….!” Bisik Gusti Putri Pembayun yang tidak didengar oleh para mbok emban.
………..
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.