Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1080

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1080
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.

Mbok Emban itu mengangguk-angguk kemudian katanya “Tolong ya Kang….! Ndara Putri selalu menanyakan, sepertinya kepingin sekali untuk segera menengok orang tuanya….!”
“Ya Mbok….., pasti akan aku kabarkan….!” Jawab penjual angkringan itu.
Memang demikian, Nyi Ageng Mangir Wanabaya memang ingin segera menghadap ayahandanya di Mataram. Ia memang tergesa-gesa menanyakan kepada penjual angkringan tersebut, semestinya masih dua pekan lagi karena kepergian ayahandanya, Kanjeng Panembahan Senopati cukup jauh.
“Ya sudah Mbok….., sebelum dua pekan lagi ditanyakan lagi…..!” Berkata Nyi Ageng Mangir Wanabaya setelah Mbok Emban mengatakan seperti yang dikatakan oleh prajurit sandi penjual angkringan.

Sementara itu, Baron Sekeber selalu bergembira ketika ikut membantu pengerjaan taman dan bangunan di kaputren. Ia tidak hanya sekedar mengawasi dan mengarahkan para tukang. Tetapi ia juga ikut mengerjakan secara langsung. Para tukang juga senang karena Baron Sekeber bukan seorang mandor yang galak, namun justru ikut mengerjakan. Mereka pun bertambah bersemangat. Mereka semakin berbesar hati ketika Gusti Anem ikut menyaksikan mereka bekerja. Bahkan Gusti Anem menyediakan sendiri minuman dan makanan bagi para tukang. Sedangkan Baron Sekeber disediakan sendiri di teras kaputren.
Baron Sekeber selalu berdebar hatinya setiap kali Gusti Anem menemani berbincang ketika sedang beristirahat di teras kaputren. Bahkan Gusti Anem tak sungkan memuji-muji hasil pekerjaan yang telah selesai. Karena hasilnya memang bagus, jauh lebih bagus dari yang ia bayangan sebelumnya. Sentuhan seni keindahan dari bangunan yang dirancang oleh Baron Sekeber sungguh membuat Gusti Anem puas. Namun pujian-pujian itu membuat Baron Sekeber tidak bisa tidur nyenyak di malam hari di bangsal yang telah disediakan untuknya. Ia selalu terbayang kecantikan Gusti Anem dengan lekuk tubuhnya yang membuat gairah lelakinya bergelora. Bibirnya yang tipis namun selalu tersungging senyum, matanya yang kocak berbinar, kulit yang kuning langsat halus dan bersih. Yang selalu membuatnya hatinya berdegup kencang adalah dua gunung kembar yang sedikit terlihat pangkalnya. Pemandangan itu semakin sering ia saksikan. Hatinya semakin berdebar ketika tangannya sempat bersentuhan saat Gusti Anem mengulurkan serbet makan yang tertinggal. Walau itu sesungguhnya bukan kesengajaan oleh Gusti Anem.
Malam itu Baron Sekeber sungguh tidak bisa tidur, ia hanya keluar masuk bangsal. Ia merasa gerah, padahal saat itu musih bediding – udara malam yang dingin menusuk. Karena yang gerah sesungguhnya adalah hatinya. Kerja kerasnya sehari tadi tidak membuatnya cepat tertidur, namun justru sebaliknya.
Baron Sekeber berpikiran, apakah Gusti Anem memang sengaja memancing gairah kelelakiannya? Karena Gusti Anem juga sudah beberapa waktu ditinggal oleh sang suami – Kanjeng Panembahan Senopati. Bahkan Baron Sekeber mengira saat tangannya bersentuhan itu kesengajaan dari Gusti Anem. Ia mengira itu isyarat terselubung dari Gusti Anem. Ia selalu teringat dan terbayang kemesraan dengan sang istri – Genduk Suli belasan tahun yang lalu. Ada kemiripan antara Genduk Suli istrinya saat dahulu dengan Gusti Anem saat ini. Hanya saja, Gusti Anem didandani dengan busana yang serba indah. Sedangkan Genduk Suli hanya berpakaian seadanya.
Selama belasan tahun itu ia masih mampu bertahan. Namun malam itu sungguh membuatnya gelisah. Bahkan terpikir oleh Baron Sekeber malam itu untuk mengetuk pintu kaputren tempat tinggal Gusti Anem. Ia kemudian keluar dan duduk di teras tempat beristirahatnya. Kemudian ia berdiri dan mondar-mandir di luar bangsal. Baron Sekeber terkejut ketika disapa orang.
“Heee Baron….! Belum tidur….?” Sapa prajurit peronda yang melihat Baron Sekeber di luar bangsal.
“Oooh….., di dalam gerah sekali….!” Baron Sekeber asal jawab karena udara malam itu sangat dingin.
……….
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *