Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1125

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1125
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Banyak dari kawan mereka yang bergelimpangan di rerumputan alun-alun. Banyak pula yang mengerang kesakitan. Mereka mengutuk keras cara orang Mataram menyerbu mereka. Tidak dalam beradu gelar perang, tetapi memanfaatkan kelengahan lawan. Sehingga sebelum terjadi pertempuran yang sesungguhnya, korban telah banyak yang jatuh. Namun demikian, demikianlah dalam peperangan, siapa yang lengah akan menerima akibatnya. Dan ini adalah akibat kelengahan para petinggi Demak sendiri. Para petinggi Demak lengah pula, mengapa sampai pasukan Mataram yang menyerbu Demak yang belum bersiap sepenuhnya. Padahal mereka telah berkoar akan menyerbu Mataram yang direncanakan sepekan lagi. Sesungguhnya mereka, para prajurit Demak mengakui bahwa bukan kelicikan orang-orang Mataram, namun karena kelengahan para petinggi Demak sendiri.
Pangeran Puger alias Kanjeng Adipati Demak geram menahan amarah. Korban di pihak Demak sudah sedemikian banyak. Sedangkan pasukan berkuda dari Mataram seperti masih utuh dan telah meninggalkan alun-alun Demak. Para petinggi dari gabungan pasukan Demak pun marah bukan kepalang. Adipati Grobogan tak kalah geramnya. Para prajurit dari Grobogan tak sedikit yang telah menjadi korban. Seperti peristiwa beberapa waktu yang lalu terulang kembali. Dahulu ketika pasukan Grobogan akan bergabung dengan pasukan Pati untuk melawan Mataram juga terjebak sebelum sampai di Pati, mereka telah dipukul oleh pasukan Mataram. Pasukan Mataram yang saat itu dipimpin oleh Raden Mas Jolang yang sekarang sebagai Sinuhun Hanyakrawati.
Tak kalah geramnya Ki Dadung Luwuk, para muridnya yang cukup banyak ia kerahkan telah beberapa yang menjadi korban. Sayangnya saat itu ia sendiri sedang menghadiri pertemuan di keraton Demak bersama para petinggi yang lain. Seandainya ia berada di alun-alun saat itu, tentu ia akan mengamuk menyerang para penyerbu dari Mataram. Karena ia sendiri akan kebal terhadap berbagai sengaja tajam, termasuk anak panah.
“Aku harus menuntut balas….! Tidak ada yang akan mampu melawan aku. Bahkan Hanyakrawati sekalipun….!” Gumam Ki Dadung Luwuk.
Demikian pula halnya Ki Singa Bergota. Ia heran dan sangat kecewa. Bagaimana tidak, ia yang hanya bisa mengajak beberapa anggota bajak laut karena waktu berkumpul yang tiba-tiba maju. Dan kini kembali pasukan Demak lengah. Diserbu secara dadakan oleh pasukan Mataram hampir tanpa perlawanan sedikit pun. Sedikit beruntungnya, anggota bajak laut tidak ada yang tewas, hanya satu orang yang tertancap anak panah. Dan itu pun tidak berbahaya. Para bajak laut lebih berpengalaman menghadapi serangan dengan senjata lontar, bahkan ketika berada di kapal kecil. Dan jika ia sendiri berada di alun-alun saat itu, ia pasti akan mengamuk pula, karena ia kebal terhadap senjata tajam seperti halnya anak panah.
Ki Patih Gending pun geram namun merasa malu juga karena kecolongan untuk kedua kali. Ia marah kepada Senopati Telik Sandi yang seakan tidak berperan sama sekali. Bahkan sejak pergerakan pasukan dari Mataram dan juga dari kadipaten-kadipaten yang mendukung tindak terpantau oleh para prajurit sandi dari Demak. Jika terpantau pun sudah terlambat.
“Akan aku penggal kepala senopati tidak becus bekerja itu….!” Gumam Ki Patih Gending kepada dirinya sendiri.
Demikian pula Ki Panjer, ia begitu heran, bagaimana mungkin tiba-tiba saja pasukan Mataram yang begitu besar langsung menyerbu pasukan Demak yang belum bersiap di halaman sendiri. Ia menerima laporan dari perguruan-perguruan, bahwa tidak sedikit murid perguruan-perguruan yang menjadi korban. Ia yang mengundang perguruan-perguruan itu untuk mendukung pasukan Demak.
Yang tidak terkejut hanya Ki Patih Tandanegara yang merupakan pengasuh dan pembimbing Pangeran Puger sejak berada di Mataram. Ia tahu betapa cerdik dan berpengalaman para petinggi Mataram.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *