Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1141

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1141
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Ki Gending segera di hadapi okeh Pangeran Jaka Umbaran, namun sang adik, Pangeran Bagus tak ingin kakaknya itu menghadapi seorang diri. Ia belum tahu tingkat ilmu dari Ki Gending. Karena Ki Gending yang telah separuh abad itu tentu memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup.
“Hayo maju bareng para pangeran Mataram biar cepat pupus trah Sutawijaya….!” Sesumbar Ki Gending yang bersenjatakan pedang itu. Ia tak menyadari bahwa Pangeran Puger adalah juga trah Sutawijaya. Demikian pula Pangeran Jaka Umbaran dan Pangeran Bagus juga bersenjatakan pedang. Kedua pangeran itu terbiasa berlatih pedang berpasangan. Sehingga menjadi pasangan bermain pedang yang serasi. Namun Ki Gending memang telah cukup berpengalaman dan berilmu tinggi. Kedua pangeran menempatkan diri saling berseberangan. Ketika Ki Gending memburu Pangeran Bagus, dengan cepat Pangeran Jaka Umbaran memburu Ki Gending yang membelakanginya. Seketika Ki Gending mengurungkan memburu lawannya dan menghadapi Pangeran Jaka Umbaran. Demikian pula sebaliknya, jika Ki Gending menyerang Pangeran Jaka Umbaran, maka Pangeran Bagus yang menyerang Ki Gending. Demikian silih berganti. Para prajurit dan senopati Demak tidak ada yang sempat membantu Ki Gending karena masing-masing telah terikat dengan lawan-lawannya. Bahkan mendapat tekanan yang berat. Pangeran Singasari dan Pangeran Mangkubumi selalu berdampingan. Keduanya tak dapat dibendung oleh lawan-lawannya. Para senopati Demak pun tak ada yang mampu menghentikan keduanya.
Pangeran Puger yang adalah Kanjeng Adipati Demak melihat tekanan yang dihadapi oleh pasukan Demak dan para pendukungnya. Bahkan di sayap kiri pasukan Demak telah ambyar mendapat tekanan dari pasukan Blambangan dan pasukan dari barak prajurit di Jatinom. Kedua pasukan itu sungguh tangguh, terlebih dengan adanya pasukan berkuda dari kedua pasukan itu. Bahkan sejenak kemudian terdengar sorak sorai di sayap gelar pasukan Mataram.
“Sura Kendeng tewas….! Sura Kendeng tewas….! Sura Kendeng tewas….!” Teriakan mereka bersahut-sahutan.
Ketika pedang panjang di tangannya terlepas dililit sabuk kulit di tangan senopati muda dari barak prajurit di Jatinom. Seketika itu pula sabuk kulit itu menebas dada lawannya. Ki Sura Kendeng memang telah melapisi dirinya dengan ilmu kebal, namun ilmu anak muda itu telah melampaui ilmunya. Sehingga ilmu kebalnya tertembus tebasan sabuk kulit yang seakan menjadi lempengan besi baja. Ia pun terkapar di medan peperangan dengan bersimbah darah. Para murid perguruan yang tergabung dalam pasukan pimpinan Ki Sura Kendeng pun ciut nyali. Mereka memiliki melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Karena mereka tidak terikat dengan pasukan Demak. Namun lebih terikat kepada sang guru pimpinan mereka. Ki Sura Kendeng yang mereka banggakan telah tewas. Tak ada lagi yang mereka harapan. Iming-iming untuk bebas menjarah harta milik pasukan lawan pun telah tak mungkin akan tercapai.
Pasukan Demak di sayap gelar perang tersebut bebar-benar telah bedah. Kini pasukan cadangan yang dipimpin oleh Ki Patih Tandanegara tak tinggal diam. Mereka yang merasa menjadi pasukan pilihan karena akan menentukan kemenangan pasukannya segera menyongsong pasukan lawan. Namun kini yang dihadapi adalah pasukan Pajang dan pasukan dari Giring pegunungan Sewu. Pasukan Pajang adalah pasukan pilihan dan berpengalaman. Sedangkan pasukan dari pegunungan Sewu adalah yang dilatih oleh Ki Ageng Giring sendiri. Dan kini dipimpin oleh Raden Tambakbaya putra Ki Ageng Giring yang mewarisi ilmu sang ayah. Dialah yang menghadapi Ki Tandanegara. Ki Tandanegara adalah pembimbing Pangeran Puger sejak sang pangeran masih remaja. Dia yang telah lebih setengah baya memang memiliki ilmu yang tinggi pula sehingga dipercaya sebagai pelatih Demak bersama Ki Gending.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *