Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1164

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1164
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Prajurit sandi dari Ponorogo itu pun segera melajukan kudanya. Ia memilih lewat pegunungan Sewu agar tidak terhalang oleh pasukan Mataram. Apalagi harus mendahului barisan pasukan berkuda yang panjang. Lewat pegunungan Sewu jarak perjalanan bisa lebih pendek. Namun medan perjalanan yang naik turun perbukitan tentu melelahkan kudanya. Lagipula jalanan yang lebih sepi dan bahkan masih melewati hutan dengan jalan setapak.

Sementara itu, iring-iringan pasukan berkuda dari Mataram sungguh amat panjang. Ketika sampai di Prambanan pasar Prambanan sedang pasaran. Pengunjung lebih ramai daripada hari biasa. Mereka pun berhamburan ke tepi jalan untuk melihat iring-iringan pasukan yang sedemikian panjang. Para prajurit pun melambaikan senjata mereka dengan senyuman lebar. Tak tampak ketegangan di wajah para prajurit. Seakan tidak sedang dalam perjalanan menuju medan perang. Namun iring-iringan itu tidak berhenti. Mereka melajukan kuda- kudanya dengan kecepatan sedang. Mereka yang berderet di tepi jalan itu heran ketika menyaksikan bregada prajurit yang serba hitam, termasuk kuda-kuda dan pakaian mereka.
“Hee….! Itu pasukan Gagak Ireng….!” Seru salah seorang dari mereka yang pernah mendengar dan melihat pasukan seperti itu dahulu.
“Ya benar…..! Pasukan Gagak Ireng. Dahulu dipimipin oleh Kanjeng Panembahan Senopati sendiri….!” Timpal yang lain.
“Ke mana-kah pasukan yang sedemikian besar itu…!” Bertanya salah seorang dari mereka.
“Aku dengar akan menyerbu Ponorogo, kadipaten di selatan yang akan berontak terhadap Mataram….!” Timpal yang lain.
“Bukankah selama ini Ponorogo tidak pernah bergejolak…..?” Bertanya yang lain.
“Entahlah….! Aku tidak tahu…..!” Jawab kawannya.
“Heeee…..! Itu kereta perang…..!” Seru yang lain lagi.
“Yaaa….! Terlihat kokoh kuat. Sepertinya terbuat dari besi semua….!” Sahut yang lain.
“Siapa kah yang berada di dalam kereta perang itu? Orangnya gagah dan tampan….!” Bertanya yang lain.
“Bukankah dia Raden Mas Rangsang, putra Sinuhun Hanyakrawati…..!” Sahut yang lain. Rupanya orang itu pernah melihat Raden Mas Rangsang.
Mereka kemudian terkagum-kagum ketika melihat bregada prajurit yang serba merah. Bahkan kuda-kuda mereka juga ules-nya coklat kemerahan.
“Kami bregada prajurit Lombok Abang…..!” Teriak seorang prajurit dalam barisan itu. Ia seakan tahu bahwa orang-orang itu belum tahu nama bregada prajurit itu. Bregada prajurit yang merupakan bagian dari pengawal raja. Tentu saja terdiri dari para prajurit pilihan.
“Jaya Mataram…..! Jaya Mataram….! Jaya Mataram…..!” Teriak salah seorang dari para penonton yang kemudian ditimpali oleh penonton yang lain.
“Jaya Mataram…. jaya Mataram…. jaya Mataram…..!” Bersahut-sahutan.
Para prajurit dari bregada Lombok Abang kemudian mengacu-acukan tombak mereka sambil tersenyum lebar.
Bregada prajurit berikutnya adalah bregada prajurit panah. Mereka menenteng gandewa yang seragam bentuknya. Di punggungnya endong tempat anak panah yang penuh dengan anak panah. Pakaian mereka pun seragam rapi. Bahkan di barisan berikutnya bregada prajurit wanita yang juga bagian dari pasukan yang bersenjata panah. Jumlah prajurit wanita yang bersenjata panah ternyata juga banyak jumlahnya. Mereka pun mahir mengendalikan kuda. Para perjaka yang berderet di tepi jalan bersuitan dengan canda menggoda para prajurit wanita.
“Jangan sembarangan…..! Dipanah mampus kalian…..!” Tegur salah seorang dari mereka.
“Aku mau dipanah asmara…..!” Timpal salah seorang dari mereka.
Mereka pun tertawa ria.
Barisan berikutnya adalah prajurit berkuda pada umumnya. Mereka terdiri dari bregada-bregada prajurit yang berbeda. Mereka bisa dibedakan oleh baju seragam yang mereka pakai. Setiap bregada dipimipin oleh seorang lurah prajurit. Sedangkan beberapa bregada prajurit dipimipin oleh seorang senopati. Barisan prajurit Mataram dengan aneka seragam itu seakan tak ada putus-putusnya. Senjata mereka pada umumnya adalah senjata pedang.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *