Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#313

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(313)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan ikut merasakan ketegangan ketika mendengar cerita Sultan Hadiwijaya.
Bagaimana dua orang yang berilmu tinggi saling memegang senjata pusaka andalan masing-masing. Jika kemudian terjadi pertarungan pasti akan terjadi pertumpahan darah. Ia yang lengah akan berkalang tanah. Jika terjadi pertempuran, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan tentu tidak akan tinggal diam.
Namun ketika itu, Sultan Hadiwijaya mendengar perintah dari Kanjeng Sunan Kudus agar Sultan Harya Penangsang menyarungkan keris pusakanya. Beberapa kali diminta untuk menyarungkan kerisnya, akhirnya Sultan Harya Penangsang benar-benar menyarungkan keris pusaka Setan Kober. Kanjeng Sunan Kudus kemudian juga meminta Sultan Hadiwijaya untuk menyarungkan keris pusaka Kiai Carubuk.
Sultan Hadiwijaya kemudian melanjutkan ceritanya.
Sesaat kemudian, Sultan Harya Penangsang duduk di kursi yang sebelumnya diperuntukkan bagi dirinya.
“Saat itu, Kanjeng Sunan Kudus seperti terkejut ketika Harya Penangsang duduk di kursi itu. Bahkan Kanjeng Sunan menegur Harya Penangsang…..!” Lanjut cerita dari Sultan Hadiwijaya.
“Aku tidak tahu pasti apakah kursi itu benar-benar telah diberi mantram rajah. Namun menilik cerita Yayi Sultan tadi, bisa jadi memang demikian…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Aku juga kurang mengerti, namun yang pasti, Kanjeng Sunan kemudian membatalkan pertemuan yang telah direncanakan. Dan kemudian secara tidak langsung meminta aku untuk segera meninggalkan tempat itu. Dan kemudian aku menemani Kakang berdua tadi…..!” Jawab Sultan Hadiwijaya.

Mereka bertiga masih beberapa saat berbincang di bawah pohon yang rindang itu. Setelah dirasa cukup dan kuda-kuda mereka pun telah cukup beristirahat serta makan dan minum, mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan menuju hutan Danaraja.
Mereka berkuda dengan kuda-kuda yang teji – tinggi besar dan kekar.
Tetapi ketiganya menghindari melewati Jepara. Para prajurit Jepara tentu sudah banyak yang mengenal Sultan Hadiwijaya. Jika ada yang mengenali tentu akan menghambat perjalanan. Dan jika ada yang mengikuti, dikhawatirkan akan ada yang tahu keberadaan Kanjeng Ratu Kalinyamat yang dirahasiakan itu.
Mereka bertiga berdandan layaknya keluarga yang sedang bepergian jauh agar tidak menjadi perhatian di perjalanan.
Ki Pemanahan kemudian mengusulkan untuk lewat Pati. Ia telah pernah mengembara bersama Ki Penjawi pada masa mudanya melewati dan tinggal di Pati untuk beberapa waktu. Ia ingin mengenang kembali perjalanan yang pernah ia jalani. Ki Juru Martani dan Sultan Hadiwijaya pun tidak berkeberatan. Dalam kesempatan yang berbeda, Ki Juru Martani dan Sultan Hadiwijaya juga pernah singgah di Pati.
Sebagai para pengembara pada masa mudanya, mereka tidak mengalami kesulitan dengan jalan yang mesti mereka lalui.
Mereka sempat mampir di sebuah warung yang cukup bersih dan besar di luar kotaraja Pati. Secara kebetulan, dalam waktu yang berbeda-beda, mereka bertiga juga pernah singgah di warung itu. Warung yang komplit jenis masakannya. Mereka tinggal memilih sesuai selera. Warung yang juga menyediakan perawatan kuda bagi para pengembara atau yang bepergian jauh.
“Wuooh…..! Kuda-kuda yang amat bagus, seperti milik para bangsawan…!” Celetuk pekatik warung itu ketika menerima kuda-kuda Ki Juru Martani, Sultan Hadiwijaya dan Ki Pemanahan.
“Kuda-kuda ini memang pesanan dari Bupati Keling yang kami antarkan…..!” Dalih Ki Pemanahan agar tidak berkepanjangan dan curiga tentang mereka bertiga.
“Semuanya teji…..! Belum pernah aku merawat kuda-kuda sebagus ini. Dan sekarang tiga sekaligus…..!” Seloroh pekatik warung itu.
Empat orang berwajah sangar yang sedang menambatkan kuda-kuda mereka juga tertarik dengan kuda-kuda yang baru datang itu.
“Heeem……, nanti bisa kita tukar dengan kuda-kuda kita…..! Marilah kita makan dahulu. Kita harus keluar dari warung lebih dahulu dari ketiga orang itu…..!” Berbisik salah seorang dari orang-orang berwajah sangar.
………………..
Bersambung………….
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *