Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#317

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(317)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Ki Pemanahan kemudian menjawab; “Tidak apa-apa, itu sudah termasuk untuk mengganti sendok dan garpu yang dipakai kakangku itu…..! Lagi pula, warungmu juga terganggu dengan peristiwa ini…..!”
“Tetapi bukan salah Raden…..! Kami yang seharusnya berterimakasih…..!” Dalih Mbok Bakul.
“Sudahlah Mbok, terimalah…..! Kami akan segera pergi…..!” Berkata Ki Pemanahan.

Ki Juru Martani, Ki Pemanahan dan Sultan Hadiwijaya segera meninggalkan warung di luar kotaraja Pati. Mereka akan segera menuju ke Hutan Danaraja untuk menemui Kanjeng Ratu Kalinyamat. Sejak dahulu ketika mengantar Kanjeng Ratu Kalinyamat ke hutan itu, Sultan Hadiwijaya belum pernah mengunjunginya lagi.
Mereka memang harus mengitari gunung Muria dari sisi selatan, sisi timur dan kemudian belok ke barat lagi. Jaraknya memang lebih jauh bila dibandingkan dengan lewat Jepara. Namun bagi mereka sebagai para pengembara tidak menjadi masalah. Dengan kuda-kuda yang tegar, perjalanan pasti lancar.
Ki Pemanahan-lah yang sebagai penunjuk jalan. Ia pada masa mudanya pernah berkelana sampai Keling bersama Ki Panjawi.
Jalanan pasti belum berubah banyak dengan ketika ia masih mengembara pada masa mudanya. Mungkin jalanan sedikit bertambah ramai.
“Nanti kita melewati Pasar Trangkil, agak jauh setelah pasar, nanti juga ada warung yang komplit. Kita beristirahat bisa di sana….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Sebaiknya kita tidak mampir warung pada saat orang-orang juga ingin makan siang. Maksudnya pada saat warung sepi, untuk menghindari kejadian seperti tadi pagi…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Baiklah, aku setuju…..! Jika demikian, kita beristirahat di Karangwage saja….!” Sahut Ki Pemanahan.
Jalanan memang sedikit lebih ramai dibanding dengan ketika Ki Pemanahan bersama Ki Penjawi mengembara.
Mereka yang berpapasan selalu saja memperhatikan kuda-kuda mereka yang memang jauh lebih besar dari kuda kebanyakan. Namun yang pasti mereka bukan perampok seperti yang terjadi sebelumnya.
Ketika mereka lewat di depan pasar Trangkil yang masih ramai, hampir semua yang melihat ternganga menyaksikan kuda-kuda yang besar dan bagus. Namun demikian, mereka bertiga tetap berlalu.
Jalan itu memang menghubungkan dua wilayah yang cukup maju, yakni kadipaten Pati dan kademangan Keling.
Konon, Keling pada zaman dahulu jauh sebelum zaman Majapahit merupakan kerajaan yang cukup kuat, namun saat ini hanya sebagai sebuah kademangan, bagian dari kadipaten Jepara. Demikian juga hutan Danaraja itu juga merupakan bagian dari kadipaten Jepara.

Mereka kemudian mampir di sebuah warung yang tidak terlalu besar di Karangwage. Warung yang kebetulan sedang sepi. Mereka pun jajan apa perlunya saja dan segera meninggalkan warung itu. Meskipun demikian, Mbok Bakul dan suaminya serta pembantunya ternganga juga menyaksikan kuda-kuda yang sangat bagus.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan. Mungkin sekali akan sampai di tempat pertapaan Kanjeng Ratu Kalinyamat sudah lewat petang hari. Jika demikian, mereka akan menginap di pertapaan Alas Danaraja itu.
Mereka masih harus melewati Tayu, sebuah kademangan yang cukup maju. Pasar Tayu pun lebih ramai dibanding dengan Pasar Trangkil.
Mereka berkuda tidak terlalu kencang. Jika terlalu kencang pasti akan menarik perhatian. Demikian juga ketika melewati pasar Tayu, mereka sedikit mengekang kuda-kudanya agar tidak menarik perhatian. Namun demikian, mereka terus berlalu.
“Di depan sana ada pasar lagi, tetapi sore hari seperti ini pasti sepi, pasar Ngablak namanya…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Kita tidak perlu lagi berhenti di perjalanan…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Baiklah…..!” Jawab Ki Pemanahan singkat.
Seperti yang diperkirakan, pasar Ngablak telah sepi saat itu. Dan mereka pun terus berlalu.
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di persimpangan. Jika terus sedikit serong ke kiri, mereka akan menuju ke Keling, jika belok kanan akan menuju ke pertapaan Kanjeng Ratu Kalinyamat.
…………………
Bersambung……….
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *