Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(320)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Kanjeng Ratu Kalinyamat terhenyak mendengar salam dari Sultan Hadiwijaya adik iparnya.
“Oooh….., Dimas Sultan…..! Tersanjung hati ini menerima sembah bakti dari seorang sultan……!” Jawab Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Hadiwijaya adalah adik yang harus selalu berbakti kepada seorang kakak, Kangmbok Ratu…..!” Jawab Sultan Hadiwijaya dengan sopan.
“Heeem….., itulah bedanya seorang sultan yang berbudi luhur dengan seseorang yang mengaku sultan tetapi dikuasai dendam…..!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat yang mulai mengarah ke Harya Penangsang.
“Hadiwijaya juga telah mengalami menjadi sasaran dendam, Kangmbok….!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Heee….., nanti harus kau ceritakan….! Tetapi di mana Kakang Juru Martani dan Kakang Pemanahan, kok tidak terdengar masuk ke dalam goa….?” Bertanya Kanjeng Ratu Kalinyamat yang telah mengetahui dari laporan Semangkin.
“Sesungguhnya Hadiwijaya baru akan mohon izin kepada Kangmbok bagi Kakang Juru Martani dan Kakang Pemanahan untuk menghadap….!” Jawab Sultan Hadiwijaya.
“Heee….! Tidak sepantasnya Kakang Juru Martani dan Kakang Pemanahan itu menghadap. Akulah yang harus menghaturkan sembah bakti kepada beliau…..!” Dalih Kanjeng Ratu Kalinyamat merendah.
“Silakan beliau masuk…..!” Pinta Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Setelah Kanjeng Ratu Kalinyamat mendengar langkah masuk dua orang, ia kemudian mendahului menyampaikan salam kepada Ki Juru Martani dan Ki Pamanahan.
“Selamat datang Kakang Juru dan Kakang Pemanahan, Kalinyamat merasa terhormat menerima kunjungan Kakang sekalian……!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Kamilah orang-orang tua yang tak tahu diri berani mengganggu tapa brata Kanjeng Ratu…..!” Jawab Ki Juru Martani merendah pula.
“Demikianlah ciri-ciri para siswa Ki Ageng Sela yang rendah hati dan berbudi luhur…..!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Kemudian Kanjeng Ratu Kalinyamat melanjutkan; “Sebaiknya perbincangan kita lanjutkan nanti, para tamu kami yang terhormat ini harus dijamu sekedarnya dahulu…..! Dan sebelumnya Kalinyamat juga mohon maaf karena tidak bisa menemui secara langsung…!”
“Kami memahami, Kangmbok Ratu…..!” Sultan Hadiwijaya yang menjawab.
Mereka, Sultan Hadiwijaya, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan kemudian dijamu oleh para inang yang telah menyediakan. Namun demikian, Kanjeng Ratu Kalinyamat tidak bisa menemani para tamunya. Sajian yang sederhana, namun para tamu merasa nikmat yang berbeda dengan jajanan yang mereka santap dalam perjalanan.
Botok manding dengan kelapa muda dibumbui gereh petek terasa nikmat. Para inang memang menyimpan beras yang dibawa oleh Pangeran Timur. Beras yang ada dimasak tidak mesti sebulan sekali. Kebetulan saat itu masih ada persediaan.
Para inang merasa senang karena mengetahui para tamunya dengan lahap menikmati sajian mereka.
Setelah beristirahat sejenak, mereka kemudian kembali menemui Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Ceritakan apa yang terjadi di luar sana, Dimas Sultan…..!” Pinta Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Sultan Hadiwijaya kemudian menceritakan bagaimana Jipang telah menghimpun pasukan yang besar untuk menyerang Pajang. Namun demikian Pajang juga tidak tinggal diam, para adipati dari selatan dan barat telah bersepakat untuk bergabung dengan Pajang.
Sultan Hadiwijaya juga menceritakan bagaimana para soreng utusan Harya Penangsang telah mencoba membunuhnya sampai masuk ke bangsal tempat tidurnya. Namun para soreng yang berjumlah empat orang itu gagal melaksanakan tugasnya. Bahkan mereka semua berhasil diringkus.
“Oooh…..! Sudah sedemikian jauh dendam Penangsang kepada trah Trenggana…..! Bahkan para putra mantu pun menjadi sasaran dendam…..!” Keluh Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Bukan hanya itu, Kangmbok Ratu. Kami ini baru saja dari menghadap Kanjeng Sunan Kudus atas perintah beliau Kanjeng Sunan. Tetapi yang kami dapatkan di Kudus sungguh sangat menyakitkan……!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
…………….
Bersambung………..
(@SUN)