Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(321)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Kanjeng Ratu Kalinyamat dari balik tirai menjawab; “Apa yang terjadi, Dimas Sultan…..?”
Sultan Hadiwijaya kemudian menceritakan apa yang telah terjadi di Kudus. Walau ketika peristiwa itu terjadi, Sultan Hadiwijaya belum menyadari sepenuhnya akan jebakan licik yang dilakukan oleh Harya Penangsang yang tentu saja mendapat dukungan dari Sunan Kudus. Namun setelah berbincang dengan Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan, Sultan Hadiwijaya yakin akan kelicikan dari Harya Penangsang.
“Hampir saja terjadi perang tanding di dalam sanggar olah kanuragan di Kudus……! Beruntungnya Harya Penangsang seperti orang bingung sehingga keris Setan Kober disarungkan di warangkanya….!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Hyang Maha Agung masih melindungi Dimas Sultan…..!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat dari balik tirai getepe daun kelapa kering.
“Ya benar Kangmbok…..! Hyang Maha Agung masih melindungi kami…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Kemudian Sultan Hadiwijaya melanjutkan; “Tetapi sepertinya perang besar tak bisa dielakkan. Dendam Harya Penangsang sepertinya tak akan pernah padam…..! Kami berkunjung ke Danaraja ini untuk mohon restu dari Kangmbok Ratu. Semoga tapa brata Kangmbok yang sangat berat ini didengar oleh Hyang Widi…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Harapanku memang demikian, Dimas. Tidak hanya doa restu, namun pasukan yang ada di Jepara dan di Keling ini bisa untuk menambah pasukan Panjang. Juga pasukan Demak Bintara dan yang ada di bandar Semarang juga bisa ikut memperkuat pasukan Pajang. Nanti akan aku berikan cincin tanda kuasa penguasa Jepara untuk meyakinkan Ki Demang Keling dan untuk Senopati Jepara. Demikian juga untuk Dimas Pangeran Timur di Demak Bintara……! Bahkan, Pati, Rembang dan Lasem bisa dilibatkan pula…….!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Baik Kangmbok, terimakasih. Tentu sangat berarti bagi pasukan Pajang….!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Aku akan menegaskan janjiku beberapa waktu yang lalu, bahwa jika Harya Penangsang telah benar-benar tewas, seluruh wilayah yang menjadi hak Kalinyamat mulai Keling, Tayu, Pati, Batangan, Rembang, Lasem dan Padangan Wetan menjadi bagian dari wilayah Pajang. Hanya Jepara saja sebagai tempat tinggalku…..!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Sesungguhnya sudah menjadi kewajiban Hadiwijaya untuk memerangi keangkaramurkaan, Kangmbok…….!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Kanjeng Ratu Kalinyamat kemudian memberikan sebuah cincin yang ada tanda kuasa penguasa Jepara. Dengan cincin itu Sultan Hadiwijaya bisa minta kepada para penguasa yang menjadi bagian dari wilayah Jepara untuk ikut bergabung dengan pasukan Pajang.
Pajang memang memerlukan pasukan yang besar untuk bisa mengimbangi pasukan Demak Jipang yang telah terhimpun pula.
Masih beberapa saat Kanjeng Ratu Kalinyamat berbincang dengan Sultan Hadiwijaya. Sedangkan Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan lebih banyak hanya mendengarkan saja. Namun kedua orang tersebut ikut senang karena kedatangannya ke tempat itu tidak sia-sia. Pasukan yang ditawarkan oleh Kanjeng Ratu Kalinyamat tersebut tentu akan menambah kekuatan pasukan Pajang jika benar-benar harus bertempur melawan pasukan Demak Jipang. Demikian juga janji-janji Kanjeng Ratu Kalinyamat untuk menyerahkan wilayah-wilayah yang menjadi bagian kuasa Jepara kepada kuasa Pajang nantinya. Sebagian besar wilayah pantai utara akan menjadi bagian Kasultanan Pajang nantinya.
Malam itu para tamu priyagung Pajang itu menginap di pondok di luar goa tempat Kanjeng Ratu Kalinyamat tapa brata. Pondok yang sangat sederhana tentunya. Bahkan lebih tepat dikatakan sebuah gubug. Namun bagi mereka tidak masalah. Mereka adalah para pengembara pada masa mudanya.
Setelah matahari terbit, Sultan Hadiwijaya, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan telah minta diri untuk kembali ke Pajang.
“Kami mohon diri, Kangmbok. Pajang tidak boleh terlambat dalam menyiakan Pasukan….!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
………….
Bersambung………..
(@SUN)