Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#333

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(333)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Perjalanan pasukan yang besar itu nanti akan melewati sisi selatan Bengawan. Setelah keluar kotaraja Pajang, nanti akan melewati Balong, Kemiri, Masaran, Nguwer, Pungkruk, Nglorog, Ngrampal, Gandok, Lemah Abang, Tunjungan, Sambungmacan, Mantingan, Kedunggalar, Karangsari kemudian akan belok ke kiri, mereka selanjutnya akan melewati Krandon, Sanggrahan, Watu Jago dan kemudian akan membuat pesanggrahan di Ngraho.
Ki Penjawi yang telah menguasai medan yang akan dilalui. Ia telah sering melewati jalan itu. Jalan yang datar dan beberapa kali melewati sungai yang telah ada jembatan kayu. Pasukan besar itu pasti akan berjalan lancar, baru setelah melewati Karangsari dan Watujago perjalanan akan melewati perbukitan kapur yang gersang. Di Medan ini perjalanan pasukan pasti akan terhambat.
Namun semua itu telah diperhitungkan oleh para petinggi pasukan gabungan Pajang, yakni Ki Juru Martani, Ki Pemanahan dan Ki Penjawi.

Sementara itu, keberangkatan pasukan besar itu tak luput dari pengawasan prajurit sandi Jipang. Dua orang prajurit sandi telah memacu kudanya kembali ke Jipang.
Sultan Harya Penangsang sangat murka setelah mendengar laporan dari prajurit sandi itu.
“Bapa Sunan…..! Sekarang juga pasukan Jipang akan aku perintahkan untuk menyongsong musuh…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang dengan marah.
“Sabaaar……! Kau harus menyelesaikan laku itu terlebih dahulu. Jika kau paksakan, kekuatan dan kemampuanmu baru separuh dari yang seharusnya. Itu artinya, kau soroh pati – menyerahkan nyawa kepada musuh…..!” Berkata Kanjeng Sunan Kudus.
Merah padam wajah Sultan Harya Penangsang yang menahan amarah. Giginya pun gemeretak.
Setelah berhasil menahan gejolak kemarahan, ia kemudian bertanya kepada Kanjeng Sunan Kudus.
“Bagaimana sebaiknya Bapa, agar pasukan Jaka Tingkir itu tertahan sampai Penangsang selesai menjalani laku…..?”
“Paling mungkin dengan mengganggu perjalanan mereka. Namun tentu tidak mungkin mengirim pasukan untuk menghadapi pasukan yang besar itu…..?”
“Bagaimana caranya, Bapa……?” Bertanya Sultan Harya Penangsang yang telah mampu mengatasi amarahnya.
Kanjeng Sunan Kudus kemudian memberi masukan yakni menghambat tibanya pasukan lawan itu dengan cara merusak atau membakar jembatan-jembatan kayu yang akan dilalui.
“Ha ha ha ha……., Penangsang setuju Bapa…..!” Sultan Harya Penangsang bisa tertawa seakan separuh kemenangan sudah di tangan.

Sultan Harya Penangsang segera memanggil Ki Patih Mentahun dan Pangeran Harya Mataram serta beberapa senopati kepercayaannya.
Ia kemudian mengatakan bahwa pasukan Jaka Tingkir telah benar-benar berangkat menuju Demak Jipang.
“Hambat mereka agar tidak segera sampai di Demak Jipang…..! Saran dari Bapa Sunan, dirusak atau dibakar jembatan-jembatan yang akan dilalui oleh pasukan Jaka Tingkir itu…..!” Perintah Sultan Harya Penangsang.

Ki Patih Mentahun dan Pangeran Harya Mataram serta para senopati telah memahami perintah dari Sultan Harya Penangsang tersebut. Mereka kemudian merancang rencana untuk menghambat tibanya pasukan dari Pajang.
Ki Patih Mentahun kemudian memerintahkan beberapa lurah prajurit untuk memimpin beberapa bregada prajurit. Satu bregada prajurit akan merusak satu atau dua jembatan. Rancangan ini harus segera dilakukan agar pasukan Pajang belum sempat menyeberangi jembatan.
Para lurah prajurit itu dengan bersemangat akan segera melaksanakan perintah itu. Para prajurit memang sudah mulai jenuh dengan keadaan karena tidak segera maju ke medan laga.

Para prajurit yang berada di bregada yang dikirim untuk merusak jembatan dengan senang hati menerimanya. Mereka memang sudah bosan karena sudah beberapa pekan tidak mengerjakan apa-apa. Syukur jika jembatan itu masih wilayah bagian dari Pajang. Karena jika demikian, mereka bisa menjarah apa saja di rumah warga yang dilewati.
Mereka akan berangkat dengan berkuda agar cepat dan mudah menghindar jika diketahui oleh musuh.
……………..
Bersambung……………
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *