Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#335

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(335)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Menurut perhitungan mereka, jalur yang akan dilalui adalah lewat Watu Jago, Karangsari, Mantingan dan seterusnya. Karena jalur jalan itu yang paling mungkin dan paling dekat dan jalur jalan itu juga sudah terhitung ramai.
Pada saat prajurit sandi itu dari Pajang kembali ke Jipang, saat itu pasukan Pajang baru sampai di Balong. Dan jika lewat Balong nanti pasti akan lewat Masaran, Lemah Abang dan kemudian Mantingan.
Mereka berlima segera memacu kuda mereka. Namun kemudian mereka membagi diri, dua orang mendahului mereka sedang tiga prajurit di belakang mereka, walau jaraknya tidak terlalu jauh. Dua orang prajurit sandi juga membagi diri. Yang seorang mendahului, yang seorang lagi ikut yang di belakang.
Dua orang yang mendahului itu sambil menghitung dan memperkirakan jembatan mana saja yang akan menjadi sasaran. Mereka akan merusak jembatan dari yang paling jauh dari Jipang dan akan bergerak mundur. Karena jangan sampai mereka sendiri yang terjebak sehingga terhambat jika akan kembali ke Jipang.

Dalam pada itu, prajurit sandi yang sebelumnya berjualan pisau dan perlengkapan lain segera menemui sejawatnya yang menyamar sebagai pelayan di salah satu warung di Watu Jago setelah seluruh prajurit Jipang meninggalkan tempat itu.
“Apa yang telah kau dengar dari mereka?” Bertanya prajurit sandi penjual pisau.
“Dengan jelas aku dengar, mereka akan merusak jembatan-jembatan yang akan dilalui oleh pasukan Pajang…..!” Berkata prajurit sandi yang menyamar sebagai pelayan.
“Kita harus segera memberi kabar kepada para pimpinan pasukan Pajang…..!” Sahut sahabatnya.
“Bahkan aku mendengar bahwa Adipati Harya Penangsang sedang menjalani laku dengan berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Dan sekarang adalah hari yang ke sembilan belas. Pasukan Pajang harus dihambat paling tidak setelah Adipati Harya Penangsang merampungkan puasanya…..!” Lanjut prajurit sandi yang menyamar sebagai pelayan.
“Jika demikian, marilah kita secepatnya mengabarkan kabar yang penting ini…..!” Ajak prajurit sandi yang menyamar sebagai penjual pisau.

Dua orang prajurit sandi Pajang itu segera pergi ke tempat saudaranya yang ia titipi kuda yang tak jauh dari Watu Jago.
Mereka segera memacu kuda-kuda mereka lewat jalan pintas walau melewati pegunungan kapur yang terjal dan jarang dilalui orang. Namun prajurit sandi itu sudah terbiasa melewati jalan itu. Menurut perhitungan mereka, mereka tak akan berjumpa dengan pasukan Jipang yang sebelumnya berhenti di warung di Watu Jago. Menurut perhitungan mereka pula, keduanya akan lebih dahulu sampai dan menjumpai pasukan Pajang.

Setelah sampai di tempat pasukan Pajang yang sedang berjalan mengular yang cukup panjang, mereka segera menemui Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan yang berjalan di paling belakang. Mereka kemudian menceritakan yang diketahui tentang pasukan Jipang yang akan merusak Jembatan dan tentang keadaan Adipati Harya Penangsang yang sedang berpuasa.
Ki Juru Martani terkejut, namun juga berterimakasih setelah mendengar kabar dari dua orang prajurit sandi yang mengawasi jalan yang akan dilalui oleh pasukan yang besar itu. Itu adalah kabar yang sangat penting bagi pasukan secara keseluruhan. Jika pasukan Jipang benar-benar berhasil merusak banyak jembatan yang akan mereka lalui tentu akan sangat terhambat perjalanan pasukan yang besar itu.
“Baiklah prajurit, terimakasih atas keterangan yang kalian sampaikan. Kabar ini sangat berarti bagi kita semua. Sekarang kalian segera kembali ke tugas kalian. Masalah ini menjadi perhatian kami. Kabarkan lagi jika ada perkembangan keadaan……!” Berkata Ki Juru Martani.

Sepeninggal dua orang prajurit sandi itu, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan kemudian memanggil Ki Penjawi dan Raden Mas Danang Sutawijaya serta Mas Manca dan Mas Wila.
Mereka membicarakan langkah yang terbaik menanggapi kabar dari dua orang prajurit sandi tadi.
…………..
Bersambung…………..
(@SUN).

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *