Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#354

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(354)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Namun demikian Raden Mas Danang Sutawijaya semakin menggoda Gagak Rimang dengan kuda betinanya. Ia beberapa kali memacu kudanya hilir mudik dari hulu ke hilir sungai Bengawan Sore. Kuda Gagak Rimang semakin tak terkendali.
Sultan Harya Penangsang semakin marah dan mengumpat-umpat. Semakin marah karena tak kunjung melihat Jaka Tingkir muncul di tepian kali Bengawan. Sedangkan yang menggoda dengan kuda betina justru anak muda kemarin sore. Ia belum tahu siapakah anak muda itu. Sultan Harya Penangsang merasa dipermainkan oleh anak muda itu dengan kuda betinanya.

Sementara itu, Ki Patih Mentahun telah tiba di tepian. Ia sangat terkejut melihat Sultan Harya Penangsang telah menyeberang separuh sungai. Ia tentu kesulitan untuk meminta Sultan Harya Penangsang kembali ketepian. Ki Patih Mentahun heran ketika melihat kuda Gagak Rimang sepertinya tidak terkendali. Kuda yang masih di tengah sungai itu kadang menuju ke hulu sungai, namun kadang menuju ke hilir. Ia baru menyadari bahwa ternyata kuda Gagak Rimang tergoda oleh seekor kuda di seberang sungai.
“Ooh…., licik benar orang-orang Pajang. Kuda betina dijadikan umpan….!” Umpat Ki Patih Mentahun.
Ki Patih Mentahun tentu saja tidak membiarkan Sultan Harya Penangsang menyeberang seorang diri.
Di seberang sungai, pasukan kecil Pajang yang melihat kedatangan pasukan Jipang di seberang sungai semakin gaduh menabuh genderang perang dan terompet. Bahkan teriakan menantang mereka membuat merah telinga para prajurit Jipang.
Ki Patih Mentahun melihat pasukan Pajang ternyata hanya kecil. Mungkin pasukan itulah yang telah menjebak pasukan Jipang di Masaran. Dan hanya itulah kekuatan pasukan Pajang.
Ki Patih Mentahun semakin membusung dadanya ketika melihat pasukan gabungan Jipang telah berdatangan. Walau mereka harus menyeberangi sungai, tentu akan mudah menggilas pasukan Pajang yang kecil di seberang sungai itu.
“Ayo kita serbu mereka…..!” Perintah Ki Patih Mentahun.
Ki Patih Mentahun dengan kudanya memimpin di paling depan dari pasukan itu untuk menyeberang.
Ia dan mereka yang sudah mulai menyeberang melihat Sultan Harya Penangsang dengan kuda Gagak Rimang menuju ke arah hulu sungai Bengawan Sore. Jaraknya pun cukup jauh dari pasukan itu menyeberangi sungai.

Pasukan besar yang sudah mulai menyeberang itu tidak ragu untuk menyeberang karena yang mereka lihat di seberang sungai hanyalah pasukan kecil. Sedangkan pasukan Pajang yang kecil itu semakin gaduh memancing pasukan lawan untuk menyeberang.

Sebagian besar dari pasukan gabungan Jipang telah mencebur ke sungai Bengawan. Mereka benar-benar telah terpancing oleh pasukan lawan. Mereka, termasuk para senopati-nya telah mengabaikan peringatan sebelumnya bahwa mereka jangan sampai menyeberangi sungai. Sebaliknya mereka harus bisa memancing musuh yang menyeberang. Namun ketika mereka tahu bahwa Sultan Harya Penangsang telah menyeberang, bahkan telah jauh ke hulu, mereka pun harus menyeberang pula. Mereka juga sudah mendapat perintah dari Ki Patih Mentahun. Bahkan Ki Patih Mentahun telah menyeberang di paling depan. Mereka pun tidak melihat bahaya yang akan mengancam mereka.
Sambil bersorak sorai mereka menyeberangi sungai. Air yang setinggi lutut orang dewasa itu tidak terlalu menghambat mereka. Namun kedalaman airnya tidak merata. Ada yang kurang dari tinggi lutut, namun di tengah sungai ada yang setinggi dada atau lebih.

Para senopati pasukan panah dan pasukan senjata lontar dari Pajang mengetahui keadaan sungai yang telah mereka jajagi sebelumnya. Mereka pun tahu bahwa di bagian tengah sungai itu setinggi dada orang dewasa atau lebih. Mereka memang menunggu pasukan lawan itu sebagian besar telah sampai di bagian sungai yang lebih dalam itu untuk bertindak.
Mereka, para senopati itu telah memerintahkan para prajuritnya untuk bersiaga. Sebentar lagi aba-aba akan dilontarkan. Dan jika aba-aba telah disampaikan, mereka harus segera menghujani musuh dengan anak panah dan senjata lontar yang lain.
…………..
Bersambung……….
(@SUN)

Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *