Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(379)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Ki Duplak merasa disepelekan oleh anak muda yang rambutnya awut-awutan itu. Tanpa menjawab ia ingin menghajar anak yang tak tahu diri. Ia ingin menunjukkan kepada seluruh penghuni pasar itu bahwa ia adalah seorang yang pilih tanding sakti mandraguna. Ia adalah adik seperguruan dari Dadung Awuk. Ia kini pasti telah jauh melebihi ilmu Dadung Awuk saat itu.
“Wuuust….!” Tendangan dengan kekuatan penuh tiba-tiba di arahkan ke dada anak muda yang ada dalam jangkauannya.
“Wuooohc…..!” Hampir berbarengan para penonton yang merubung arena kecil itu berseru.
Semula mereka yakin bahwa anak muda yang tak tahu diri itu akan langsung terkapar terkena tendangan kaki Ki Duplak.
Namun yang terjadi membuat mereka tercengang. Anak muda itu hanya mencondongkan sedikit tubuhnya ke belakang. Kaki kekar Ki Duplak melayang sejengkal dari dada anak muda itu.
Tubuh Ki Duplak pun berputar lebih setengah lingkaran karena terbawa oleh kekuatannya sendiri. Hampir saja ia tersungkur di hadapan banyak para penonton. Ia marah bukan kepalang. Ia tidak menganggap bahwa anak muda itu berilmu tinggi. Itu hanyalah sebuah kejadian yang kebetulan saja. Kebetulan anak muda itu mencondongkan tubuhnya kebelakang, dan karena ia sendiri tidak memperhitungkan hal itu akan terjadi. Namun jika ia benar-benar telah mengerahkan ilmunya tentu berbeda akibatnya.
“Keparat…..! Kau membuat aku marah….!” Umpat Ki Duplak.
“Hajar saja Kang anak itu dan dibuat pangewan- ewan di pasar ini…..!” Teriak salah seorang penonton.
“Akan aku lempar jasad anak ini di kali Opak….!” Sahut Ki Duplak.
“Arenaku juga bubar ingin melihat perkelahian ini Kang…..!” Kata orang itu.
Ia adalah salah satu adik seperguruan Dadung Awuk yang juga membuka arena judi di belakang pasar. Tetapi karena mendengar ribut-ribut, arena judi itu bubar untuk melihat perkelahian.
Tiba-tiba Ki Duplak kembali melayangkan tendangan kaki ke arah dada anak muda yang berdiri termangu mendengar pembicaraan dua orang bandar judi. Ia seakan tidak memperhatikan tendangan Ki Duplak yang tiba-tiba melayang.
Anak muda yang tak lain adalah Raden Mas Danang Sutawijaya itu tidak mengelak dan tidak beranjak dari tempatnya berdiri.
“Auuuoch…..!” Para penonton berseru karena melihat hantaman kaki Ki Duplak tidak dapat dihindari oleh anak muda yang rambutnya awut-awutan itu.
Namun anak muda itu tidak tersungkur, ia tetap berdiri kokoh di tempatnya. Yang mengumpat justru Ki Duplak sambil menahan rasa sakit.
“Bangsat keparaaat…..!” Umpat Ki Duplak sambil terpincang-pincang mundur.
Yang terjadi adalah, tendangan kaki Ki Duplak tidak dihindari oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Ia hanya menangkis tendangan itu dengan ujung siku. Ujung siku seorang putra Sultan yang sakti mandraguna. Siku itu bagai ujung joran pacul galih glugu pilihan. Ki Duplak-lah yang kesakitan. Ia tak segera bisa kembali melancarkan serangan kepada anak muda itu karena kakinya yang amat sakit.
Namun yang tidak diduga-duga, dari arah belakang Raden Mas Danang Sutawijaya berdiri, bandar judi yang tadi berbincang melancarkan serangan ke arah kepala belakang Raden Mas Danang Sutawijaya yang sedang berdiri.
Para penonton tanpa disadari berteriak; “Awaaas…..!”
Namun sesungguhnya, naluri Raden Mas Danang Sutawijaya telah menyadari bahwa ada bahaya dari arah belakang. Ia kemudian sedikit membungkuk. Ia kemudian mengayunkan sikunya ke arah belakang. Dan kali ini, siku yang sama yang baru saja menghantam kaki Ki Duplak, kini menghantam lambung kawannya.
Akibat yang terjadi lebih dari yang dialami oleh Ki Duplak. Orang itu langsung terjengkang. Ia memegang lambungnya yang sakit tak tertahankan. Bahkan ia kemudian menggelepar di tanah depan pasar menjadi tontonan banyak orang. Sedangkan Raden Mas Danang Sutawijaya masih tetap berdiri kokoh tak beranjak dari tempatnya.
Mereka yang menonton pun tak menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Seakan dua kejadian itu hanya kebetulan belaka.
…………..
Bersambung……….
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.