Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#380

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(380)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Namun demikian, dua orang yang sebelumnya telah dikalahkan oleh Ki Duplak bisa mengerti apa yang terjadi. Ia meyakini bahwa anak muda itu adalah anak muda yang berilmu tinggi. Pasti jauh lebih tinggi dari Ki Duplak. Ia hanya bergerak dengan amat sederhana, namun bisa menghindari tendangan Ki Duplak, bahkan balik menyerangnya. Dan serangan itu pun sangat sederhana, hanya dengan ujung siku. Jika anak itu tidak berilmu sangat tinggi mustahil bisa melakukannya. Kejadian berikutnya pun tak kalah membuat kagum dua orang yang telah dikalahkan oleh Ki Duplak. Teman Ki Duplak yang di kalangan mereka dipanggil Ki Duplong menyerang dari belakang. Dan sasaran serangan adalah kepala bagian belakang. Jika serangan itu mengenai sasaran, korbannya pasti tak akan mampu bertahan untuk tetap hidup. Namun yang diserang adalah anak muda yang rambutnya awut-awutan. Lagi-lagi dengan gerakan amat sederhana, ia hanya membungkukkan badan dan kepalanya, serangan Ki Duplong pun tak mengenai sasaran. Yang membuat dua orang itu sangat kagum adalah, dalam waktu yang bersamaan, anak muda itu melakukan serangan balik dengan sikunya pula. Siku yang tepat menyodok lambung lawan yang menyerang dari belakang.
“Dia pasti seorang bangsawan yang sakti mandraguna, Kang…..!” Bisik salah seorang yang sebelumnya dikalahkan oleh Ki Duplak.
“Benar…..! Lihatlah tubuhnya yang kekar berisi. Kulit kusamnya itu sepertinya juga polesan….!” Sahut kawannya.
“Wajahnya pun tampan…..!” Berkata yang lain.

Ki Duplak yang masih belum yakin bahwa anak itu berilmu tinggi tak mau dipermalukan di depan orang banyak. Karena orang-orang yang berdatangan di depan pasar itu semakin banyak pula.
Tiba-tiba ia mencabut pisau belati yang terselip di pinggangnya. Sebuah kesempatan yang sangat baik, karena anak muda itu tidak sedang memperhatikannya. Ia sedang memperhatikan Duplong kawannya yang mengerang kesakitan.
Secepat kilat ia melontarkan pisau belati ke arah anak muda itu.
Lagi-lagi para penonton tanpa dikomando berteriak hampir serempak; “Awaaaas…..!”
Semua orang terbelalak, tak percaya dengan yang mereka lihat.
Anak muda itu dengan gerakan yang amat sederhana telah menangkap pisau belati yang mengarah ke punggungnya. Pisau belati telah di genggaman tangan anak muda yang tak lain adalah Raden Mas Danang Sutawijaya. Yang membuat semua orang takjub adalah pisau itu ditangkap di bilah yang tajam, bukan tangkainya. Dan sepertinya anak muda itu tidak terluka sama sekali.
Belum hilang kekaguman mereka dengan yang mereka saksikan. Tiba-tiba mereka terkesiap. Anak muda itu dengan gerakan sederhana telah melemparkan balik pisau belati itu ke arah pemiliknya. Ki Duplak yang masih ternganga menyaksikan pisau miliknya di tangan lawan tak sempat menghindar atau pun menangkis.
“Buuuk…..!” Pangkal tangkai pisau belati menghantam lambung Ki Duplak.
“Auuuch….!” Ki Duplak pun sempoyongan jatuh terduduk di halaman pasar.
Ia pun menahan mual yang tak terkira.
Raden Mas Danang Sutawijaya memang sengaja melemparkan pisau itu secara terbalik. Bukan ujung belati yang mengarah ke lambungnya, tetapi tangkainya. Jika yang meluncur itu ujung pisau belati, tentu lambung Ki Duplak akan tembus sampai gigir.

Raden Mas Danang Sutawijaya masih kokoh berdiri di tempatnya ketika tiba-tiba ada seseorang yang mendekat sambil menghaturkan sembah bakti.
“Sembah bakti kami haturkan, Gusti Pangeran Sutawijaya…..!” Berkata orang itu.
“Heee….! Kau mengenal aku…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya heran.
“Tentu saja mengenal, Gusti Pangeran. Hamba adalah salah satu prajurit yang ikut berperang ke Jipang. Hamba adalah bagian dari prajurit Sangkal Putung. Sampai hari ini hamba masih mendapat kesempatan libur. Hamba anak dari Ki Bekel Taji…..!” Berkata orang itu.
“Heeem….., baiklah. Jika demikian, uruslah mereka ini. Aku akan melanjutkan perjalanan. Katakan kepada mereka, suatu saat aku akan singgah di Prambanan ini. Jika orang-orang itu masih membuat keributan akan aku lempar ke kali Opak seperti ancaman mereka…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
…………..
Bersambung……….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *