Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#395

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(395)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Ageng Giring kemudian mengajukan permintaan lagi.
“Adi…., bagaimana kalau anak turun-ku turun ke tiba yang berkesempatan duduk sebagai penguasa tanah ini….?” Berkata Ki Ageng Giring.
Ki Pemanahan tetap diam tak menjawab.
Pertanyaan itu berulang sampai anak turun Ki Ageng Giring yang ke enak, namun Ki Pemanahan tetap tak memberi jawaban.
“Adi……, bagaimana jika anak turun-ku yang ke tujuh yang mendapat kesempatan itu, Adi….?” Pertanyaan Ki Ageng Giring seperti mengiba.
Tiba-tiba Ki Pemanahan tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepala.
Ki Ageng Giring tak perlu jawaban lesan dari Ki Pemanahan. Senyuman dan anggukan kepala itu sudah merupakan jawaban.
“Terimakasih, Adi…..! Aku percaya bahwa itu pada saatnya nanti akan terjadi……!” Berkata Ki Ageng Giring.
Ki Pemanahan menjawab dengan senyuman lagi.
Tiba-tiba Nyi Ageng Giring datang dan kemudian berkata; “Ki….., makan siang telah siap….! Aku nyayur jambal dan nggoreng gereh…..!”
“Ayolah Adi….., kita makan siang bersama…..!” Ajak Ki Ageng Giring.
“Terimakasih……, tentu makan siang yang lezat dengan lauk sayur jambal dan gereh ikan asin yang sudah lama tidak aku nikmati…..!” Berkata Ki Pemanahan.
Mereka berdua kemudian menikmati makan siang bersama, sedangkan Nyi Ageng Giring tetap sibuk di dapur.

Ki Ageng Giring dan Ki Pemanahan kemudian berbincang panjang lebar. Ki Pemanahan-lah yang banyak bercerita tentang pemerintahan Pajang. Ki Ageng Giring lebih banyak bertanya dan mendengarkan cerita dari Ki Pemanahan.
Ki Pemanahan bercerita pula tentang perang Jipang melawan Pajang. Ki Ageng Giring memang pernah mendengar kisah peperangan itu, namun tentu tidak sejelas yang diceritakan oleh Ki Pemanahan. Ki Ageng Giring pun pernah mendengar tentang janji dari Sultan Hadiwijaya untuk menghadiahkan telatah Pati kepada Ki Penjawi, dan itu sudah terjadi. Namun ia belum tahu bagaimana dengan telatah Mentaok yang di hadiahkan kepada Ki Pemanahan.
Namun akhirnya Ki Pemanahan mengatakan tentang kegelisahannya, tentang telatah Mentaok itu.
“Itulah, Kakang…..! Sampai sekarang Kanjeng Sultan tidak pernah menyinggung tentang janji itu. Seakan Kanjeng Sultan ingin melupakannya….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Mengapa bisa demikian….? Yang kita tahu adalah sabda pendita ratu, datan wola-wali…..!” Berkata Ki Ageng Giring. “Mestinya seharusnya demikian, namun itu belum terjadi….!” Berkata Ki Pemanahan. “Apakah memang ada alasan yang kuat sehingga Kanjeng Sultan berbuat seperti itu…..?” Bertanya Ki Ageng Giring. “Menurut yang aku dengar dari Kakang Juru, memang ada alasan dan alasan itu yang membuat Kanjeng Sultan gelisah…..!” Lanjut Ki Pemanahan. “Ooo….., alasan apakah itu…..?” Bertanya Ki Ageng Giring ingin tahu. Ki Pemanahan kemudian menceritakan seperti yang dikatakan oleh Ki Juru Martani. Bahwa Kanjeng Sultan Pajang telah menerima kehadiran Kanjeng Sunan Mrapen. Kanjeng Sunan Mrapen telah menyampaikan _wecan – ramalan bahwa telatah Mentaok yang sekarang masih berupa hutan belantara itu suatu saat nanti akan menjadi sebuah negeri besar yang melampaui kejayaan negeri Pajang.
Namun demikian, tak sedikit para punggawa Kasultanan Pajang yang tidak percaya dengan ramalan itu.
“Menurutku itu ngaya wara – omong kosong bahwa Alas Mentaok akan menjadi sebuah negeri, apalagi akan bisa melampaui Pajang…..!” Berkata salah seorang senopati Pajang saat itu.
“Bahkan tidak sedikit yang ikut mentertawakan ramalan itu…..!” Lanjut Ki Pemanahan.
“Semestinya, Kanjeng Sultan segera menyerahkan telatah Mentaok itu kepada Adi Pemanahan. Perkara wecan Kanjeng Sunan Mrapen itu akan menjadi kenyataan atau tidak itu adalah wewenang Yang di Atas sana…..!” Berkata Ki Ageng Giring sambil menunjuk jarinya ke atas.
“Itulah yang tidak aku mengerti, Kakang….! Oleh karena itu, aku ingin nenepi di Kembanglampir selama empat puluh hari…..!” Berkata Ki Pemanahan.
…………….
Bersambung……….
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *