Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#421

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
421
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Mata batin Ki Tunggulwulung yang telah sepuh itu melihat bahwa para tamunya adalah orang-orang yang berbudi luhur.
“Apakah beliau berdua ini yang dimaksud oleh Kanjeng Prabu Brawijaya saat itu….?” Batin Ki Tunggulwulung. Apalagi yang seorang adalah penguasa telatah Alas Mentaok yang sampai tepian kali Progo ini.
Selagi mereka berbincang, keluarlah Nyi Dakiyah yang juga sudah sepuh dengan membawa nampan minuman.
“Dakiyah ini yang mengajarkan tari cokean kepada warga sekitar ini…..!” Berkata Ki Tunggulwulung sambil menunjuk ke arah Nyi Dakiyah yang sedang menyajikan minuman.
“Mangga dipun unjuk, Den……!” Nyi Dakiyah mempersilahkan.
Nyi Dakiyah memang seorang penari keraton Majapahit pada masa mudanya. Ia tak ingin kepandaiannya menari itu hilang begitu saja. Maka ia mengajarkan menari kepada para gadis warga sekitar dusun Timoho.
Bahkan telah beberapa kali diselenggarakan pentas tari dengan tari tayub sebagai daya tarik utamanya. Pentas itu diselenggarakan setelah selesai masa panen sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pengusa Alam. Warga sekitar menyebutnya sebagai Merti Dusun.
Banyak warga yang dari jauh memerlukan datang ke dusun Timoho untuk menyaksikan pentas tari tayub tersebut.
Ki Tunggulwulung pun sangat berkenan dengan diadakannya merti dusun dengan berbagai pentas pertunjukan itu.
Ki Resa sebagai tetua kampung juga sangat mendukung segala kegiatan merti dusun tersebut.
“Sangat baik seandainya merti dusun ini dilestarikan Ki Resa…..!” Berkata Ki Tunggulwulung pada suatu kesempatan.
“Tentu saja Ki……!” Jawab Ki Resa ketika itu.
Itu kilas balik tentang merti dusun di dusun Timoho.

Kembali ke perbincangan Ki Tunggulwulung dengan tamunya.
Nyi Dakiyah telah kembali ke belakang.
“Adi Purwareja dan Adi Suteja yang ikut mengembangkan dusun ini dan sekitarnya. Tentang cara mereka bertani dan juga diajarkan aneka kerajinan….!” Berkata Ki Tunggulwulung kemudian.
“Ya…., kami sudah menyaksikan warga yang tekun membuat anyaman bambu di sekitar Sendang Beji…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
“Di sekitar dusun ini lebih banyak yang mengerjakan kerajinan anyaman tikar pandan, karena pohon pandan banyak tumbuh di tepi kali Progo ini….!” Lanjut cerita Ki Tunggulwulung.

Karena Ki Tunggulwulung yakin bahwa tamunya bukan bagian dari pasukan Demak Bintara yang memusuhi Majapahit. Bahkan keduanya termasuk trah Majapahit, maka Ki Tunggulwulung tidak ragu untuk menceritakan kisah perjalanannya.
Diceritakan bagaimana ia mohon izin untuk menyelamatkan pusaka-pusaka keraton Majapahit. Dan kemudian terpisah dengan Kanjeng Prabu Brawijaya yang juga jengkar – keluar dari keraton.
“Sampai sekarang pihak keraton, baik Demak sampai Pajang sekarang ini juga belum tahu di mana keberadaan Kanjeng Prabu Brawijaya itu…..!” Sela Ki Pemanahan.
“Oooh….., demikian-kah…..?” Sahut Ki Tunggulwulung yang heran.
Ki Tunggulwulung kemudian melanjutkan kisah pengungsiannya hingga sampai di tempat ini.
“Perjalanan yang sangat jauh, Ki……!” Sela Ki Pemanahan.
“Yaaa…., sangat jauh. Tetapi kami menemukan tempat yang ayem tentrem. Warganya guyub rukun, tak pernah ada tindak kejahatan apapun…..!” Dalih Ki Tunggulwulung.
Ketika mereka sedang berbincang, keluarlah Nyi Tunggulwulung atau yang sering dipanggil Nyi Gadung, dari namanya Nyi Gadung Mlati.
“Selamat datang di gubug kami Kisanak sekalian, saya Nyi Tunggulwulung. Maaf tadi sedang sibuk di dapur, belum sempat menemui Kisanak sekalian. Dan itu hidangan sekedarnya sudah kami siapkan…..!” Berkata Nyi Gadung Mlati.
“Oooh….., terimakasih. Semestinya tak perlu repot-repot Nyi……! Kami adalah pengembara yang sudah terlalu tua….!” Jawab Ki Ageng Giring dengan sedikit kelakar.
“Ketahuilah Nyi…..! Beliau berdua adalah masih saudara kita, trah Majapahit juga…..! Bahkan Adi Pemanahan ini sekarang adalah senopati agung negeri Pajang…..!” Berkata Ki Tunggulwulung.
……………
Bersambung…………..
(@SUN-aryo)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *