Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#420

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
420
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Tunggulwulung berpendapat, lebih baik pusaka-pusaka itu tetap tertanam di dalam tanah daripada jatuh ke tangan orang yang tidak sepantasnya.
Hanya ia sendiri yang tahu tempat ia menanam senjata-senjata itu. Namun ia telah puas karena bisa ikut memajukan warga di sekitar pedukuhan Timoho. Bahkan kini banyak warga yang telah mahir membuat tikar pandan dan berbagai anyaman bambu. Ia puas karena Sendang Beji telah menjadi tempat yang banyak dikunjungi warga. Warga Blumbangan di sekitar Sendang Beji juga dengan tekun dan terampil membuat berbagai kerajinan anyaman bambu. Dahulu sebelum Sendang Beji itu dibenahi, warga sekitar menyebutnya blumbang, sehingga warga sekitarnya disebut warga Blumbangan.

Alkisah, perjalanan Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring telah sampai di Blumbangan. Mereka tertarik dengan banyaknya warga yang mengerjakan pembuatan anyaman bambu di emper-emper rumah. Rupanya warga di sekitar tempat itu telah sedikit lebih maju dari pada dusun-dusun yang mereka lewati.
Mereka berdua tertarik dengan sebuah sendang yang tertata rapi dan airnya jernih. Mereka berdua kemudian beristirahat di bawah pohon nyamplung di tepi sendang itu.
Banyak anak-anak yang sedang mandi di sendang itu. Tak sedikit pula orang tua yang menemani anak-anak mereka. Di siang yang terik itu pasti terasa segar mandi di air yang jernih.
“Permisi Ki….., sepertinya Aki berdua bukan warga di sekitar sendang ini ya…..?” Berkata Ki Purworeja yang kebetulan sedang lewat di sekitar sendang itu. Ki Purworeja sendiri saat itu telah jauh lebih tua dari Ki Ageng Giring dan Ki Pemanahan.
“Benar Ki…..! Kami berdua adalah pengembara yang ingin mengetahui lebarnya Alas Mentaok….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Oooh….., pasti andika sekalian dari kalangan keraton…..!” Tebak Ki Purworeja yang sesungguhnya juga berasal dari kalangan keraton. Jika orang kebanyakan tentu tak akan berbicara tentang panjang lebatnya Alas Mentaok. Dan ia sendiri telah mendengar dari Ki Tunggulwulung bahwa Alas Mentaok telah dihadiahkan oleh Sultan Hadiwijaya kepada Ki Pemanahan.
“Yang aku dengar, batas Alas Mentaok adalah kali Progo. Jika demikian, marilah saya antar ke pondok kami di tepi kali Progo…..!” Tawaran Ki Purworejo. Yang ia yakini kedua orang itu orang yang baik.
Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring melihat ketulusan orang tersebut, sehingga ia tidak berkeberatan untuk menerima tawaran tersebut.

Ki Tunggulwulung bergembira menerima kunjungan dua orang yang mengaku pengembara itu. Namun Ki Tunggulwulung melihat dua orang tamunya tersebut sebagai orang yang baik.
Mereka pun kemudian saling berkabar keselamatan sesuai adat istiadat yang berlaku.
Mereka kemudian saling memperkenalkan diri. Ki Tunggulwulung memperkenalkan diri sebagai Ki Tunggulwulung seperti warga sekitar menyebutnya, walau sesungguhnya itu bukan namanya sendiri yang sesungguhnya.
Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring melihat ketulusan dan kejujuran Ki Tunggulwulung sehingga ia tidak ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.
“Oooh…., jadi tamu saya adalah trah Majapahit pula….! Dan yang saya dengar, Ki Pemanahan adalah yang berhak atas Alas Mentaok ini….!” Berkata Ki Tunggulwulung.
“Demikianlah, Ki…..!” Berkata Ki Pemanahan yang tidak mengatakan bahwa sampai saat itu telatah Mentaok belum diserahkan oleh Kanjeng Sultan sendiri.
Ki Tunggulwulung kemudian bercerita panjang lebar tentang kisah perjalanan hingga mengungsi di dusun Timoho ini. Karena Ki Tunggulwulung telah mendengar bahwa Ki Pemanahan adalah siswa dari Ki Ageng Sela. Dan Ki Ageng Sela berseberangan dengan pemerintahan Demak yang memberontak Majapahit beberapa puluh tahun silam. Dan seandainya ia salah menilai kedua orang tamunya itu pun ia hanya bisa pasrah asal pusaka-pusaka Majapahit tidak jatuh ke tangan yang salah.
Ki Tunggulwulung juga pernah mendengar tentang Ki Ageng Giring dari Sada yang sekarang menjadi tamunya itu. Yang ia dengar, Ki Ageng Giring adalah orang yang berbudi baik.
…………….
Bersambung………
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *