Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#423

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
423
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Pemanahan kemudian menjawab.
“Maaf Ki Tunggulwulung…..! Kami tidak mungkin menenteng pusaka-pusaka itu dalam perjalanan kami. Lagi pula kami belum memiliki tempat yang layak untuk menyimpan pusaka-pusaka itu. Namun pada saatnya nanti kami akan datang kembali. Dan jika yang datang hanya seorang diri, dia adalah Raden Mas Danang Sutawijaya….!”
“Baiklah…..! Aku memahami…..!” Berkata Ki Tunggulwulung.

Namun akhirnya Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring kemudian benar-benar mohon diri. Mereka berpamitan kepada para penghuni pondok itu. Mereka adalah Ki Tunggulwulung, Nyi Tunggulwulung atau Nyi Gadung Mlati, Nyi Dakiyah yang dahulu merupakan penari dan pesinden keraton Majapahit, Ki Purworejo yang pondoknya tak jauh dari pondok Ki Tunggulwulung, demikian juga Ki Suteja yang masih giat menggerakkan warga dalam berbagai kegiatan.
“Mohon pamit, semoga kita sekalian selalu diberi bagas waras dan diluputkan dari segala rintangan dan marabahaya…..!” Berkata Ki Ageng Giring.

Akhirnya Ki Pemanahan benar-benar telah meninggalkan dusun Timoho untuk kembali ke arah Prambanan.
“Apakah kita akan melewati jalan ketika kita datang…..?” Bertanya Ki Ageng Giring.
“Dulu ketika kita muda, pantang untuk melewati jalan semula. Agar bertambah wawasan, kita mesti melewati jalan lain…..!” Jawab Ki Pemanahan.
“Apakah kita akan menyusur kali Progo ke hilir dan akhirnya sampai ke laut…..?” Bertanya Ki Ageng Giring.
“Pernah disinggung oleh Ki Tunggulwulung bahwa tepian kali Progo ke arah laut belum ada jalannya, yang ada adalah hutan belantara. Namun di sisi selatan yang sudah pernah kita dengar ada tanah perdikan yang tak pernah terjamah oleh pemerintahan mana pun, telatah Mangir. Sebaiknya kita tempuh lewat sisi utara saja….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Baiklah jika demikian kita belok ke kiri……!” Berkata Ki Ageng Giring.
“Kita ke arah gunung Merapi. Jika kita melipir di lereng Merapi sisi selatan, kita akan melewati Granting dan kemudian Jatinom. Namun jika lewat sisi barat gunung Merapi kita akan melewati gunung Tidar dan akan semakin jauh…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
“Sebaiknya kita lewat sisi selatan gunung Merapi saja. Aku sudah terlalu lama meninggalkan keraton Pajang. Semoga ada perkembangan yang baik setelah ini…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Baiklah….!” Jawab Ki Ageng Giring.
“Aku juga tidak tahu apakah Mas Danang sudah kembali ke Pajang atau belum……!” Berkata Ki Pemanahan.
“Ya aku setuju bila, Adi tidak terlalu lama meninggalkan keraton. Jangan sampai ada salah paham dari Kanjeng Sultan….!” Ki Ageng Giring berpendapat.
“Semoga pada saat pasewakan agung sasi yang akan datang, aku sudah bisa menghadap….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Sebaiknya memang demikian…..!” Ki Ageng Giring menanggapi.
“Aku berharap Mas Danang juga ingat saat pasewakan agung nanti…..!” Ki Pemanahan berharap.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya telah beberapa pekan di tepian laut selatan. Pantai yang luas itu masih sangat sepi. Jarang ada warga yang sampai di tempat itu. Dengan demikian tidak ada yang tahu apa yang dilakukan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya selama itu.
Malam itu Raden Mas Danang Sutawijaya tahu bahwa saat itu adalah tanggal sepisan. Dan ia ingat bahwa siang menjelang bulan purnama akan diadakan pasewakan agung di keraton Pajang. Ia pun telah berjanji kepada diri sendiri untuk menghadiri pasewakan agung tersebut. Menurut perhitungan Raden Mas Danang Sutawijaya, dalam sepuluh hari perjalanan dari pantai itu akan sampai di kotaraja Pajang. Dan jika ia memaksakan diri, tiga atau empat hari pun bisa sampai.
“Masih ada waktu empat atau lima hari untuk mesu diri di pantai ini…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ia telah menemukan tempat yang baik untuk menjalani laku tapa brata yang tidak biasa dilakukan oleh orang kebanyakan. Malam itu pun Raden Mas Danang Sutawijaya akan melakukan lagi.
…………..
Bersambung…………
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *