Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#431

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
431
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Terdengar bergeremang di dalam pasewakan. Tentu saja mereka memperbincangkan tentang telatah Mentaok yang telah diserahkan kepada Ki Pemanahan. Penyerahan yang telah tertunda beberapa lama. Namun akhirnya diserahkan juga.
“Bangunlah telatah Mentaok itu menjadi tempat yang layak untuk dihuni…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Daulat Kanjeng Sultan….! Atas restu Kanjeng Sultan, Alas Mentaok akan menjadi sebuah negeri…..!” Jawab Ki Pemanahan.
“Tentu saja kami merestui, Kakang Pemanahan…..!” Jawab Kanjeng Sultan.
Namun tanpa diduga, ada seorang bupati dari bang wetan yang juga hadir di pasewakan itu nyeletuk di belakang Raden Mas Danang Surawijaya.
“Itu mustahil…..! Butuh ratusan tahun untuk menjadikan hutan menjadi sebuah negeri…..!” Celetuk seseorang seakan kepada dirinya sendiri.
Dan tanpa diduga pula, Raden Mas Danang Sutawijaya yang mendengar celetukan itu menoleh dan menjawab; “Akan aku buktikan bahwa aku mampu mewujudkannya….! Dengar hee Paman…..! Aku tak akan menginjakkan pasewakan ini sebelum Alas Mentaok menjadi sebuah negeri…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya walau hanya sedikit berbisik kepada orang yang menyindirnya itu.
Namun demikian, Ki Juru Martani yang berada di depan Raden Mas Danang Sutawijaya mendengar perkataan Raden Mas Danang Sutawijaya itu.
“Mas Danang…..! Apa yang kau katakan itu…..? Cabutlah kata-kata itu…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Oooh maaf Uwa Juru….! Danang hanya sekedar menjawab ejekan dari Paman Bupati ini…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya berdalih.
Beruntungnya, Kanjeng Sultan Hadiwijaya dan Ki Pemanahan berada sedikit jauh dari tempat Raden Mas Danang Sutawijaya berada. Dan pada saat itu Kanjeng Sultan Hadiwijaya sedang berbincang dengan Ki Pemanahan, sehingga kecil kemungkinan Kanjeng Sultan Hadiwijaya mendengarnya. Demikian pula dengan Ki Pemanahan.
Dan sesaat kemudian Kanjeng Sultan Hadiwijaya menyerahkan surat kekancingan – surat keputusan kepada Ki Pemanahan.
Dengan tangan sedikit bergetar, Ki Pemanahan menerima surat kekancingan tersebut.
Pasewakan pun hening, seakan ikut larut dengan gejolak perasaan Ki Pemanahan. Karena mereka semua tahu penyerahan itu tertunda begitu lama.
Ki Penjawi-lah yang pertama-tama mengucapkan selamat kepada saudara seperguruan dan juga seperjuangan.
Ki Penjawi sendiri telah beberapa lama menerima bumi Pati dan sampai sekarang sebagai Bupati Pati.
Ki Penjawi selama ini ikut merasakan yang dirasakan oleh Ki Pemanahan. Dan sekarang pun ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Ki Pemanahan pula.
Ia yang seperjuangan dengan Ki Pemanahan, terutama dengan gugurnya Harya Penangsang telah lebih dahulu merasakan kebahagiaan itu.

Namun akhirnya pasewakan agung berakhir pula. Sebelum mereka menuju ke sasana andrawina, mereka memberi salam selamat kepada Ki Pemanahan. Ki Pemanahan menerima ucapan selamat itu dengan jabat tangan yang erat dengan penuh kegembiraan.
Sedangkan Pangeran Timur yang juga menerima tanggungjawab yang baru sebagai bupati Madiun tidak mau menerima ucapan selamat dari mereka yang hadir. Ia justru segera bergegas meninggalkan pasewakan.

Ki Juru Martani segera menemui Raden Mas Danang Sutawijaya yang tadi mengucapkan kata-kata yang tidak pada tempatnya.
“Mas Danang……! Sadarkah kau dengan yang kau ucapkan tadi…..? Apa maksudmu…..? Aku harap itu hanya candaan saja…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Maaf Uwa…., Danang tidak mau disindir seperti itu oleh siapa pun…..!” Raden Mas Danang Sutawijaya berdalih.
“Tetapi harus kau cabut ucapan itu…..!” Pinta Ki Juru Martani.
“Tidak Uwa…..! Itu yang melecut tekat Danang untuk segera mewujudkannya. Danang justru ingin berpamitan kepada Uwa seorang. Besuk pagi Danang akan segera meninggalkan keraton Pajang untuk mewujudkan Alas Mentaok menjadi sebuah negeri….!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Mas Danang……!” Seru Ki Juru Martani keras.
…………….
Bersambung……….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *