Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#483

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(483)
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya mengerahkan ilmunya untuk berloncatan di antara batu-batu di sungai Gajahwong. Namun kadang-kadang menjumpai sulur-sulur tanaman yang menghalangi langkahnya. Pedang di tangan diayunkannya untuk membabat sulur-sulur itu. Kadang pula ditemui tebing yang curam di dua sisi sungai itu. Namun bagi Raden Mas Danang Sutawijaya bukan merupakan halangan yang berat. Bahkan kadang sulur-sulur akar dipergunakan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya berayun di lereng tebing itu. Namun sungai yang berliku itu bukan perjalanan yang pendek untuk sampai di muara sungai. Semakin ke arah selatan, sungai semakin lebar namun datar.
Raden Mas Danang Sutawijaya sedikit terkejut, karena sungai Gajahwong ini bermuara tidak langsung ke laut Kidul. Terjadi tempuran antara sungai Gajahwong dengan sungai Opak. Raden Mas Danang Sutawijaya mengenali tempuran itu karena pernah melewatinya. Dari tempat itu sudah tidak jauh lagi dengan muara sungai Opak dengan laut Kidul.
Kini tak tampak lagi bebatuan untuk berloncatan. Airnya merata dan cukup lebar dan tentu dalam juga.
Dahulu ketika melewati tempat itu untuk sampai di muara, Raden Mas Danang Sutawijaya merangkai tiga batang pisang sebagai getek. Kali ini pun Raden Mas Danang Sutawijaya membuat yang serupa dengan yang dahulu. Dengan bilah kayu, Raden Mas Danang Sutawijaya meluncur di atas getek batang pisang dengan kecepatan sedang.
Ketika sampai di muara, Raden Mas Danang Sutawijaya menepi di sisi kiri.
Gumuk-gumuk pasir tanpa tetumbuhan apapun membentang di tepi pantai itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya baru mengetahui kemudian bahwa pantai itu disebut pantai Parangtritis.
Raden Mas Danang Sutawijaya berjalan biasa melewati gumuk-gumuk pasir tersebut ke arah timur.
Ia akan kembali ke batu karang yang pernah ia kunjungi beberapa waktu yang lalu. Di tempat itu Raden Mas Danang Sutawijaya dahulu duduk bersila menghadap ke laut lepas.

Kali ini Raden Mas Danang Sutawijaya kembali bersikap seperti dahulu yang pernah ia lakukan. Ia datangi lagi batu karang besar yang sebagian terendam air dangkal itu.
Ia pun bersikap seperti dahulu, duduk bersila dengan sikap sopan layaknya orang bertapa dan mengarah ke laut lepas. Semula pandangannya menatap jauh ke cakrawala lautan. Namun semakin lama matanya semakin meredup. Dan kemudian mata Raden Mas Danang Sutawijaya tertutup sama sekali.
Beberapa saat Raden Mas Danang Sutawijaya bersikap seperti itu. Namun kemudian ia mendengar gemuruh air laut yang jauh lebih besar dari deburan ombak sewajarnya.
Raden Mas Danang Sutawijaya sadar, jika ia membuka mata, ia hanya akan melihat laut dan alam sekitarnya itu seperti keadaan semula. Namun ketika ia memejamkan mata dengan memusatkan nalar budinya, ia melihat ombak besar bergulung menuju ke arahnya. Ia pun mendengar gemuruh ombak lautan Kidul itu.
Namun demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya tetap diam tak bergerak.
Sejenak kemudian air laut benar-benar menerjang Raden Mas Danang Sutawijaya yang masih duduk bersila.
Walau Raden Mas Danang Sutawijaya seperti diterjang oleh gelombang air laut, namun ia tidak basah sama sekali.
Gelombang air laut pun segera surut.
Dengan mata batinnya, Raden Mas Danang Sutawijaya melihat sesosok wanita yang cantik jelita.

Raden Mas Danang Sutawijaya seperti terlihat sedang berbincang dengan seseorang. Walau seandainya orang melihat saat itu, Raden Mas Danang Sutawijaya tetap sedang duduk bersila bersamadi.

Tidak kami ceritakan apa yang terjadi selama Raden Mas Danang Sutawijaya duduk bersila bersamadi itu. Namun demikian, ia tetap bertahan duduk bersila dengan sikap samadi untuk beberapa waktu.

Namun, setelah beberapa saat, Raden Mas Danang Sutawijaya seperti melihat kembali gulungan ombak besar yang akan menerjangnya.
………………
Bersambung………….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *