Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(506)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Beberapa saat mereka berbincang.
Dalam perbincangan, Raden Mas Danang Sutawijaya menjadi tahu bahwa utusan Ki Gede Menoreh itu ingin ke Pajang dalam rangka persiapan Pajang untuk menggalang kekuatan yang akan dibawa ke bang wetan. Telatah Menoreh juga ingin terlibat dalam pengiriman pasukan. Mereka ingin meyakinkan kapan dan seberapa bregada prajurit yang diperlukan.
“Seandainya itu segera terjadi, kami dari Menoreh ingin melewati jalan ini, Raden…….!” Berkata salah seorang dari mereka.
“Tentu kami tidak berkeberatan, Paman…….! Biarlah jalan menjagi semakin ramai……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Bisa jadi pasukan dari Bagelen dan pasukan dari Banyumas akan melewati jalan ini pula…..!” Berkata yang lain.
“Kami justru bergembira, Paman. Harapkan kami telatah Mataram ini bisa bersahabat erat dengan kadipaten-kadipaten tetangga…..!” Lanjut Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun akhirnya utusan dari Menoreh tesebut ingin segera melanjutkan perjalanan.
“Kami mohon dengan sangat, Paman bertiga bisa mampir di Kotagede setelah kembali dari Pajang…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baiklah….! Kami akan mampir ke Kotagede setelah kembali dari Pajang….!” Salah satu utusan itu menyanggupkan diri.
“Semoga perjalanan lancar, Paman…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Akhirnya mereka saling melanjutkan perjalanan. Para utusan dari Menoreh segera melanjutkan perjalanan ke Pajang. Sedangkan Raden Mas Danang Sutawijaya melanjutkan perjalanan ke Berja. Ia senang bisa bertemu dengan utusan dari Menoreh. Terbersit dalam benaknya suatu saat bisa berkunjung ke Menoreh, Bagelen, Banyumas, Kedu, Wanasaba dan juga Tidar.
“Paling tepat adalah saat Mataram meresmikan bangunan-bangunan yang sedang dibangun itu…..! Kami akan mengundang kadipaten-kadipaten itu…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Dengan rencana itu, bertambah tekat dan semangat Raden Mas Danang Sutawijaya untuk segera mewujudkan Kotagede menjadi sebuah permukiman dan pusat pemerintahan.
Tak disadari, laju kuda Raden Mas Danang Sutawijaya menjadi lebih cepat. Ia ingin segera sampai di Berja.
Penjual batu bata dan genteng di Berja yang telah menerima panjar pembelian bergembira dengan kedatangan Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kami telah siap untuk mengangkut batu bata dan genteng, Raden…..!” Berkata penjual itu.
“Terimakasih Paman…..! Jalan pintas telah selesai. Perjalanan gerobak nanti tidak harus memutar jauh…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kapan kami harus mengirim, Raden..?”
“Tentu secepatnya, Paman. Bahkan jika hari ini bisa, saya sangat senang…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baiklah….! Hari ini akan kami kirim…..!”
Jawab penjual batu bata dan genteng itu.
“Jika perjalanan lancar dan ada kesepakatan, kami tentu akan pesan lebih banyak lagi…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Tentu akan kami layani dengan baik, Raden…..!” Penjual itu senang dengan penawaran dari Raden Mas Danang Sutawijaya. Kemudian ia melanjutkan; kami bekerjasama dengan seluruh perajin di pedukuhan Berja ini, Raden….!”
“Itu tentu suatu hal yang baik. Tidak saling berebut rezeki…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
Kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya melanjutkan; “Saya akan berjalan lurus ke barat sampai di pinggir kali Progo….! Jika saya kembali aku harap gerobak-gerobak sudah siap berangkat…..!” Lanjut Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Akan segera kami persiapkan, Raden…!” Kesanggupan dari penjual itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian minta diri untuk menuju ke arah barat. Ke arah barat namun tidak akan menuju ke pertapaan Tunggulwulung.
…………..
Bersambung……….
(@ SUN-aryo).
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.