Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#508

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(508)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Gerobak-gerobak yang penuh muatan batu bata dan genteng. Sapi-sapi yang kekar kuat telah menghela gerobak-gerobak dengan tidak terlalu kencang. Masing-masing gerobak-gerobak ada dua orang. Yang seorang pengendali gerobak yang biasa disebut bajingan. Sedangkan yang seorang sebagai pembantu dalam perjalanan dan tadi yang menaikan muatan dan nanti juga yang akan menurunkan muatan.

Jalan yang datar membuat perjalanan lancar. Beberapa jembatan telah dilalui, namun gerobak-gerobak itu masih mampu melaju dengan lancar.
Namun ketika sampai di jembatan Bedog, jalanan menurun di sisi barat, sedangkan di sisi timur menanjak cukup curam. Raden Mas Danang Sutawijaya ingin mengetahui bagaimana caranya mereka mengatasi masalah tersebut.
Ketika menurun terlihat ada rem kayu penahan roda yang diinjak oleh pembantu bajingan dan dibantu oleh seorang pembantu gerobak lain. Dengan demikian, gerobak tidak melaju turun. Gerobak-gerobak itu satu persatu melaju turun dengan aman.
Raden Mas Danang Sutawijaya juga ingin tahu bagaimana gerobak-gerobak itu bisa melaju naik di tanjakan yang cukup curam itu.
Gerobak-gerobak itu juga disiapkan untuk melaju naik satu persatu. Beberapa orang telah menyiapkan tali dadung.Tali dadung telah diikat di ujung gerobak. Dua ujung dadung ditarik ke depan. Masing-masing ujung dipegang oleh dua orang yang siap menarik. Di samping gerobak kiri kanan masing-masing ada tiga orang yang siap ikut mendorong. Sedangkan di belakang gerobak ada empat orang yang siap ikut mendorong pula.
Raden Mas Danang Sutawijaya kagum dengan kesiapan mereka. Dan masih ada dua orang lagi yang siap dengan kayu pengganjal roda. Mereka berjaga jika gerobak itu harus berhenti di pertengahan tanjakan.

Raden Mas Danang Sutawijaya melihat, gerobak mulai bergerak. Empat orang menarik dari depan, enam orang mendorong dari samping, empat orang mendorong dari belakang, dua orang siap dengan kayu pengganjal. Sungguh sebuah kerjasama yang kompak.
Gerobak pun melaju dengan pelan. Dua ekor sapi pun terlihat bekerja cukup berat.
Raden Mas Danang Sutawijaya tertegun, ketika mereka yang bekerja itu sambil melantunkan aba-aba penyemangat dan agar bisa bersama-sama dalam mendorong dan menarik.
“Holobis kuntul baris…., holobis kuntul bari….., holobis kuntul baris….., holobis kuntul baris…..!” Dengan merdu dan kompak.
Tiba-tiba bajingan pengendali gerobak berteriak; “Ganjaaal…..!”
Dua orang segera memasang ganjal kayu di belakang roda.
Gerobak pun berhenti untuk memberi kesempatan sapi-sapi beristirahat dan para pendorong dan penarik menghela nafas.
Setelah beberapa saat mereka beristirahat, dimulai lagi seperti semula. Gerobak pun kembali melaju pelan.
Namun setelah dua kali beristirahat, akhirnya gerobak pun telah melewati tanjakan dan kemudian berhenti beberapa depa ke depan di jalanan yang datar.
Gerobak yang kedua telah bersiap seperti gerobak yang pertama. Namun kini dengan orang-orang yang berbeda.
Gerobak yang kedua pun melaju seperti gerobak yang pertama.

Demikian berturut-turut tiga belas gerobak telah berhasil melewati jalan yang menurun dan naik yang cukup terjal.
Raden Mas Danang Sutawijaya ikut merasa lega karena perjalanan yang berat telah bisa mereka lalui.
Iring-iringan gerobak kembali melanjutkan kembali melanjutkan perjalanan. Jalanan yang datar dilalui dengan lancar.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya tahu masih ada lagi jalanan yang lebih curam dari jembatan sungai Besok. Di jembatan sungai Winanga libu terjal lagi.
Raden Mas Danang Sutawijaya ingin mengetahui pula bagaimana cara mengatasi jalan yang lebih terjal di jembatan sungai Winanga tersebut.

Persiapan seperti sebelumnya telah dilakukan oleh mereka. Namun Raden Mas Danang Sutawijaya melihat tali dadung yang diikat di depan tidak hanya seutas, tetapi dua utas dadung. Mungkin yang akan menarik dari atas lebih banyak lagi.
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *