Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#517

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(517)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Penjual batu bata dan genteng itu tentu saja senang mendapat pesanan yang banyak. Batu bata itu tidak hanya miliknya sendiri, tetapi juga milik para perajin tetangga-tetangganya. Demikian juga gerobak-gerobak itu juga bukan miliknya sendiri, tetapi milik sahabat-sahabatnya di dusun Berja di tetangga dusun. Demikian juga para tenaga yang menaikkan dan menurunkan muatan adalah tetangganya semua. Dengan demikian, rezeki itu bisa dinikmati oleh banyak orang.
“Baiklah Raden, sekitar tiga pekan lagi akan kami kirim lagi batu bata dan genteng itu…..!” Berkata penjual batu bata dan genteng itu.
“Ini aku bayarkan uang muka secukupnya…..!” Berkata Raden Danang Sutawijaya sambil mengulurkan sejumlah uang.
“Terimakasih Raden…..! Juga untuk ranting-ranting yang kami bawa ini…..!” Berkata penjual batu bata dan genteng.
“Bawalah ranting-ranting itu seberapa pun kalian mampu…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya berpesan; “Jika ada sanak saudara atau siapa pun yang ingin bergabung dengan kami, aku persilahkan. Mataram masih membutuhkan warga banyak warga….!”

Mereka, para banjingan dan para pembantunya segera kembali ke Berja dengan suka cita. Mereka merasa mendapat keberuntungan yang beruntun. Walau hari telah menjelang petang, namun mereka akan melanjutkan perjalanan. Ranting-ranting kering itu tentu tidak seberat batu bata atau genteng. Lagi pula sapi-sapi mereka juga sudah cukup beristirahat dan mendapat komboran – makan dan minum yang cukup. Mereka pun menduga, dengan banyaknya pesanan batu bata dan genteng, tentu akan membangun bangunan yang megah.
“Apakah akan membangun sebuah keraton ya Kang…..?” Berkata salah seorang dari mereka ketika sedang beristirahat.
“Sepertinya memang sebuah keraton, alun-alunnya saja seluas itu, jika bukan untuk keraton untuk apa….?” Jawab yang lainnya.
“Aku teringat pesawat Demas Danang ketika akan pulang tadi. Bahwa Mataram masih membutuhkan banyak warga, maksudnya apa ya Kang…..?” Bertanya yang lain.
“Dugaan saya, kawasan Kotagede itu memang ingin dijadikan sebuah kota gede – kota yang besar…..!” Sahut yang lain.
Dalam perbincangan itu mereka memang lebih banyak mengagumi sosok anak muda yang bernama Raden Mas Danang Sutawijaya. Mereka menjadi tahu banyak tentang anak muda itu ketika berbincang dengan para pekerja pembangunan kawasan itu ketika itu.
“Beliau adalah juga diangkat sebagai putra oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya, jadi tidak mungkin beliau hanya akan membuat rumah biasa. Pasti sebuah keraton…..!” Yang lain masih ingin meyakinkan pendapatnya.
“Lagi pula, beliau memang seorang yang sakti mandraguna. Mungkin kekuatan beliau duapuluh kali dari kekuatan kita…..!” Sahut yang lain.
“Dan beliau sepertinya tidak merasa lelah ketika ikut mendorong gerobak kita…..!” Berkata yang lain.
“Lagi pula orangnya tampan, bersih dan berotot…..!” Sahut yang lain.
“Heee….., aku mendapat cerita dari orang-orang tadi, bahwa pohon-pohon di sana dahulu tidak mau ditebang, angker. Tetapi Raden Mas Danang Sutawijaya itu bisa minta tolong ke penguasa Laut Kidul sehingga para penunggu pohon-pohon itu bisa ditaklukkan. Dan ketika itu, katanya terjadi seperti ada pertempuran, dan terdengar jeritan-jeritan kesakitan……!” Berkata salah seorang dari mereka, seakan dia sendiri melihatnya.
“Tadi juga ada yang bercerita bahwa mereka mendengar suara lampor ketika datang dan pergi……!” Berkata yang lain tak mau kalah.
“Sayangnya aku tidak sempat bertemu dengan Ki Ageng Mataram sendiri……!” Berkata yang lain yang telah mendengar tentang Ki Ageng Mataram namun belum sempat bersua.
“Tadi juga ada yang bercerita tentang Ki Juru Martani yang sesungguhnya adalah pepatih Pajang yang bergelar Ki Patih Mandaraka…..!” Berkata yang lain tak mau kalah.
Mereka seakan kehabisan kata-kata untuk memuji sosok Raden Mas Danang Sutawijaya – entek golek kurang amek.
………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *