Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#523

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(523)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang Sutawijaya sadar, jika ia membuka mata pasti masih di tempat bersila semula. Dan yang tampak adalah lautan luas tak bertepi di malam hari. Namun jika ia memejamkan mata, ia justru bisa melihat wanita cantik di sampingnya. Dan kereta kencana ditarik oleh empat ekor kuda putih yang sangat bagus. Kereta melaju jauh meninggalkan pantai Parangtritis.
“Mainkan anganmu Raden. Kau akan merasakan alam lain yang seperti nyata di alam yang sesungguhnya…..!” Bisik wanita cantik di sampingnya.
Raden Mas Danang Sutawijaya seperti lepas dari badan wadagnya dan masuk ke dunia lain.
Raden Mas Danang Sutawijaya seperti diajak masuk pintu gerbang sebuah istana yang sangat indah. Jauh lebih indah dan megah dibanding istana Demak, Jipang maupun pajang. Hampir semua bangunan berhias ukiran perak yang kemilau indah namun tidak menyilaukan. Di beberapa bagian ukiran perak itu dilapisi prada emas yang sangat indah. Bahkan lantainya pun terbuat dari marmer berwarna keperakan juga.
Suasana istana yang sejuk nyaman, ayem tentrem.
Kini sang putri cantik jelita dan Raden Mas Danang Sutawijaya telah turun dari kereta.
Di sana juga ada wanita- wanita prajurit yang cantik-cantik. Namun ada pula prajurit pria, walau jumlahnya jauh lebih sedikit dari prajurit wanita.
Raden Mas Danang Sutawijaya yang melihat dengan mata batinnya itu, tidak mendengar mereka berbincang. Namun hampir semua memandang kepadanya dan memberi hormat kepada sang pengusaha Laut Kidul.
Raden Mas Danang Sutawijaya merasa digandeng ke sebuah pondok emas yang sangat indah. Dan kemudian masuk ke pondok emas yang sangat indah itu.
Tidak diceritakan apa yang terjadi kemudian di dalam pondok emas itu.
Dua makhluk berlainan jenis. Yang seorang cantik jelita elok rupawan, sedangkan yang seorang pria muda yang tampan berkulit bersih dan berotot kencang.

Sementara itu, di keraton Pajang telah berdatangan utusan dari berbagai kadipaten. Mereka malam itu menginap di tempat-tempat yang telah di sediakan oleh para punggawa kerajaan. Karena pisowanan masih akan berlangsung esok hari. Bahkan utusan dari Cirebon, Indramayu, Pekalongan, Tegal, Brebes, Kendal, Bojanegara, Wonosobo, Bandar Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Keling, Jipang dan tentu saja dari Pati yang dipimpin oleh Adipati Penjawi. Demikian pula yang dari Kedu, Banyumas, Bagelen dan Menoreh telah datang pula.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya memang sedang menghimpun kekuatan yang besar untuk melurug ke bang wetan. Namun yang datang itu baru merupakan utusan, belum pasukan yang sesungguhnya
Baru pada pasewakan esok semua akan dibicarakan. Kadipaten mana akan mengutus berapa bregada prajurit.

Mereka yang dari Banyumas, Bagelen, Kedu dan Menoreh kebetulan menjadi satu di penginapan yang sama. Mereka berbincang tentang berbagai hal. Dari perbincangan itu terlontar tentang Telatah Menoreh, terutama tentang Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kami sempat bertemu dengan Raden Mas Danang Sutawijaya setelah menyeberang sungai Progo…..! Dan kami diminta untuk singgah sepulang dari Pajang ini……!” Berkata utusan dari Menoreh.
“Ha ha ha……, kalau kami justru ikut mendorong gerobak pengangkut batu bata dan genteng……!” Sahut utusan dari Bagelen.
“Tanjakan di sungai Gajahwong memang cukup curam. Dan sebelumnya kami melihat anak muda yang kokoh kuat ikut mendorong batu bata itu…..! Dan kami tertarik untuk ikut membantu. Baru kemudian kami ketahui bahwa anak muda itu adalah Raden Mas Danang Sutawijaya sendiri…..!” Imbuh utusan dari Bagelen yang lain.
“Kami juga diminta untuk singgah di pemukiman Kotagede…..!” Berkata pimpinan rombongan dari Bagelen.
“Sayangnya kami lewat Tidar, sehingga tidak berjumpa dengan Raden Mas Danang Sutawijaya. Besuk jika pulang, kami akan bersama kalian, dan ikut singgah di Mataram……!” Berkata utusan dari Banyumas.
…………….
Bersambung………..
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *