Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#525

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(525)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang Sutawijaya telah tiba di pemukiman Kotagede.
Baru tiga hari ia meninggalkan Kotagede. Namun kemajuan pembangunan sudah sangat nampak. Sekitar delapan ratus orang di kawasan itu semuanya bekerja, tidak ada yang berleha-leha berpangku tangan. Mereka akan malu jika bermalas-malasan, sedangkan yang lain bekerja keras. Mereka bekerja keras karena merasa ikut handarbeni kawasan itu. Setiap keluarga telah dibangunkan rumah masing-masing. Rumah-rumah yang berderet rapi walau rumah-rumah itu masih sederhana. Hampir semua bahannya terdiri dari kayu yang bahannya berlimpah di tempat itu.
Mereka sudah tidak tinggal di barak lagi. Barak itu masih berdiri untuk kegiatan bersama dan untuk dapur umum. Para wanita yang lebih banyak memanfaatkan barak itu. Demikian pula para petinggi Mataram juga sudah dibangunkan tempat tinggal yang layak.
Raden Mas Danang Sutawijaya tidak langsung masuk ke rumah tinggal untuknya, tetapi memilih mengunjungi para pekerja.
“Tolong Raden, apakah pondasi pintu gerbang ini sudah sesuai rangcangan? Apakah nanti berundak seperti dalam gambar ini…..?” Bertanya tukang bangunan yang dipercaya oleh Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Benar Paman…..! Nantinya kuda dan kereta tidak bisa masuk ke halaman pendapa. Cukup sampai di luar pintu gerbang……!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baiklah jika demikian, berarti kami tidak keliru membaca gambar rancangan……!” Berkata pimpinan tukang bangunan.
Bahkan batu bata sudah hampir habis terpasang, karena pondasi pintu gerbang itu juga memakai batu bata.
Bahkan genteng telah habis dipasang di rumah para petinggi.
“Semoga batu bata dan genteng segera datang kembali……!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya teringat bagaimana ia membantu mendorong di jembatan Winanga.
“Jika tidak dibantu nanti pasti berat dan lama….!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya lagi.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian mendatangi Ki Juru Martani yang sedang membantu para tukang kayu di tepi alun-alun.
Ki Juru Martani-lah yang menggaris kayu-kayu itu untuk digergaji. Serta menggaris-garis dengan arang, kayu yang akan disambung. Para tukang kayu yang kagum akan keahlian Ki Juru Martani.
“Ternyata Uwa adalah seorang ahli pertukangan pula……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya ketika sudah dekat dan menyaksikan kerja dari Ki Juru Martani.
“Ini aku pelajari ketika di Sela…..! Eyangmu Ki Ageng Sela juga ahli pertukangan…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Apakah kau baru saja datang, Ngger….?” Ki Juru Martani balik bertanya.
“Sudah beberapa saat tadi, Paman. Danang baru saja melihat pengerjaan pondasi pintu gerbang…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Apakah sudah sesuai dengan rancangan yang kau buat…..?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Sudah Paman, tetapi batu bata dan genteng teryata begitu cepat habis…..!”
Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kita harus bangga, semua dengan cepat dikerjakan. Tidak ada orang-orang yang bermalas-
malasan…..!” Lanjut Ki Juru Martani.
“Pondasi pendapa pun telah digali pula……!” Imbuh Ki Juru Martani.
“Semoga semuanya lancar Paman……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian berbincang tentang banyak hal dengan Ki Juru Martani. Ia lebih banyak minta pertimbangan kepada Uwa-nya itu daripada kepada sang ayah, Ki Ageng Mataram.

Sementara itu, di Siti Hinggil keraton Pajang sedang diadakan pasewakan agung. Semua kadipaten yang diminta untuk mengirim utusan, semuanya sudah datang. Para petinggi negeri dan para senopati Pajang semuanya telah hadir pula. Demikian pula telah hadir Ki Penjawi dari Pati dan adipati Rangga Jumena alias Pangeran Timur dari Madiun.
Namun bagi Kanjeng Sultan Hadiwijaya serasa ada yang kurang. Tanpa kehadiran Danang Sutawijaya, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan terasa belum lengkap.
……………
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *