Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#533

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

(@SUN-aryo)
(533)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Tanpa sungkan dan kecurigaan, utusan dari Menoreh mengatakan bahwa Pajang akan melakukan penyerbuan ke bang wetan. Pajang akan menghimpun kekuatan besar untuk rencana penyerbuan itu.
“Apakah dari Banyumas, Bagelen dan Menoreh juga akan mengirim pasukan besar…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Benar….., kami akan mengirimkan lima bregada prajurit…..!” Jawab utusan dari Banyumas.
“Sedangkan kami dari Menoreh akan mengirimkan sepuluh bregada prajurit…..!” Sambung utusan dari Menoreh.
“Kami yang dari Bagelen akan mengutus delapan bregada prajurit…..!” Imbuh utusan dari Bagelen.
“Jika seluruh kadipaten mengirimkan utusan sebanyak itu tentu akan menjadi kekuatan yang besar…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Ya benar Raden…..!” Sahut mereka hampir berbarengan.
Raden Sutawijaya membayangkan kekuatan besar yang bisa dihimpun oleh Pajang. Dan terbayangkan pula akan terjadi peperangan besar di bang wetan nantinya. Peperangan yang akan lebih besar dari peperangan Pajang melawan Jipang yang pernah ia alami.
Dan jika memikirkan hal itu, Mataram masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kekuatan besar itu.
“Mataram juga harus bisa memiliki pasukan yang kuat…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.

Namun akhirnya mereka benar-benar diajak berkeliling oleh Raden Mas Danang Sutawijaya.
Mula-mula mereka di ajak ke bawah pohon beringin tua di tengah alun-alun.
Di situ Raden Mas Danang Sutawijaya bercerita bahwa dari tempat itu segala rencana pembangunan pemukiman Kotagede di mulai. Di bawah pohon beringin itu pula tekat untuk membangun pemukiman digaungkan.
Di bawah pohon beringin itu pula babat Alas Mentaok di mulai.
Di bawah pohon beringin tua itu pula nama Kotagede dicetuskan.
Di situ pula Ki Pemanahan menyatakan bahwa Alas Mentaok menjadi telatah Mataram.
Di situ pula Ki Pemanahan menyatakan gelarnya sebagai Ki Ageng Mataram.
Mereka, para utusan dari Menoreh, Bagelen dan Banyumas itu tertarik dengan cerita yang diceritakan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya tersebut.
Dari tempat itu mereka bisa melihat ke segala penjuru. Alun-alun yang luas, bahkan lebih luas daripada yang berada di Pajang.

Mereka kemudian diajak melihat pembangunan gapura utama yang tadi sudah sempat mereka lihat. Bangunan yang hampir semuanya terbuat dari batu bata yang tertata rapi.
“Batu bata itu tidak akan dilepa – ditutup, tetapi dibiarkan seperti itu…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Itu lebih bagus dan terlihat keindahannya, Raden…..!” Berkata utusan dari Banyumas.
Para pekerja pun dengan cekatan namun teliti menggarap pembangunan gapura utama itu.

Mereka kemudian diajak menyaksikan pembangunan pendapa utama yang berwujud bangunan joglo. Joglo yang baru setengah jadi. Namun demikian terlihat bahwa joglo itu terlihat besar dan mungkin nantinya akan lebih besar dari pendapa joglo yang ada di keraton Pajang.
“Apakah ini akan menjadi pendapa sebuah keraton…..?” Batin beberapa orang di antara mereka.
Namun kayu-kayu itu bukan kayu jati pilihan, tetapi kayu mahoni yang telah sangat tua yang tak kalah baiknya.

Mereka kemudian diajak berkeliling ke pemukiman yang sebagian besar telah rampung. Rumah-rumah kayu yang tertata rapi. Rumah-rumah yang hampir semuanya telah ditinggali. Namun hampir semuanya kosong karena hampir semuanya pula ikut bekerja mengerjakan berbagai pekerjaan. Semua wanita ikut bekerja di dapur mempersiapkan makanan dan minuman para pekerja. Bahkan remaja dan anak-anak pun ikut membantu pekerjaan apapun yang bisa mereka kerjakan. Tidak ada anak-anak yang bermain-main.
Para utusan itu pun mengelilingi pemukiman yang tertata rapi tersebut. Namun semuanya memang kosong tetapi hampir semua jendela terbuka.
Mereka kagum dengan semangat semua penghuni pemukiman Kotagede tersebut untuk membangun kotanya.
…………..
Bersambung………
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *