Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#539

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

(@SUN-aryo)
(539)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Kanjeng Sultan Hadiwijaya dan Kanjeng Sunan Mrapen masih berbincang di pendapa. Mereka yang menyertai Kanjeng Sunan Mrapen tidak tahu yang diperbincangkan. Namun nampaknya kedua priyagung itu berbincang dengan sungguh-sungguh.
Kanjeng Sunan Mrapen lebih mengkhawatirkan akan korban yang akan berjatuhan. Dan pula, Kanjeng Sunan Mrapen tidak ingin melihat para siswanya itu saling berseteru. Jika mereka saling bermusuhan tentu akan sangat mengganggu dakwah yang disebarkan oleh Kanjeng Sunan Giri tersebut.
“Semuanya lebih tergantung dari para adipati bang wetan, terutama adipati Madura dan adipati Surabaya, Kanjeng…..!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen.
“Ya benar, namun kebesaran hati dari Kanjeng Sultan tentu ikut menentukan tidak terjadinya perang…..!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya hanya mengangguk-angguk memahami apa yang dikatakan oleh Kanjeng Sunan Mrapen.
Setelah beberapa waktu berbincang akhirnya Sunan Mrapen segera mohon diri.
Namun demikian para tamu itu tidak bisa menolak ketika diminta untuk ke panti bojana. Hidangan telah disediakan untuk para tamu.

Kanjeng Sunan Mrapen tidak ingin membuang banyak waktu. Ia dan mereka yang menyertainya tidak ingin langsung pulang ke Giri, tetapi akan langsung ke Surabaya.
“Kita akan langsung ke Surabaya, walau harus berhenti dan menginap beberapa kali. Jangan sampai pasukan yang besar itu tiba lebih dahulu di Surabaya……!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen.
“Baik Kanjeng…..! Kami akan selalu menurut kepada Kanjeng Sunan…..!” Berkata salah satu pengikut Kanjeng Sunan Mrapen.
“Kita harus menghindari iring-iringan pasukan Pajang…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Jika demikian, kita bisa lewat utara, karena iring-iringan pasukan itu akan lewat Madiun…..!” Berkata salah seorang pengikut Kanjeng Sunan Mrapen.

Sementara itu, para prajurit sandi dari Surabaya telah mengabarkan kepada Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama bahwa pasukan Pajang telah bergerak.
‘Pasukan yang sangat besar, Kanjeng. Dan nanti masih akan bergabung pasukan dari Jipang dan pasukan Madiun. Pasukan Madiun sendiri juga merupakan pasukan yang besar pula…..!” Berkata prajurit sandi.
“Baik, aku terima laporanmu…..!” Berkata Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama.

Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama kemudian memanggil para adipati termasuk Raden Pranatu dari Madura dan juga para senopati.
“Menurut laporan prajurit sandi, Panjang telah mengerahkan pasukan yang besar. Dan pasukan Pajang itu nanti akan bergabung dengan pasukan Madiun…..!” Berkata Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama.
“Kita tidak perlu berkecil hati. Prajurit kita adalah para prajurit pilihan…..!” Tanggapan dari Raden Pranatu yang masih muda itu.
Mereka telah bertekad untuk mengadakan perlawanan sampai titik darah penghabisan. Mereka tidak mau tunduk kepada Pajang.
Mereka kemudian bersepakat untuk segera mempersiapkan diri menghadapi pasukan dari Pajang. Dan telah disepakati pula bahwa pasukan bang wetan akan menghadang di perbatasan Lamongan.
Di perbatasan Lamongan ada padang rumput yang luas untuk menjadi tempat medan pertempuran.
Sebagai tuan rumah, pasukan bang wetan yang diperkuat oleh pasukan Lamongan tentu lebih menguasai medan. Dan mereka bisa membuat jebakan-jebakan yang bisa mengurangi jumlah lawan.
“Kita kubur para prajurit Pajang di perbatasan Lamongan…..!” Sesumbar seorang senopati dari Lamongan.

Sementara itu Adipati Rangga Jumena di Madiun juga telah menghimpun pasukan yang besar dan kuat. Pasukan yang akan bergabung dengan pasukan Pajang. Kanjeng Adipati Rangga Jumena juga sudah menerima laporan bahwa pasukan Pajang telah bergerak menuju Madiun. Laporan yang ia terima bahwa pasukan Pajang terdiri lebih dari setatus lima puluh bregada prajurit. Jumlah yang sangat besar.
…………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami d Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *