Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#542

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

(@SUN-aryo)
(542)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Pranatu masih bimbang untuk menerima tawaran dari Kanjeng Sunan Mrapen.
“Apakah ini bukan jebakan dari Sultan Pajang kepada kami, Kanjeng…..!” Bertanya Raden Pranatu kepada Kanjeng Sunan Mrapen.
“Aku yakin, Raden…..! Karena sesungguhnya Kanjeng Sultan pun tidak ingin ada peperangan. Peperangan itu menjadi pilihan terakhir jika tidak ada kemungkinan lain…..!” Jawab Kanjeng Sunan Mrapen.
“Dan kami pun yakin akan mampu mengalahkan pasukan Pajang, karena pasukan dari Madura adalah pasukan pilihan…..!” Dalih Raden Pranatu.
“Semua adipati akan mengatakan hal yang sama. Demikian pula pasukan dari Pajang…..!” Berkata Sunan Mrapen. Kemudian ia melanjutkan;
“Jika yang akan bertempur itu semua adalah para prajurit pilihan, kita bayangan akan terjadi peperangan yang dahsyat. Korban pun akan berjatuhan. Kalian ini semua adalah satu saudara dalam kepercayaan yang aku ajarkan. Tidak sepantasnya kalian saling bunuh. Sehingga syiar membuat bingung kawula yang mulai tertarik…..!”
“Saya mulai memahami, Kanjeng. Tetapi jangan dikaitkan dengan masalah wanita seperti yang ditawarkan oleh Kanjeng Sunan…..!” Jawab Raden Pranatu.
“Tentu saja tidak. Wanita itu hanya sebagai sarana untuk menjalin paseduluran antara Pajang dengan Madura dan juga Pajang dengan Surabaya……!” Lanjut Kanjeng Sunan Mrapen.
“Demikian pula saya, bukan masalah wanita seperti yang disampaikan oleh Kanjeng Sunan tadi, tetapi lebih untuk menghindari jatuhnya korban yang pasti akan sangat banyak….. !” Sahut Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama berdalihBertanya Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama.
“Aku nanti yang akan meyakinkan Kanjeng Adipati Lamongan….!” Berkata Kanjeng Sunan
“Tetapi bagaimana dengan pasukan Lamongan yang sekarang telah berada di padang rumput perbatasan…..?” Bertanya Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama.
“Jika demikian, aku minta lagi untuk dikumpulkan para adipati atau pimpinan kadipaten yang tergabung dalam pasukan ini…..!” Pinta Kanjeng Sunan Mrapen.
“Baik Kanjeng…..!” Jawab Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama.

Di malam itu para pimpinan dari pasukan-pasukan telah berkumpul. Kemudian Kanjeng Sunan sesorah di hadapanmereka.
Panjang lebar Kanjeng Sunan memberikan wejangan. Namun pada intinya agar pasukan gabungan yang besar itu tidak melanjutkan perjalanan ke Lamongan. Disampaikan pula bahwa Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama dan Raden Pranatu telah setuju untuk tidak melanjutkan perjalanan pasukan ke Lamongan. Bahkan telah setuju untuk menarik pasukan untuk kembali ke asal mereka masing-masing.
“Kami tidak takut kepada pasukan Pajang, Kanjeng Sunan…..! Kami menempuh perjalanan jauh untuk membuktikan bahwa kami tidak akan tunduk kepada Pajang…..!” Sela Adipati Panarukan.
“Ini bukan masalah takut atau tidak takut. Setiap prajurit pasti akan mengatakan tidak takut. Tetapi yang kita hindari adalah korban yang tidak perlu. Lagi pula, kalian adalah satu saudara dalam kepercayaan yang saya ajarkan. Kalian tidak selayaknya saling bunuh membunuh…..!” Berkata Kanjeng Sunan Mrapen meyakinkan.
Tidak mudah untuk meyakinkan mereka yang telah memimpin pasukan untuk maju perang dan kemudian untuk membatalkan perang itu. Namun kewibawaan dan bijaksana-nya Kanjeng Sunan Mrapen mampu meyakinkan mereka.
Walau banyak yang kecewa, namun karena Kanjeng Adipati Panji Wiryakrama dan Raden Pranatu akan menarik pasukan, maka mereka ada yang dengan terpaksa akan menarik pasukan pula. Namun demikian, tidak sedikit yang bergembira karena peperangan bisa dicegah. Mengurungkan peperangan bukan karena kalah sebelum maju ke medan laga, namun karena telah memahami nasehat dari Kanjeng Sunan Mrapen.
…………
Bersambung………
(@SUN-aryo)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *