Penerus Trah Prabu Brawijaya- Part#562

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(562)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang Sutawijaya pun teringat pula ketika sering mengajak Raden Mas Benawa berburu di hutan.
Namun hutan di Mentaok jarang ditemui macan loreng. Yang lebih banyak adalah buaya karena banyak rawa dan telaga.
“Aku tak pernah berburu di hutan Alas Mentaok karena sedang membangun pemukiman. Tetapi memang tak pernah aku jumpai macan loreng, kalau macan kumbang yang hitam kelam pernah aku jumpai, tetapi tidak aku tangkap. Di hutan Alas Mentaok yang banyak adalah buaya…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Suatu saat Benawa ingin berkunjung ke Mataram, Kangmas…..!” Berkata Raden Mas Benawa.
“Tentu dengan senang hati aku sambut, Dimas…..! Atau nanti bersama kami ke Mataram…..?” Penawaran dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Maaf Kangmas, kebetulan besuk Benawa harus ke Tawangmangu untuk bertemu dengan seorang guru yang sanggup membimbing Benawa…..!” Dalih Raden Mas Benawa jujur.
“Ya sudahlah….! Di lain waktu aku tunggu kedatangan Dimas Benawa di Mataram…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Semestinya Kangmas menginap. Ksatrian lor pasar belum ada yang menempati. Kangmas dan Uwa Pemanahan bisa singgah di sana…..!” Berkata Raden Mas Benawa.
“Aku harus segera kembali ke Mataram. Pembangunan pemukiman jangan sampai aku tinggalkan terlalu lama…..!” Dalih dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun alasan yang sesungguhnya dari Raden Mas Danang Sutawijaya adalah karena sudah mendekati selapan hari untuk berkunjung ke pantai Laut Kidul. Hari yang telah disepakati oleh Kanjeng Ratu Kidul dengan Raden Mas Danang Sutawijaya adalah setiap selapan hari atau tiga puluh lima hari sekali. Raden Mas Danang Sutawijaya tidak mungkin untuk tidak datang di pantai selatan pada hari dan pasaran yang telah disepakati. Namun hal itu tentu tidak dikatakan kepada Raden Mas Benawa.
Kedua kakak beradik itu masih beberapa saat berbincang. Raden Mas Benawa begitu senang bisa berbincang dengan kakak angkatnya yang ia kagumi dan hormati itu. Sampai saat itu pun Raden Mas Benawa tetap menganggap Raden Mas Danang Sutawijaya adalah kakak sulungnya yang berhak sebagai putra mahkota keraton Pajang.
Namun akhirnya Raden Mas Danang Sutawijaya harus minta diri untuk kembali ke Mataram. Ia sebelumnya telah berpesan kepada sang ayah, Ki Ageng Mataram untuk kembali ke Mataram pada hari itu juga. Ki Ageng Mataram pun paham akan keperluan dari Raden Mas Danang Sutawijaya. Walau di malam hari, mereka berdua akan tetap melanjutkan perjalanan.
Di sore hari itu, Ki Ageng Mataram dan Raden Mas Danang Sutawijaya benar- benar telah mohon diri. Raden Mas Danang Sutawijaya tidak ingin bertemu dengan wanita boyongan dari Jipang yang dahulu sudah seperti isterinya sendiri. Dan tentang wanita itu, Raden Mas Danang Sutawijaya juga tidak menanyakan kepada Raden Mas Benawa.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri mengantar tamunya itu sampai di pintu gerbang istana. Kanjeng Sultan Hadiwijaya memang menaruh hormat kepada saudara seperguruan yang lebih tua itu. Demikian pula Kanjeng Sultan Hadiwijaya tetap menganggap Raden Mas Danang Sutawijaya adalah putranya sendiri.

Kedatangan Ki Pemanahan yang bergelar Ki Ageng Mataram beserta Raden Mas Danang Sutawijaya tak luput dari perhatian para senopati dan para punggawa kerajaan. Mereka tidak tahu apa yang diperbincangkan dengan Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Namun banyak di antara mereka yang tidak senang dengan berdirinya Mataram. Mereka menganggap Mataram adalah ancaman bagi Pajang. Seperti yang pernah diusulkan oleh kawan mereka kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya maupun kepada Ki Penjawi. Tetapi sepertinya Kanjeng Sultan Hadiwijaya maupun Ki Penjawi tidak sejalan dengan mereka.
“Bagaimana jika kita bersepuluh mengejar mereka dan menghabisinya di perjalanan…..?” Usul salah seorang senopati yang masih tidak puas dengan sikap Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
……………….
Bersambung…………..
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo
Berikan like dan komentar.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *