Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#563

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(563)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Beberapa senopati berniat untuk mengejar Ki Ageng Mataram dan Raden Mas Danang Sutawijaya. Mereka yakin akan mampu menghabisi dua orang bapak-anak yang ceritanya mampu membunuh Harya Penangsang itu. Namun seorang senopati sepuh telah mencegahnya.
“Apapun yang terjadi, entah kalian berhasil atau tidak, tetapi Kanjeng Sultan pada akhirnya akan tahu juga. Kalian sendiri tahu akibatnya jika Kanjeng Sultan tidak berkenan……!” Berkata senopati yang telah lebih dari setengah baya itu.
Mereka mengangguk-angguk walau kecewa. Mereka memahami saran dari senopati sepuh tersebut. Dan para senopati muda yang penuh gelora itu mengurungkan niatnya untuk mengejar Ki Ageng Mataram dan Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Sesungguhnya aku ingin membuktikan bahwa Danang Sutawijaya itu tak lebih dari kita-kita ini. Kita sudah gagal membuktikan kemampuan kita di bang wetan yang gagal berperang. Dan kini harus menahan diri untuk membuktikan kemampuan kita…..!” Gerutu seorang senopati muda yang merasa berilmu tinggi.
“Akupun juga demikian, aku ingin adu ilmu dengan Danang yang tak tahu diri itu. Aku sendiri yakin akan mampu menundukkan anak itu satu melawan satu, dengan senjata atau tidak…..!” Sahut seorang senopati berkumis lebat. Namun rencana mereka gagal gara-gara saran dari seorang senopati yang telah lebih dari setengah baya itu.

Sementara itu perjalanan Raden Mas Danang Sutawijaya bersama sang ayah lancar tanpa halangan di perjalanan. Dandanan mereka yang seperti orang kebanyakan itu tidak banyak menarik perhatian. Ketika mereka beristirahat di warung pun juga tidak menarik perhatian dari pengunjung yang lain. Mereka berdua yang justru tertarik dengan perbincangan para pengunjung warung dan pemilik warung dan yang lain. Mereka masih memperbincangkan pasukan dari Menoreh dan dari Bagelen yang singgah di warung itu beberapa hari yang lalu.
“Beruntungnya ada prajurit yang mengabarkan sebelumnya. Hampir seluruh warga di padukuhan Galmas ini ikut menyiapkan hidangan yang dimasak di rumah masing-masing. Kemudian masakan itu di bawa ke sini. Dan semua dibayar sesuai yang seharusnya, tidak digabru ……!” Seloroh pemilik warung.
“Wah mendapat borongan besar- besaran Yu…..!” Sahut pengunjung warung yang lain.
“Kabarnya mereka urung berperang di bang wetan. Tetapi mereka senang…..!” Sahut yang lain.
“Ya pasti senang karena tidak ada korban, baik dari mereka atau pihak lawan….!” Sahut yang lain lagi.
“Kabarnya pula, itu berkat kewibawaan dan bijaksananya Kanjeng Sunan Mrapen….!” Berkata yang lain yang lebih tahu.
“Heee….., konon Kanjeng Sunan Mrapen itu juga yang meramalkan bahwa Mentaok akan menjadi sebuah negeri yang besar……!” Seloroh seorang pengunjung yang lain.
“Konon juga, Kanjeng Sunan Kalijaga juga meramalkan demikian….!” Sahut yang lain.
Ki Ageng Mataram dan Raden Mas Danang Sutawijaya tidak mengira bahwa kabar tentang wecan dari Kanjeng Sunan Mrapen maupun dari Kanjeng Sunan Kalijaga itu sampai juga ke telinga orang kebanyakan. Meskipun bagi Ki Ageng Mataram maupun bagi Raden Mas Danang Sutawijaya hal tersebut tidak menjadi beban. Namun sebaliknya menambah semangat untuk membangun Mataram.
“Apakah para prajurit dari Bagelen dan Menoreh itu ada yang singgah di Mataram atau tidak ya…..?” Berbisik Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Aku kira tidak, karena pasukan itu pasukan yang utuh, tidak bisa sembarang mampir di sembarang tempat…..!” Berkata Ki Ageng Mataram.

Walau saat itu telah gelap, namun Ki Ageng Mataram dan Raden Mas Danang Sutawijaya tetap melanjutkan perjalanan. Perhitungan mereka, sedikit setelah tengah malam, mereka akan sampai di Mataram. Baru di hari berikutnya Raden Mas Danang Sutawijaya harus sudah pergi ke pantai selatan. Ia tidak boleh ingkar dari kesepakatan untuk bertemu dengan penguasa Laut Kidul itu.
………….
Bersambung…………
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo
Berikan like dan komentar.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *