Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#570

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(570)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Raden Mas Danang Sutawijaya juga sempat berpamitan kepada Ni Mas Mirah yang sedang berganti pakaian di pondok mungilnya. Kesempatan yang hanya beberapa saat itu benar-benar dimanfaatkan oleh kedua berlainan jenis yang sedang dilanda asmara itu.
Tak diceritakan apa yang terjadi dalam pondok itu. Namun beberapa saat kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya sudah keluar dari pintu pondok kecil yang indah itu.
“Berhati-hatilah Raden, dan segera kembali. Mirah selalu menanti, Raden……..!” Bisik Ni Mas Mirah di depan pintu.
“Tentu Ni Mas, namun jika waktuku lebih panjang tentu karena penuntasan ilmu yang mesti aku jalani…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya tidak jujur. Raden Mas Danang Sutawijaya tentu tidak mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan seorang wanita cantik jelita di pantai laut selatan.

Ketika hampir semua penghuni kawasan Kotagede sedang membersihkan diri dan kemudian bersiap untuk melanjutkan pekerjaan, Raden Mas Danang Sutawijaya telah berjalan cepat menuju sungai Gajahwong. Ketika telah sampai di tapi sungai, Raden Mas Danang Sutawijaya segera meloncat di bebatuan. Sungai yang airnya tidak deras itu bagi Raden Mas Danang Sutawijaya bagai sebuah jalan raya. Ia telah beberapa kali melewati sungai itu. Dan kini perjalanan Raden Mas Danang Sutawijaya lebih lancar dari sebelumnya. Ranting-ranting dan sulur-sulur tanaman rambat telah ia babat sebelumnya.
Sesekali Raden Mas Danang Sutawijaya berhenti dan duduk di batu besar di tepi kali. Ia melihat ikan-ikan, terutama ikan lele banyak di sungai yang airnya jernih itu. Terlihat beberapa burung bangau mematuk ikan-ikan di sungai itu. Burung-burung itu bagai memanen ikan-ikan dengan mudahnya.
“Tanah ini benar-benar kaya akan bahan untuk menopang kehidupan penghuninya…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya sedikit terkejut ketika melihat biawak yang cukup besar merayap di pinggir sungai. Namun biawak itu tidak merasa terganggu dengan kehadiran seorang anak manusia yang duduk di atas batu itu. Sedangkan Raden Mas Danang Sutawijaya juga tidak mengganggu biawak itu. Dibiarkannya biawak itu masuk ke semak belukar. Raden Mas Danang Sutawijaya njustru tertarik dengan tandan pisang yang sudah mulai suluh. Ia memerlukan makan dan minum untuk tetap menjaga kebugarannya. Jika pisang itu telah masak semua tentu akan menjadi santapan codot atau monyet-monyet.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya tak ingin berlama-lama di tepi sungai itu. Ia kemudian kembali berloncatan di atas batu-batu di tepi sungai itu. Ia seperti telah hafal dengan batu-batu yang sering dilewati itu.
Ketika sampai di tempuran kali Opak dengan kali Gajahwong, Raden Mas Danang Sutawijaya segera menghampiri getek bambu yang ia buat beberapa waktu sebelumnya. Getek itu masih pada tempatnya seperti saat ia tambatkan. Itu artinya tidak ada orang lain yang sampai di tempat itu. Galah bambu untuk satang pun masih pada tempatnya pula.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian menyusuri sungai Opak yang lebar dan airnya tenang menuju ke tepi pantai. Ia sudah hafal di mana ia harus menepi untuk lebih dekat untuk menuju pantai Parangtritis.
Matahari telah jauh condong ke barat ketika Raden Mas Danang Sutawijaya sampai di tepi pantai.
Ia duduk di atas batu karang di tepi pantai itu. Ia tebarkan pandangan ke lautan lepas yang seakan tak bertepi. Ia edarkan pula pandangan ke segala penjuru cakrawala.
Raden Mas Danang Sutawijaya merasa betapa kecilnya seorang anak manusia di banding dengan alam raya ini. Alam raya yang maha luas dan maha besar. Namun semua semua itu tentu lebih besar Sang Pencipta alam semesta ini. Sehebat apapun seseorang, tentu sangat kecil bagi Sang Pencipta. Namun Sang Pencipta telah menyediakan segala kebutuhan hidup bagi seluruh ciptaan-Nya.
Raden Mas Danang Sutawijaya ingin menyaksikan Sang Bagaskara masuk di balik cakrawala di ufuk barat. Sang Mentari itu akan beristirahat setelah sepanjang siang menerangi bumi.
……………
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *