Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(591)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Mereka telah merasakan ketinggian ilmu orang muda yang pakaiannya masih basah kuyup itu. Mereka kemudian juga tahu, ternyata kuda dan perbekalan di punggung kuda tersebut adalah milik pemuda itu. Wajar jika ia marah karena barang miliknya akan mereka curi. Mereka tadi tidak sempat menyadari, apalagi menghindar ketika tiba-tiba tadi tiga butir batu sebesar telur ayam menghantam mereka yang membuat mereka tak berdaya. Jika tidak dilakukan oleh orang yang berilmu tinggi mustahil itu bisa terjadi.
Raden Mas Danang Sutawijaya tidak segera memberi keputusan. Hukuman apa yang selayaknya diberikan kepada mereka. Terlebih mereka dalam perjalanan.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian mengajak orang bertubuh tambun serta orang muda yang tampan dan tenang untuk sedikit menjauh.
“Mari kita bicarakan tentang ketiga orang itu…..!” Pinta Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baik Raden…..!” Jawab dua orang itu hampir berbarengan.
Mereka bertiga kemudian berbincang. Bagaimana sebaiknya mengatasi tiga orang tersebut.
“Sesungguhnya aku ini akan pergi ke Tanah Perdikan Menoreh untuk menghadap Ki Gede Menoreh. Beruntung bertemu kalian di sini…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya setelah berbincang beberapa saat.
“Oooh…..! Pasti akan kecele, karena Ki Gede Menoreh sedang pergi ke Kedu….!” Berkata orang muda yang tambun namun kokoh. Ia adalah putra Ki Demang Sangkalputung yang juga sebagai menantu Ki Gede Menoreh.
“Beruntung kau memberitahukan sekarang dan aku belum terlanjur menyeberang…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Apakah sebaiknya mereka bertiga itu kami bawa ke Jatinom…..? Di sana ada barak pasukan Pajang…..!” Usul dari pemuda tampan.
“Yaaa….., aku tahu di sana ada pasukan tangguh yang dipimpin oleh seorang senopati hebat…..! Bukankah senopati itu kakakmu…..?” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya yang tahu bahwa di Jatinom memang ada pasukan penyangga dari Pajang yang ditempatkan di sisi barat.
Orang muda yang tampan dan berpenampilan tenang itu hanya mengangguk kecil.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian melanjutkan kata-katanya.
“Tetapi kejadian ini tidak terjadi di telatah Pajang, bukan menjadi tanggungjawab pasukan Pajang pula…..!”
Mereka belum menemukan pilihan untuk menangani tiga orang yang akan mencuri kuda tersebut.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian berkata.
“Jika demikian, aku akan ke Kedu, siapa tahu nanti bisa bertemu Ki Gede Menoreh di sana. Ketiga orang itu akan aku bawa ke Tidar…..!”
“Apakah kami boleh menyerertai, Raden…..?” Bertanya pemuda tambun.
“Oooh jangan…..! Kau adalah temanten baru. Dan kalian dalam perjalanan pulang. Pulanglah ke Sangkalputung. Kalian berempat adalah pasangan yang serasi…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya setelah tahu bahwa wanita yang tenang adalah istri dari pemuda tambun itu. Sedangkan wanita yang bermata berbinar adalah adik dari pemuda tambun dan sebagai pacangan pemuda tampan yang berwajah tenang.
“Aku menunggu undangan kalian jika Ki Demang Sangkalputung mantu untuk berikutnya…..!” Seloroh Raden Mas Danang Sutawijaya sambil melirik ke arah pemuda tampan.
Mereka bertiga pun tersenyum.
“Baik Raden……! Pada saatnya kami akan mengundang Raden…..!” Berkata pemuda tambun.
“Ketiga orang itu akan aku urus…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian menceritakan rencananya. Mereka justru ingin ia bawa ke bukit Tidar untuk menemui lawan-lawannya.
“Maksud Raden…..?” Bertanya putra Ki Demang Sangkalputung yang heran dengan rencana Raden Mas Danang Sutawijaya itu.
“Mereka akan aku damaikan dengan caraku…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya tanpa menyebutkan caranya.
“Aku percaya dengan cara Raden itu….!” Berkata pemuda tampan.
“Baiklah…..! Kita terpaksa berpisah di sini tetapi di suatu saat aku ingin berkunjung ke Sangkalputung dan juga ke Jatinom…..!”
………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.