Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#593

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(593)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Para tukang satang dan penumpang perahu masih membicarakan keelokan kejadian yang baru saja mereka saksikan. Mereka tidak mengira bahwa putra Kanjeng Sultan Pajang yang juga putra dari Ki Ageng Mataram sampai di tempat itu. Para tukang satang baru menyadari bahwa tanpa ditolong oleh putra Ki Ageng Mataram tadi, perahu getek dan empat ekor kerbau bisa hanyut di kali Praga.
Mereka yang melihat bagaimana putra Ki Ageng Mataram yang kemudian mereka ketahui bernama Raden Mas Danang Sutawijaya itu melompat dengan galah satang getek bagai terbang.
Mereka masih riuh memperbincangkan, bahkan para penumpang yang akan ke arah sisi barat pun tidak segera naik perahu karena masih ingin mendengar cerita tentang kejadian tadi.
Para tukang satang juga heran, bagaimana Raden Mas Danang Sutawijaya memegang satang tidak canggung. Bahkan terasa dorongannya kuat.
Para calon penumpang yang tadi menunggu di sisi timur juga melihat bagaimana Raden Mas Danang Sutawijaya tadi meloncat dari perahu bagai terbang. Mereka juga melihat bagaimana ia melempar batu ke arah tiga orang yang akan mencuri kudanya. Dan semua lemparan yang tidak dekat itu tepat sasaran.
“Tiga lemparan itu hampir bersamaan. Dan secepat kilat menghantam tiga orang. Kalau bukan orang yang sakti mandraguna tentu tidak akan bisa…..!” Berkata salah seorang dari mereka.
“Pantas saja Raden Mas Danang Sutawijaya itu mampu membunuh Harya Penangsang yang ditelorong dengan tombak Kiai Plered…..!” Berkata yang lain lagi.
Mereka masih berbincang panjang lebar terutama tentang kehebatan Raden Mas Danang Sutawijaya. Namun perbincangan juga diselingi tentang putra Ki Gede Menoreh yang cantik jelita yang merupakan temanten baru.
“Ternyata suaminya yang gendut tadi. Padahal menurut saya lebih cocok dengan yang tampan dan lebih tinggi tadi…..!” Seloroh yang lain.
“Yang tampan tadi itu pasangannya gadis yang matanya kocak berbinar tadi…..!” Sahut yang lain.
“Aku dengar mereka akan ke Sangkalputung. Aku belum pernah mendengar Sangkalputung itu di mana…..!” Berkata yang lain.
“Tadi juga menyebut Jatinom…..! Aku juga belum tahu. Kalau Canganom aku tahu, yaitu ke arah timur dari penyeberangan Ngapak di sisi atas kali Praga ini……!” Berkata yang lain.
Mereka masih berbincang di tepi kali Praga.

Sementara itu, perjalanan empat orang berkuda, dua orang pria dan dua orang wanita telah jauh meninggalkan tepian kali Praga. Mereka juga memperbincangkan tentang sosok Raden Mas Danang Sutawijaya. Dua orang pria tersebut memang pernah bertemu dengan Raden Mas Danang Sutawijaya di Pajang. Namun demikian mereka belum pernah berbincang. Saat itu kedua orang tersebut sebagai utusan dari kademangan Sangkalputung yang akan dikirim ke Demak Jipang. Namun mereka tidak ikut disertakan ke Demak Jipang karena ditugaskan sebagai pasukan cadangan di keraton Pajang. Pasukan cadangan yang mendampingi Kanjeng Sultan Pajang yang setiap saat siap menyusul ke Jipang bersama Kanjeng Sultan Pajang jika diperlukan. Namun pasukan cadangan itu bersama Kanjeng Sultan Pajang tidak perlu menyusul ke Jipang karena Harya Penangsang telah gugur. Namun saat itu, yang dilaporkan kepada Kanjeng Sultan, gugurnya Harya Penangsang karena dikerubut oleh Ki Pemanahan dan Ki Penjawi. Karena memang benar bahwa jika Ki Pemanahan dan Ki Penjawi saat itu tidak membantu Raden Mas Danang Sutawijaya yang telah dicengkeram oleh Harya Penangsang bisa jadi cerita akhirnya bisa berbeda. Raden Mas Danang Sutawijaya pun mengakui jasa dari Ki Penjawi dan Ki Pemanahan yang juga ayahnya itu. Sehingga ia dengan rela dan iklas untuk tidak disertakan dalam laporan kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang sebagai bagian dari yang menewaskan Harya Penangsang. Itu semua sesungguhnya gagasan dari Ki Juru Martani. Jika yang dilaporkan yang membunuh Harya Penangsang adalah Raden Mas Danang Sutawijaya saja, maka hadiah telatah Pati dan telatah hutan Alas Mentaok pasti diurungkan. Karena yang bisa menewaskan Harya Penangsang adalah putranya sendiri.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *