Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#604

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(604)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Rasanya memang pas di pagi hari itu mereka sarapan sega pecel komplit.
Nasinya pulen raja lele, sedangkan pecelnya komplit bumbu kacang. Pecelnya komplit, ada cipir, kembang turi putih, sawi putih, bayam dan tokolan. Bahkan ada rempeyek kedelai hitam.
“Nyi Demang itu memang pinter masak, apapun yang dimasak pasti pas di lidah…..!” Berseloroh Ki Jagabaya.
“Itu artinya Ki Jagabaya sering sarapan di kademangan…..!” Canda orang dari perguruan Kaliangkrik yang memang senang bergurau.
Mereka pun tersenyum dengan gurauan tersebut.
“Ha ha ha ha….., bukan hanya sarapan, tetapi makan siang maupun makan malam…..!” Canda dari Ki Jagabaya.

Setelah mereka beberapa saat berbincang setelah sarapan. Kini tiba saatnya mereka untuk berangkat menuju ke Bukit Tidar. Mereka semua berenam naik kuda. Tiga orang dari perguruan Kaliangkrik dengan dua ekor kuda. Beruntung dua orang di antara mereka bertubuh kecil sehingga tidak memberatkan kuda.
Sesungguhnya, mereka semua memiliki bekal olah kanuragan yang cukup. Orang-orang dari Kaliangkrik adalah anggota perguruan Kaliangkrik yang terpaksa melarikan diri karena digeruduk gerombolan Bukit Tidar yang jumlahnya jauh lebih banyak. Ki Jagabaya adalah penanggung jawab keamanan dan ketertiban kademangan Mungkid juga karena memiliki bekal yang cukup. Demikian pula Ki Demang Mungkid. Seorang Demang juga harus memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk memimpin sebuah kademangan. Sedangkan Raden Mas Danang Sutawijaya sudah banyak bukti akan kelebihan ilmu kanuragan dan jayakasantikan.
Walaupun mereka memiliki bekal yang lebih dari cukup, namun mereka akan memasuki kandang singa yang ganas.
Singa Dangsa pimpinan gerombolan Bukit Tidar keganasannya bagai singa yang sedang marah. Jika ia sudah turun gelanggang, tak ada yang mampu menandinginya. Ia didampingi seorang istri yang tak kalah ganasnya. Jika ia sudah marah tak kalah ganas dan kejamnya dengan sang suami. Meskipun demikian, ia jarang ikut menyerbu perguruan lain. Ia lebih banyak menunggu rumah di Bukit Tidak sehingga kurang begitu dikenal di kalangan luar.
“Yang aku dengar, istri Ki Singa Dangsa tak kalah ganasnya dengan Ki Singa Dangsa sendiri, Raden…..!” Berkata Ki Jagabaya mengingatkan.
“Baiklah Paman, kita datang ke Bukit Tidar bermaksud baik, semoga diterima dengan baik pula…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Tetapi hal yang baik bagi kita belum tentu baik bagi mereka, Raden…..!” Dalih Ki Jagabaya.
“Bisa jadi demikian, oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan bisa menjaga diri…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.

Sementara itu, Ki Singa Dangsa dan sang istri Nyi Singa Dangsa beserta para lurah perguruan Bukit Tidar sedang berbincang. Mereka sedang membicarakan rencana untuk menyerbu ke perguruan Lembah Merapi Merbabu. Alasannya adalah karena salah seorang anggota perguruan Bukit Tidar dikeroyok oleh dua orang dari perguruan Lembah Merapi Merbabu hingga babak belur. Kejadian itu terjadi di pasar Sawangan.
“Kita tidak boleh direndahkan oleh perguruan manapun……! Kita harus menuntut balas terhadap gerombolan itu…..! Besuk pagi kita gerudug ke Lembah itu…..! Kita kerahkan semua kekuatan…..!” Berkata Ki Singa Dangsa dengan marah.
“Aku akan ikut, Kakang…..! Telah lama aku tidak mandi darah lawan…..!” Sela Nyi Singa Dangsa.
“Sekarang ini semua lurah sudah berkumpul Ki. Tinggal menunggu perintah. Bahkan seandainya sekarang berangkat pun kami telah siap……!” Berkata salah seorang pimpinan salah satu kelompok di perguruan Bukit Tidar yang mereka sebut sebagai lurah.
“Ha ha ha ha…..! Jika demikian, nanti malam kita berangkat. Besuk dini hari kita sergap gerombolan itu…..!” Berkata Ki Singa Dangsa.

Namun demikian, jidat Ki Singa Dangsa kemudian berkerut. Ia sebagai seorang yang berilmu tinggi telah mendengar derap kaki kuda yang masih sayup-sayup.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *