Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#613

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(613)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Singa Dangsa tak ingin dihina sedemikian rupa oleh lawannya. Ia segera meloncat menyerang dengan kapak terayun-ayun mengerikan. Jika Ki Singa Dangsa sudah bersenjatakan kapak andalannya itu tak akan ada orang yang mampu menandingi. Orang yang berilmu kebal pun tak akan mampu menahan kapak pusaka milik Ki Singa Dangsa. Ki Singa Dangsa sering menyamakan dirinya dengan tokoh pewayangan yang sakti mandraguna dan bersenjatakan kapak pula, Resi Rama Bargawa yang juga disebut Rama Parasu.

Kapak Ki Singa Dangsa sungguh-sungguh mendesing-desing mengerikan. Raden Mas Danang Sutawijaya selalu berloncatan ke kiri ke kanan dan kadang meloncat mundur.
“Heee…..! Jangan lari-lari kayak anak kecil…..!” Teriak Ki Singa Dangsa.
Namun semua orang yang menyaksikan terkejut bukan kepalang. Ketika ikat kepala di tangan Raden Mas Danang Sutawijaya dipakai untuk menangkis kapak pusaka yang diayunkan oleh Ki Singa Dangsa.
Terdengar seperti dentangan baja beradu.
“Claaaang……!”
Mereka yang menyaksikan tidak habis mengerti, bagaimana mungkin kain ikat kepala itu menjadi seperti lempengan baja. Tak kalah terkejutnya adalah Ki Singa Dangsa sendiri. Hampir saja kapak pusaka terlepas dari tangannya.
“Heeem….. ilmu apakah ini…..?” Batin Ki Singa Dangsa setelah meloncat mundur dan kini berdiri termangu.
Konon, ilmu semacam yang diterapkan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya itu pernah ada dalam cerita pewayangan. Konon pula ilmu itu dikuasai oleh Ki Patih Udawa pepatih negeri Dwarawati yang juga seorang demang, Demang Widarakandang. Tentu laku untuk menguasai ilmu itu tidak ringan. Dan sepertinya juga sudah amat jarang orang yang menguasai ilmu itu.
Mereka yang menyaksikan pun heran dan kagum kepada anak muda yang mengaku dari Mataram tersebut. Ki Demang Mungkid dan Ki Jagabaya dan juga para murid dari Kaliangkrik semakin kagum kepada Raden Mas Danang Sutawijaya.

Kini yang termangu-mangu justru Ki Singa Dangsa. Ia masih ragu untuk menyerang lawannya. Namun harga dirinya di hadapan seluruh anak buahnya mengesampingkan kenyataan itu.
Ki Singa Dangsa kembali menerjang Raden Mas Danang dengan kapak bajanya. Ki Singa Dangsa tidak ingin membenturkan kapaknya dengan ikat kepala di tangan Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya masih berloncatan menghindari serangan kapak dari Ki Singa Dangsa.
Karena Raden Mas Danang Sutawijaya selalu menghindar, ia menjadi yakin bahwa lawannya itu tidak kebal terhadap senjatanya itu.
Namun Ki Singa Dangsa terkejut bukan kepalang, ketika tangkai kapaknya dibelit oleh ikat kepala di tangan Raden Mas Danang Sutawijaya. Dan kemudian terjadi tarik menarik di antara keduanya. Namun Raden Mas Danang Sutawijaya yang mampu mendorong gerobak penuh muatan di tanjakan kali Winanga itu memang jauh lebih kuat dari Ki Singa Dangsa. Ia pun mampu mendorong perahu getek yang menyeberangkan empat ekor kerbau di kali Praga.
Sebuah hentakan kuat membuat Ki Singa Dangsa tak mampu mempertahankan genggaman tangkai tombak.
Kapak pusaka andalan dari Ki Singa Dangsa pun kini telah berpindah tangan. Berpindah tangan ke tangan lawannya.
Wajah Ki Singa Dangsa yang sebelumnya terlihat sangar dan garang, kini tampak pucat pasi.
“A… aku menyerah Den…..!” Berkata Ki Singa Dangsa terbata.
Namun sebelum Raden Mas Danang Sutawijaya menjawab, terdengar suara tertawa di antara kerumunan orang banyak itu. Dan kemudian orang itu meloncat ke gelanggang.
“Ha ha ha ha ha……., demikian cengeng Singa Dangsa yang garang itu…..!”
“Heee….! Sura Patil…..! Apa maumu….!”
Sahut Ki Singa Dangsa setelah tahu yang datang adalah musuhnya selama ini.
“Aku sengaja datang ke Bukit Tidar untuk menantangmu berperang tanding. Ternyata Singa Dangsa garang itu adalah seorang yang cengeng. Begitu mudah menyerah….!” Berkata orang yang disebut Sura Patil itu.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *