Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#617

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(617)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Lengan kanan Ki Sura Patil bersimbah darah. Darah mengucur setelah tergores oleh pisau belati milik Raden Mas Danang Sutawijaya yang mengaku bernama Jebeng itu.
“Gila……! Licik kau…..!” Umpat Ki Sura Patil.
“Makanya berhati-hati jika menyerang lawan. Ternyata pisau dapurku mampu melukaimu…..!” Sindir Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ki Demang Mungkid dan yang bersamanya tersenyum. Mereka yakin bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya sepertinya baru bermain-main, namun sudah mampu melukai lawan. Tersenyum menertawakan Ki Sura Patil yang menuduh lawannya berbuat licik. Padahal dia sendiri yang selalu berbuat licik dengan menyerang secara tiba-tiba.
Ki Singa Dangsa dan Nyi Singa Dangsa pun tahu bahwa Ki Sura Patil tidak akan mampu mengimbangi lawannya itu. Mereka berdua pun berharap Ki Sura Patil juga dikalahkan oleh anak muda itu agar tidak menyombongkan diri.
Walau darah mengucur, namun Ki Sura Patil tidak menyerah, tetapi justru semakin marah. Ia menganggap karena ia lengah.
Ia kembali menyerang Jebeng dengan garangnya.
Namun kali ini Raden Mas Danang Sutawijaya tak ingin membuang waktu terlalu lama. Ia ingin segera mengakhiri perkelahian ini.
Tiba-tiba “claaaang…..claaaang……!”
“Ouuuch….!”
Terdengar dentangan beradunya pisau belati dua kali hampir bersamaan.
Dua buah pisau belati panjang jatuh ke tanah. Dan sekejap kemudian Ki Sura Patil jatuh terjengkang. Karena sebuah tendangan mengena tepat di ulu hati Ki Sura Patil. Ki Sura Patil tak segera bangkit karena menahan sakit yang amat sangat. Ia tidak menduga sama sekali bahwa sepasang pisaunya terlepas dari genggaman karena hantaman pisau lawannya yang jauh lebih kecil.
Wajahnya semakin pucat pasi ketika lawannya meloncat mendekat dengan kedua pisau belati teracung. Ia tidak mungkin akan bisa mengadakan perlawanan.
“Aaa…. a aku menyerah Den…..!” Berkata Ki Sura Patil terbata.
Mereka yang mendengar pun tertawa. Ki Sura Patil yang semula pongah itu kini seperti ayam sayur. Mereka, para anak buah dari Ki Singa Dangsa juga berharap Ki Sura Patil itu mendapat malu di Bukit Tidar itu agar tidak pongah lagi. Bahkan banyak yang berharap anak muda itu mengakhiri hidup Ki Sura Patil. Dengan demikian tidak akan ada lagi perseteruan antara perguruan Bukit Tidar dengan perguruan Lembah Merapi Merbabu.
Namun hal itu tidak dilakukan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya.
“He he he he he……! Iwak Lele….., apakah kau tahu siapa orang muda yang gagah perkasa itu…..?” Ki Singa Dangsa yang bertanya setelah mendekat.
“Siapakah Raden…..?” Ki Sura Patil-lah yang bertanya.
“Heeem….. aku…..? Aku Jebeng Sutawijaya…..! Bukan siapa-siapa…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ki Sura Patil masih belum menyadari dengan siapa ia berhadapan.
“Huuuh……! Hidup di lembah tak tahu dunia luar…..!” Sindir Ki Singa Dangsa.
Ki Sura Patil yang masih menahan sakit itu tidak segera mengerti maksud dari Ki Singa Dangsa.
“Hee orang dungu…! Dengar….! Apakah kau pernah mendengar nama pembunuh Harya Penangsang dari Jipang….?” Bertanya Ki Singa Dangsa.
“Oooh….., apakah Jebeng Sutawijaya itu sama dengan Raden Mas Danang Sutawijaya…..?” Ki Sura Patil-lah yang bertanya.
“Apakah kau sadar bahwa orang muda itu belum mengerahkan ilmunya tetapi dengan mudah telah melumpuhkan kamu…..?” Lanjut pertanyaan dari Ki Singa Dangsa yang tidak menjawab pertanyaan dari Ki Sura Patil.
“Oooh mohon maaf Raden…..! Saya benar-benar menyerah…..! Jadi Raden adalah putra Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang telah berhasil membuka hutan Alas Mentaok…..?” Berkata Ki Sura Patil sambil mengatupkan tangannya di depan dada.
“Benar Paman…..! Aku datang ke Bukit Tidar ini bukan untuk mencari lawan, tetapi untuk menjalin persahabatan. Mataram ingin bersahabat dengan Bukit Tidar…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *