Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#627

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(627)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Kuda Raden Mas Danang Sutawijaya berderap dengan kecepatan sedang. Ia telah mendapat petunjuk arah untuk sampai ke Kedu. Sebagai seorang pengembara, ia tidak mengalami kesulitan dengan petunjuk yang ia terima dari murid perguruan Kaliangkrik yang sebelumnya bersamanya.
Raden Mas Danang Sutawijaya menikmati alam pegunungan yang sejuk. Jalan setapak yang ia lalui masih belum ramai. Sesekali ia harus berhenti untuk memberi kesempatan kepada kudanya beristirahat dan makan dan minum.

Sementara itu, di Pajang Kanjeng Sultan merasa sendiri. Tidak ada lagi orang dekat yang bisa diajak memikirkan negeri. Dahulu ia merasa terdukung dengan keberadaan Ki Pemanahan, namun telah beberapa lama tidak berkunjung ke Pajang. Ki Pemanahan kini telah bergelar Ki Ageng Mataram. Demikian pula kepergian Danang Sutawijaya yang merupakan anak angkat kebanggaannya membuat semakin sepi hati Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Anak kandungnya, Raden Benawa kini lebih banyak meninggalkan keraton untuk menempa diri. Ke Penjawi pun ke Pajang jika ada pisowanan agung. Ia lebih banyak tinggal di Pati. Demikian pula Pangeran Timur sebagai iparnya sekarang sebagai Adipati di Kediri. Terlebih setelah sepeninggal Ki Juru Martani yang bergabung dengan Mataram. Ki Juru Martani yang dituakan sebagai Pepatih Pajang dikenal sebagai seorang yang bijaksana. Saran dan pendapat Ki Juru Martani banyak yang ia dengar.
Sementara para senopati dan tak sedikit yang membujuk Kanjeng Sultan untuk segera menyerang Mataram. Mataram jika tidak ditundukkan dengan kekerasan bisa menjadi duri dalam daging bagi Pajang.
Para senopati itu telah menerima laporan dari para prajurit telik sandi bahwa Mataram telah memperkuat diri. Bahkan seluruh penghuninya dibekali dengan olah kanuragan, tak terkecuali.
“Menurut saya, Mataram diserang dengan lima bregada prajurit Pajang pasti akan tumbang. Tak perlu mendatangkan pasukan dari kadipaten- kadipaten lain…..!” Berkata seorang senopati kepada beberapa kawannya.
“Mereka yang dilatih olah kanuragan itu para petani, juru masak, tukang kayu, tukang batu….! Bisa apa mereka…..!” Sahut kawannya.
“Bredaga kesatuan pasukanku saja cukup untuk menggulung seluruh Mataram…..!” Sesumbar salah seorang senopati.
“Jika aku berkesempatan berhadapan dengan Danang Sutawijaya tentu dengan mudah aku tundukkan…..!” Berkata salah seorang senopati.
“Tetapi sayangnya, Kanjeng Sultan selalu mencegah kita untuk menyerbu Mataram……!” Sahut senopati yang lainnya.
Memang benar, Kanjeng Sultan selalu menolak jika ada yang mengusulkan untuk menyerang Mataram. Bahkan menolak dengan nada keras. Kanjeng Sultan sendiri merasa tidak pada tempatnya berselisih dengan saudara- saudara seperguruan, bahkan lebih tua seperti Ki Pemanahan maupun Ki Juru Martani bahkan juga dengan Ki Ageng Giring yang juga bergabung dengan Mataram. Apalagi dengan Raden Mas Danang Sutawijaya yang ia kasihi.

Bahkan kemudian ada prajurit telik sandi yang melaporkan bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya telah membangun persahabatan dengan perguruan-perguruan olah kanuragan di sisi utara. Dan kini telah terjalin persahabatan pula dengan Kedu dan Bagelen dan sekarang sedang menuju ke Banyumas.
“Jika Mataram bisa bersekutu dengan kadipaten-kadipaten di seberang kali Praga tentu nanti akan menambah beban pekerjaan kita…..!” Berkata seorang senopati yang lainnya.
“Aku kira pasukan yang di Jatinom bisa dilibatkan. Sudah cukup untuk menggilas Mataram….!” Pendapat ss salah seorang senopati.
Para senopati itu berbincang tentunya ketika tidak sedang menghadap Kanjeng Sultan.

Sementara itu, di Mataram tetap giat membangun kawasan Kotagede walau Raden Mas Danang Sutawijaya sedang pergi. Namun segala rancangan telah di sampaikan oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Batu bata dan genteng pun selalu berdatangan dari Berja seperti sebelumnya.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *