Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#632

penerus trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(632)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Mungkin memang benar yang dikatakan oleh tukang satang itu. Namun bagi Raden Mas Danang Sutawijaya tindakannya membantu para tukang satang saat itu sebagai hal yang lumrah. Sudah semestinya hidup dalam masyarakat itu saling tolong menolong.
“Marilah Raden, sepertinya tidak ada penumpang lain yang mesti ditunggu…..!” Berkata tukang satang itu kemudian.
“Baiklah…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya pun kemudian meloncat ke atas perahu getek. Kudanya pun kemudian mengikuti tuannya. Menyeberangkan bersama kuda lebih mudah dari pada bersama kerbau. Kerbau tidak mudah untuk naik ke atas perahu getek.
Raden Mas Danang Sutawijaya memang sengaja tidak membawa kuda yang terbaik, yang tinggi besar agar tidak menarik perhatian di perjalanan sebelumya. Namun demikian, kuda itu termasuk kuda yang baik pula. Kuda yang lebih penurut dari kuda-kuda lainnya milik Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Apakah Raden baru kembali sekarang ini sejak peristiwa itu…..?” Bertanya salah seorang tukang satang yang dahulu ikut mengalami.
“Ya benar Paman…..! Aku telah berkunjung ke beberapa kadipaten…..!”
“Bagaimana orang-orang yang dahulu akan merampas kuda Raden saat itu…..?” Bertanya orang itu kemudian.
“Mereka telah menyadari kesalahannya dan telah kembali ke kampung halamannya di Kaliangkrik. Aku mengantar sampai ke kampung tempat tinggalnya…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya tanpa menceritakan kejadian di Bukit Tidar.
“Syukurlah jika tidak terjadi sesuatu. Kami khawatir jika mereka mencari kelengahan Raden dan kemudian membuat celaka…..!” Berkata tukang satang yang lainnya.
“Itu tidak terjadi, bahkan ketika aku menginap di rumah salah seorang dari mereka. Mereka telah menjadi sahabat kami…..!” Lanjut Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Syukurlah, yang sebelumnya lawan menjadi kawan…….!” Sahut tukang satang lainnya.
“Benar Paman, seorang lawan itu sudah terlalu banyak, sedangkan seribu kawan itu masih kurang…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Heee…., bagus sekali Raden. Seorang lawan itu terlalu banyak, sedangkan seribu orang itu masih kurang…..!” Ulang salah seorang tukang satang.
“Lhaah….., itu artinya kita jangan sampai mempunyai lawan, walau hanya seorang. Dan kita mesti bersahabat dengan sebanyak-banyaknya orang…..! Begitu maksudnya, Raden…….!” Sahut tukang satang yang lain.
“Benar Paman……! Kita tak butuh lawan walau hanya seorang pun sebaliknya, kita harus bersahabat dengan banyak orang……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Sambil berbincang tak terasa perahu sudah sampai di seberang.
Perahu segera ditambatkan.
Raden Mas Danang Sutawijaya segera meloncat turun. Kuda penurut itu pun ikut meloncat turun pula.
Raden Mas Danang Sutawijaya ingin segera melanjutkan perjalanan. Namun ia tak lupa memberikan jasa penyeberangan kepada tukang satang.
“Terimakasih Raden……, tetapi maaf, kami tidak bisa menerima upah jasa dari Raden. Karena Raden telah jauh lebih besar jasanya kepada kami ketika itu…..!” Berkata tukang satang yang ketika itu ikut mengalami.
Raden Mas Danang Sutawijaya berpikir sejenak. Jika ia memaksakan diri untuk membayar jasa penyeberangan, mungkin para tukang satang merasa kurang dihargai. Oleh karena itu, Raden Mas Danang Sutawijaya mengurungkan niatnya. Ia lebih mengutamakan semangat persahabatan dan saling tolong menolong.
“Baiklah……, jika demikian, aku ingin segera mohon diri. Dan mungkin aku pun akan lebih sering menyeberang dengan getek ini di kemudian hari…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya sambil tersenyum.
“Tentu kami dengan senang hati dan bangga bisa melayani siapa pun dengan perahu getek ini…..!” Berkata tukang satang.
Namun ketika Raden Mas Danang Sutawijaya telah bersiap meninggalkan tepian kali Praga, di seberang kali ada empat atau lima orang yang memanggil- manggil tukang satang.
Raden Mas Danang Sutawijaya tertarik karena mereka sambil mengacung- acungkan pedang.
……………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

One thought on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#632

  1. Igatius Suharto T.O.Carm 26/03/2024 at 17:47

    Sepeti halnya penilaian terhadap Ki dhlang wayang kulit, ada *Sem, nges, runtut, mlebu ig nalar, tidak ada anakhronisme. Itu semua ada pada tulisan Bapak Stef. Sunaryo. Karena ini foileton (cerber) sejarah/historis, tidak ada salahnya dsiberi tahun, tetapi jangan sampai salah tahunnya. Berbahagialah/rahayuwa Bapak Stef,

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *