Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#692

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(692)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Ki Tumenggung Mayang masih malas untuk menemui Ki Jagabaya.
“Kau terima saja apa pesannya. Jika sudah cukup kau atasi ya sudah…..!”
“Mereka memang ingin bertemu dengan Ki Tumenggung, bukan saya. Pasti ada urusan keprajuritan…..!” Dalih Nyi Tumenggung Mayang.
“Temui dulu…..! Aku mau ke belakang…..!” Berkata Ki Tumenggung dengan bersungut.
Nyi Tumenggung Mayang tidak habis mengerti dengan sikap suaminya itu. Namun ia tidak bisa memaksa karena Ki Tumenggung benar-benar ke belakang. Ia pun kemudian menemui Ki Jagabaya yang gelisah.
“Ooo….., apakah Ki Tumenggung tindakan – pergi…..?” Bertanya Ki Jagabaya yang tidak sabar setelah melihat Nyi Tumenggung Mayang hanya menemui seorang diri.
“Sebentar Kakang Jagabaya, Kangmas Tumenggung sedang tanggung. Apakah bisa aku terima dahulu…..?” Bertanya Nyi Tumenggung Mayang.
“Sebenarnya ada kabar sangat, sangat penting yang harus segera kami sampaikan kepada Ki Tumenggung. Tetapi apa boleh buat, harus kami tunggu…..!” Jawab Ki Jagabaya.
“Sangat penting kah Kakang…..?” Bertanya Nyi Tumenggung Mayang.
“Nggih….., yaaa…. sangat, sangat penting dan harus segera…..!” Tegas Ki Jagabaya.
Nyi Tumenggung Mayang melihat kesungguhan dari Ki Jagabaya. Ia kemudian berlari untuk menyusul suaminya lagi.
“Kangmas….., menurut Ki Jagabaya sangat, sangat penting…..!” Berkata Nyi Tumenggung Mayang dari luar kamar.
“Bisa sabar tidak…..! Kalau tidak sabar, biar ia pergi…..! Bilang, aku masih tanggung…..!” Teriak Ki Tumenggung Mayang dengan nada marah dari dalam kamar.
Nyi Tumenggung Mayang tidak menjawab, namun ia tetap menunggu Ki Tumenggung di depan pintu. Perasaan Nyi Tumenggung sendiri semakin gelisah. Bertambah gelisah karena Ki Tumenggung tidak segera keluar dari kamar.
Nyi Tumenggung merasa Ki Tumenggung sangat lama di kamar mandi itu.
Namun akhirnya Ki Tumenggung keluar juga.
“Aku harus berganti sarung dahulu….!” Ki Tumenggung masih beralasan.
“Sangat, sangat penting Kangmas. Lagi pula Ki Jagabaya sudah terlalu lama menunggu…..!” Desak Nyi Tumenggung Mayang.
Dengan wajah bersungut Ki Tumenggung terpaksa menemui Ki Jagabaya.
“Ada apa Ki Jagabaya, ini masih terlalu pagi…..?” Bertanya Ki Tumenggung tanpa basa-basi.
“Maaf Ki Tumenggung, ada khabar sangat penting dan bukan khabar yang menggembirakan….!” Berkata Ki Jagabaya dengan hati-hati.
“Katakan…..! Tidak usah berputar-putar kata-katamu…..!” Desak Ki Tumenggung yang tidak ramah kepada tamunya.
Ki Jagabaya yang merasakan ketidak ramahan Ki Tumenggung Mayang tersebut tidak ingin berbasa-basi.
“Baik Ki Tumenggung…..! Di tepian kali Laweyan kami temukan sesosok jasad yang mengapung. Setelah kami angkat ke darat. Kami tidak pangling bahwa jasad tersebut adalah jasad Raden Pabelan…..!” Berkata Ki Jagabaya tegas dan jelas.
“Nggeeeerrr……!” Jerit Nyi Tumenggung Mayang yang kemudian pingsan.
Para abdi katemenggungan pun berlarian mendatangi jerit Nyi Tumenggung.
“Gusti Putri…., ada apa gusti…..!” Seru para abdi yang berdatangan.
Ki Tumenggung Mayang tertegun beberapa saat. Ia bingung akan berbuat apa. Sementara khabar jasad anaknya ada di tepi sungai, sedangkan sang istri pingsan.
Namun Ki Tumenggung kemudian bisa menguasai diri.
“Baiklah Ki Jagabaya, ayo sekarang ke tepi sungai…..!” Berkata Ki Tumenggung Mayang.

Sementara itu Ki Bekel Laweyan dan mereka yang berada di tepian sungai merasa terlalu lama menunggu kedatangan Ki Tumenggung Mayang. Sementara orang-orang yang berdatangan semakin berjubel. Mereka telah mendengar bahwa jasad itu adalah jasad Raden Pabelan. Nama Raden Pabelan yang sudah kondang di seluruh Kademangan Laweyan, bahkan di hampir seluruh kotaraja Pajang. Mereka saling menebak mengapa Raden Pabelan yang berilmu tinggi itu sampai tewas terapung di tepi sungai. Namun ada yang memperhatikan adanya memar di rahang perjaka itu.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *