Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#698

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(698)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Sore hari itu juga kedua orang abdi katemenggungan segera berangkat ke Mataram. Seperti yang dipesankan oleh Ki Tumenggung Mayang, mereka sedikit memutar ke arah timur dan kemudian baru ke arah barat menuju ke Mataram. Salah seorang dari mereka memang pernah berkunjung ke Mataram karena ada beberapa saudaranya yang ikut boyongan ke hutan Alas Mentaok saat itu. Dari Laweyan memang cukup banyak yang ikut ke Mentaok saat itu bersama Ki Pemanahan. Selain dari Laweyan – Manahan, banyak juga yang dari Sela dan Pengging.
“Mungkin menjelang malam kita baru tiba di Mataram, kita tidak perlu menginap di perjalanan….!” Berkata abdi katemenggungan yang pernah berkunjung ke Mataram.
“Yaaa….., sepertinya Panembahan Senopati harus segera menerima surat ini seperti pesan dari Nyi Tumenggung Mayang…..!” Sahut kawannya.
Mereka tidak memacu kudanya, namun juga tidak terlalu lambat.

Sementara itu, Panembahan Senopati juga telah mendengar tentang kematian Raden Pabelan – putra dari adiknya, Nyi Tumenggung Mayang. Namun Panembahan Senopati belum jelas sebab kematiannya. Kabar yang diterima masih samar, hanya jasad Raden Pabelan diketemukan terapung di tepi sungai.
“Besuk kami akan utusan dua orang untuk pergi ke Laweyan, Uwa….!” Berkata Panembahan Senopati kepada Ki Juru Martani.
“Yaaa…., aku kira baik juga agar kita tahu penyebab kematian dari perunan-mu itu….!” Berkata Ki Juru Martani yang menyebut perunan untuk anak dari adiknya.
“Dulu ketika aku tinggal, Pabelan masih remaja yang tampan. Sekarang tentu sudah dewasa, tampan dan gagah pula…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Atau tidak lebih baik jika Angger Senopati yang datang ke Laweyan……?” Saran dari Ki Juru Martani.
“Sepertinya belum saatnya untuk ke Pajang, Uwa……!” Jawab Panembahan Senopati.

Dalam pada itu, ketika Panembahan Senopati sedang berbincang dengan Ki Juru Martani dilaporkan ada utusan dari Laweyan yang datang.
“Oooh….., dipersilahkan langsung masuk. Pasti utusan Adi Tumenggung Mayang…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Dua orang abdi katemenggungan pun segera menghadap Panembahan Senopati yang sedang bersama Ki Juru Martani.
Setelah saling berkabar keselamatan sesuai adat istiadat yang berlaku, Panembahan Senopati kemudian bertanya.
“Bukankah kau ini Kakang Denaya….?” Bertanya Panembahan Senopati kepada abdi katemenggungan yang pernah berkunjung ke Mataram.
“Benar Panembahan, Denaya pernah berkunjung ke Mataram….!” Jawab abdi yang bernama Denaya itu.
“Siapakah Kakang yang seorang…..?” Bertanya Panembahan Senopati.
“Saya Gangsar, Panembahan, belum lama mengabdi kepada Ki Tumenggung Mayang…..!” Jawab abdi itu.
“Oooh….., nama yang bagus sesuai harapan orang tua…..!” Seloroh Panembahan Senopati.

Denaya kemudian memberikan surat yang ditulis oleh Nyi Tumenggung Mayang.
“Kami berdua diminta untuk menunggu jawaban dari Panembahan….!” Berkata Denaya.
“Baiklah aku baca dahulu…..! Silahkan bersama Uwa Juru dahulu…..!” Berkata Panembahan Senopati yang kemudian masuk ke dalam.
Ki Juru Martani yang kemudian berbincang dengan kedua utusan dari Laweyan tersebut.

Sementara itu Panembahan Senopati membaca surat dari adiknya itu dengan dahi berkerut. Dan kadang menggigit bibirnya sendiri karena menahan amarah.
“Heeem…..! Apakah ada dendam kepada Bapa dan juga kepadaku…..?” Geram Panembahan Senopati.
“Adi Tumenggung Mayang sudah kehilangan anak karena dibunuh, masih dicopot kedudukannya sebagai Tumenggung dan masih diusir pula. Adi Mayang harus aku selamatkan…..!” Batin Panembahan Senopati.
“Rabu Kliwon….., masih ada waktu….!” Batin Panembahan Senopati lagi.

Panembahan Senopati kemudian menulis surat balasan untuk sang adik, Ki dan Nyi Tumenggung Mayang. Surat yang singkat namun cukup jelas dan tegas.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *