Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#733

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(733)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Wanita cantik jelita itu kemudian menjawab; “Yaa….., aku tahu, Mataram negeri yang baru tumbuh. Tentu sayang bila negeri yang baru tumbuh itu digilas begitu saja….!”
“Tetapi yang disayangkan itu bisa juga menjadi kenyataan. Di Pajang dan kadipaten-kadipaten yang setia kepada Pajang juga banyak senopati yang sakti. Meskipun demikian, ini bukan ungkapan ketakutan Panembahan Senopati jika hal itu harus terjadi. Aka aku hadapi apapun yang akan terjadi…!” Berkata Panembahan Senopati.
“Apakah ada kadipaten-kadipaten yang bisa bergabung dengan Mataram…..?” Bertanya Wanita cantik jelita itu.
“Kemungkinan belum ada yang akan bergabung. Namun demikian, kadipaten-kadipaten di bang kulon juga tidak akan bergabung dengan Pajang….!” Jawab Panembahan Senopati.
Beberapa saat mereka terdiam dalam angan masing-masing. Kereta kuda tanpa kusir masih melaju ke arah timur di atas lautan. Di sisi kiri terlihat daratan yang hitam, kadang terlihat bukit-bukit yang menjorok ke lautan. Sedangkan di sisi kanan terlihat hamparan laut yang tak bertepi.
Tiba-tiba Panembahan Senopati memecah keheningan.
“Mungkin padepokan Bukit Tidar dan padepokan Lembah Merapi Berbabu serta perguruan Kaliangkrik yang bisa ikut bergabung….!”
“Jika demikian bisa sedikit ikut membantu….!” Berkata Wanita cantik jelita itu.
“Sebenarnya, aku sungguh tidak rela jika Mataram hilang sebelum berkembang…..!” Berkata Wanita cantik jelita itu.
Wanita itu kemudian menyampaikan rencananya jika Pajang benar-benar menyerang Mataram. Panjang lebar ia mengatakan rencana itu.
“Aku akan minta kerjasamanya dengan Eyang Merapi. Harapanku bisa terlaksana….!” Lanjut Wanita cantik jelita itu.
Panembahan Senopati mengangguk-angguk, ada sececah harapan untuk mempertahankan negeri Mataram.
“Namun demikian, rencana itu bukan merupakan jaminan sepenuhnya akan pasti berhasil. Segala sesuatunya tergantung yang di atas. Namun demikian kita wajib berusaha…..!” Lanjutnya lagi.
“Ya aku mengerti. Jika kami sudah berusaha namun tetap tidak berhasil, aku ikhlas riwayat Panembahan Senopati terhenti sampai di sini seperti yang dialami oleh Bapa Pemanahan….!”
“Tetapi rencana ini jangan kau katakan kepada siapapun kecuali kepada Ki Juru Martani….!” Pesan Wanita itu.
“Baik….! Tentu akan aku patuhi…..!” Jawab Panembahan Senopati.
Mereka masih berbincang panjang lebar tentang rencana yang disampaikan oleh Wanita itu. Namun bulan bulat sudah jauh condong ke barat, pertanda malam telah memasuki pagi. Laju kereta belum separuh untuk sampai di ujung timur pulau ini.
“Kita harus berbalik arah agar sampai di muara sungai Opak matahari belum bersinar…..!” Berkata Wanita itu, dan kereta pun segera berbalik arah.
Panembahan Senopati memahami keadaan itu.
“Lain waktu kita berangkat setelah petang hari. Sebelum tengah malam pasti sudah sampai di tepi laut Blambangan…..!” Berkata Wanita itu.
“Baiklah…..! Akupun akan segera kembali ke Mataram agar bisa segera menyampaikan rencana tadi kepada Uwa Juru…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Dalam perjalanan ke arah barat kedua orang berlainan jenis itu tidak banyak berbincang. Namun duduk mereka sedemikian rapat. Perjalanan itu seakan menuju ke arah bulan bulat yang melayang di atas samudera. Bulan itu seakan tersenyum menyaksikan dua insan yang berada di atas kereta tersebut. Bintang gemintang berkerlap-kerlip seakan mengintai dari balik mega.
Bagi Panembahan Senopati, perjalanan ke arah barat itu terasa begitu cepat. Bulan pun seakan begitu cepat meninggalkan malam. Di ufuk timur telah terlihat semburat merah.
Kereta telah menepi di tepi batu cadas yang biasa untuk bersamadi Panembahan Senopati.
“Kembalilah ke Mataram, jika ada perkembangan keadaan, kau bisa menunggu di tempat ini…..!”
“Baiklah…..!” Berkata Panembahan Senopati singkat.
Ombak cukup besar mengalun dari tengah samudra seakan menjemput kereta yang telah berbalik arah ke tengah samudra.
Sejenak kemudian, gemerincing kliting kuda menjauh dari tepian laut.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *