Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(793)
Mataram.
Pangeran Pangiri tersenyum mendengar bujuk rayu dari salah seorang senopati. Itu artinya ia mendapat dukungan. Benar juga usulan dari senopati tersebut, pemerintahan keraton Pajang tidak boleh terputus walau sehari pun. Karena jika tertunda bisa saja beberapa kadipaten akan menyatakan berpisah dengan keraton Pajang.
Usulan dari senopati tersebut ternyata mendapat banyak dukungan dari para senopati yang lain. Bahkan banyak para lurah prajurit yang menyetujui segera ditetapkan seorang raja sebagai pengganti Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Hanya Kanjeng Pangeran Pangiri yang layak menggantikan Kanjeng Sultan Hadiwijaya….!” Berkata seorang lurah prajurit yang berharap ia akan naik pangkat menjadi seorang senopati.
“Sebaiknya jangan sampai tertunda walau hanya sehari saja…..!” Usul lurah prajurit yang lain.
“Yaaa…., tidak boleh tertunda walau sehari pun…..!” Berkata Pangeran Pangiri.
Diperkirakan, para kerabat yang mengantarkan jasad Kanjeng Sultan Hadiwijaya ke tempat peristirahatan terakhir baru akan kembali ke keraton setelah petang hari. Di antara mereka adalah Pangeran Benawa beserta para kerabat dekatnya.
Oleh karena itu, Pangeran Pangiri beserta para pendukungnya tidak ingin melewatkan kesempatan yang baik ini.
“Kita undang semua petinggi negeri dan para senopati lurah prajurit yang tidak ikut ke pemakaman, sekarang juga…..!” Perintah Pangeran Pangiri.
“Sekarang juga…..?” Ulang salah seorang senopati untuk meyakinkan.
“Yaaa…., katakan saja keperluannya untuk menata negeri setelah Kanjeng Sultan Hadiwijaya mangkat…..!” Berkata Pangeran Pangiri menambahkan.
Mereka, para senopati dan beberapa lurah prajurit segera menghubungi para sejawatnya untuk hadir di pendapa keraton Pajang.
Tak berapa lama, mereka telah berkumpul di pendapa keraton Pajang.
Pangeran Pangiri tidak ingin banyak berbasa-basi karena berburu waktu agar Pangeran Benawa beserta para kerabat belum tiba.
Setelah sedikit menyampaikan kata pengantar, Pangeran Pangiri segera menyampaikan maksudnya.
“Keraton Pajang tidak boleh terputus pemerintahannya walau sehari pun. Jika penguasa Pajang kosong, bisa terjadi besuk para adipati akan menyatakan berpisah dengan Pajang. Jika itu terjadi, akan sangat sulit untuk memulihkan hubungan dengan kadipaten-kadipaten itu….!” Berkata Pangeran Pangiri meyakinkan mereka.
Banyak dari mereka yang hadir mengangguk-angguk memahami kata-kata dari Pangeran Pangiri tersebut. Pangeran Pangiri hatinya mengembang melihat mereka yang hadir mengangguk-angguk. Oleh karena itu, Pangeran Pangiri tak ingin berpanjang lebar.
“Dengan saksi para petinggi negeri dan para sentana serta para senopati dan lurah prajurit serta para prajurit. Dengan ini kami terapkan, penerus tahta keraton Pajang adalah Pangeran Pangiri dengan gelar Sultan Pangiri…..!” Berkata Pangeran Pangiri dengan tegas.
“Daulat Kanjeng Sultan Pangiri…..!” Berkata salah seorang senopati yang kemudian diikuti oleh beberapa senopati dan lurah prajurit.
“Daulat Kanjeng Sultan Pangiri…..!” Berkata mereka hampir serentak.
Pangeran Pangiri tersenyum dan membusungkan dada karena hasratnya untuk menjadi raja bisa ia raih begitu mudahnya.
Namun demikian, tidak sedikit pula yang terkejut dengan keputusan yang sangat tiba-tiba itu. Mereka itu tahu bahwa yang paling berhak sebagai pewaris tahta keraton Pajang adalah Pangeran Benawa. Bahkan dalam batin tak sedikit yang tidak bisa menerima keputusan yang sangat penting itu tidak melibatkan kerabat keraton yang paling dekat, Pangeran Benawa. Juga kerabat dekat yang lain yang sekarang masih di pemakaman. Namun mulut mereka terkunci karena ketetapan sudah diputuskan dan didukung oleh beberapa senopati, lurah prajurit dan beberapa prajurit pula. Namun para sentana belum bisa menerima keputusan itu.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.