Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#925

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(925)
Mataram.

Senopati Birawa berputar setengah lingkaran. Namun kemudian ia kembali melancarkan serangan dengan tendangan kaki. Lawannya melenting tinggi ke samping sambil mengayunkan tendangan kaki kanan. Senopati Birawa tak sempat. Menghindar sehingga ia harus menangkis tendangan kaki itu. Ia terkejut karena kaki lawannya bagai sebatang linggis. Beruntung ia telah membetengi diri dengan ilmu kebal dalam tataran tertinggi. Dan juga telah meningkatkan kekuatannya. Jika tidak, tulang tangannya tentu bisa retak. Ia harus berhati-hati terhadap lawannya yang terlihat kalem itu.
Demikian pula murid orang bercambuk yang tinggi langsing itu merasakan pula tangkisan tangan lawannya cukup kuat. Pantas jika mampu menghamburkan tanah yang dipukul. Ia memperhitungkan bahwa lawannya itu tentu belum sampai ke puncak ilmu. Oleh karena itu, ia pun meningkatkan pula ilmu kenalnya ke tataran tinggi. Demikian pula ilmu meringankan tubuh serta kekuatannya.
Namun senopati Birawa pun melakukan hal yang hampir sama. Ia tak ingin dipermalukan di hadapan banyak penonton yang sebagian besar adalah para prajurit. Dan diantara mereka adalah Panembahan Senopati sang penguasa Mataram. Bahkan sekilas ia melihat Kanjeng Adipati Gagak Baning berada di antara para penonton. Ia harus mampu menunjukkan ilmunya yang tinggi sehingga ia akan dipercaya pada jabatan yang tinggi pula.
Yang terjadi kemudian adalah perkelahian dengan kecepatan yang tinggi. Kedua petarung sama-sama meningkatkan ilmu meringankan tubuh pada tataran tertinggi.
Para penonton-lah yang takjub. Mereka bagai menyaksikan dua bayangan berloncatan dengan kecepatan yang tinggi. Kedua bayangan yang saling menyerang dan menghindar. Bahkan kadang dengan meloncat tinggi sambil berputar di udara sehingga melewati lawan. Tak mudah bagi keduanya untuk mendaratkan pukulan ke tubuh lawan. Yang sering terjadi adalah saling menangkis serangan lawan. Jika itu terjadi, keduanya mengagumi kekuatan lawan masing-masing. Senopati Birawa yang heran. Ia telah mengetrapkan ajian yang ia namakan aji narantaka, seperti ajian milik Raden Gatotkaca yang mampu mengalahkan Prabu Sitija Narakasura dalam perang tanding. Dan bahkan dalam perang Baratayuda ajian milik Raden Gatotkaca tersebut telah memakan banyak korban. Tetapi mengapa penggembala kambing ini mampu bertahan. Tak heran, karena murid orang bercambuk yang tinggi langsing itu telah tuntas menyadap ilmu bercambuk yang dikembangkan oleh sang guru. Bahkan tanpa cambuk sekalipun.
Para penonton-lah yang terpukau dengan pertarungan dua orang yang berilmu tinggi tersebut. Bahkan para senopati berilmu tinggi pun dibuatnya kagum.
Pertarungan telah berlangsung beberapa lama, bahkan matahari telah hampir di puncak cakrawala. Beruntung kadang-kadang awan putih menutupi sang surya sehingga rumput alun-alun yang tanpa perindang itu tidak terlalu menyengat.
Namun yang heran adalah senopati Birawa. Ia merasakan udara semakin hangat yang tidak sewajarnya. Perasaan hangat itu terasa menjadi panas jika ia dekat dengan lawannya, apalagi jika bersentuhan. Dan jika ia meloncat menjauh, perasaan panas itu berkurang.
“Benar-benar anak setan…..! Ilmu apakah yang dimiliki anak ini…..!” Batin senopati Birawa heran.
Namun dalam kenyataannya, udara di sekitar pertarungan memang menjadi semakin hangat. Dan itu sangat mengganggu senopati Birawa.
Para penonton yang agak jauh dari arena heran karena melihat senopati Birawa selalu meloncat mengambil jarak. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di tengah arena. Hanya Kanjeng Panembahan Senopati dan beberapa senopati yang mengenal dekat dengan murid orang bercambuk itu yang mengerti keadaan yang sesungguhnya. Kanjeng Panembahan Senopati tampak tersenyum tipis menyaksikan pertarungan itu. Demikian pula Kanjeng Adipati Gagak Baning tersenyum lebar. Ia tahu persis apa yang terjadi di tengah arena. Terlihat senopati Birawa keringatnya bercucuran membasahi pakaiannya.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *