Animasi keren yang saat ini banyak beredar, baik yang 2D maupun 3D tidak lepas dari proses produksi yang lumayan panjang.
Bahkan animasi lucu yang terlihat sederhana dan bisa anda temukan di chanel Youtube, tak lepas pula dari tahapan pembuatan yang disebut proses produksi.
Secara garis besar, proses produksi animasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi.
Dalam diagram pipeline produksi animasi 2D dan 3D secara garis besar sama. Hanya berbeda dalam menyebutkan istilah, dan itupun ketika masuk ke tahap produksi.
Baik 2D maupun 3D, sebelum masuk dalam tahap produksi, selalu dilakukan riset. Karena riset ini sangat penting, supaya nantinya animasi yang dihasilkan secara kualitas baik dan sesuai dengan permintaan pasar. Yah, buat apa membuat animasi yang luar biasa bagus, tapi tidak banyak orang mau melihat?
Pipeline produksi animasi 3D memang mengalami perkembangan yang pesat pada tahap “Produksi”. Hal ini karena semakin rumit dan kompleks nya pengerjaan dan tuntutan pasar untuk jenis 3D.
Semua perubahan ini di peruntukan supaya proses produksi animasi menjadi lebih cepat, efisien dan susuai dengan kondisi.
Sebuah karya seni atau apapun yang anda kerjakan, pasti harus melalui tahapan riset yang cukup agar menghasilkan sesuatu yang baik. Semua diawali dari “Ide” serta “konsep” matang sebelum melakukan langkah pertama.
Tahap pra produksi ini adalah tahap dimana Ide diolah menjadi konsep dan di kembangkan menjadi point-point penting.
Pra produksi meliputi :
Harus diperhitungkan dan dipikirakan konsep yang tepat. Bagaimana ceritanya (premis dan sinopsis)? Animasi apa yang akan dikerjakan? Bagaimana style-nya? Untuk layar lebar, Tayang di televisi, atau di Youtube? Berapa durasinya? Seberapa detail penyajiannya? dan sebagainya.
Semua itu harus didalami terlebih dahulu dengan melakukan penelitian dan pengamatan mendetail sehingga konsep menjadi cukup matang untuk dilanjutkan pada tahap selanjutnya dalam proses produksi.
Disini dibuat dan dituliskan cerita yang akan di tampilkan dalam animasi yang dibuat. Kemudian dibuatlah skenario.
Skenario yang dibuat harus memuat 5W + 1H. Who: Siapa saja tokoh atau karakternya, What: Apa yang terjadi, When: Kapan waktu kejadiannya, Where: Dimana lokasi dan tempat kejadiannya, Why: Kenapa terjadi seperti itu dan How: Bagaimana solusi atau penyelesaian kejadiannya.
Karakter atau tokoh dalam sebuah animasi menentukan warna cerita dan “hidupnya” sebuah film. Penciptaan atau proses desain karakter bisa jadi menjadi hal sulit karena harus susai dengan tuntutan cerita.
Karakter atau tokoh protagonis sampai antagonis, semua harus bisa ditampilkan dengan baik. Bentuk, pakaian, cara berjalan sampai pada sifat-sifatnya, bahkan sampai harus di deskripsikan secara detail tanggal lahir, hobi serta makanan kesukaan.
Background atau latar belakang harus di desain sesuai dengan suasana, tempat kejadian dan lokasi dalam cerita. Bisa berbentuk Hutan, ruangan, laut, pantai luar angkasa, Mall, rumah ibadah, sekolah dan lain-lain.
Desain background juga harus melihat kebutuhan adegan. Adegan serius ataupun animasi lucu terkadang mensyaratkan kondisi tertentu latar belakangnya.
Storyboard adalah sebuah gambar sketsa yang diilengkapi dengan keterangan dan panduan agar memudahkan dalam pembuatan animasi oleh animator.
Storyboard biasanya berbentuk selembar kertas A4 yang berisi 8-12 panel. Yang kemudian dikembangkan menjadi “animatik” sebelum di produksi untuk mengukur dan menentukan waktu atau durasi.
Tahap ini adalah tahap paling panjang dalam keseluruhan proses. Disini para animator menterjemahkan semua materi yang ada pada tahap pra produksi.
Mulai dari proses tracing gambar sampai dengan menganimasikan karakter. Kegiatan yang dilakukan oleh para animator ini memakan waktu lama sampai pada hasil akhir animasi yang diinginkan.
Karakter yang dianimasikan harus di gabungkan dengan layout, background, suara dan spesial efek yang dibutuhkan sebelum akhirnya dilakukan pembersihan dan rendering animasi penuh.
Semua pekerjaan produksi harus mengacu pada storyboard yang sudah dibuat sebelumnya. Gerakan bibir dan ekspresi menjadi kunci para animator dalam menghidupkan karakter.
Tahap ini, adalah tahap penyatuan semua hasil dalam tahap produksi untuk dijadikan satu film animasi utuh, yang siap di publikasikan.
Selanjutnya dilakukan proses merapikan dan mixing audio dan dubbing. Sehingga hasilnya layak untuk ditayangkan.
Proses berikutnya adalah “mastering”. yaitu proses pemindahan film ke media standard untuk kemudian di perbanyak atau di transfer ke berbagai media, seperti CD ataupun Televisi, Bioskop, Youtube dan sebagainya.
Proses mastering juga harus memperhitungkan jenis medianya. Analog maupun digital.
Sedemikian panjangnya proses penciptaan animasi sampai menghasilkan sebuah animasi keren dan animasi lucu yang kita nikmati hanya beberapa menit saja.
Demikain artikel kali ini tentang Proses produksi animasi, semoga berguna dan menambah pengetahuan sahabat Maswo semua. Salam Perdamaian!
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…