Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(297)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Para tawanan itu masih ragu akan maksud dari Sultan Hadiwijaya. Ketika Sultan Hadiwijaya kemudian berkata kepada Raden Mas Danang Sutawijaya; “Danang…..! Bawalah keris-keris itu ke mari…..!”
Raden Mas Danang Sutawijaya tanggap akan maksud Sultan Hadiwijaya, ia segera menyerahkan empat bilah keris milik para soreng itu. Keris pusaka yang mereka kira mampu untuk membunuh Sultan Hadiwijaya.
“Keris-keris ini akan aku tukar dengan keris-keris yang bertereteskan emas, tentu jauh lebih berharga. Besuk suatu saat, keris-keris ini akan aku kembalikan lewat Adipati Harya Penangsang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Para soreng belum sepenuhnya mengerti maksud dari Sultan Hadiwijaya. Ketika kemudian Sultan Hadiwijaya masuk ke dalam sanggar. Ketika kemudian kembali, ia telah membawa empat bilah keris yang sangat indah.
Mereka, para soreng itu ternganga ketika melihat keris-keris yang indah berteretes emas dengan ukiran yang rumit pula.
“Terimalah, masing-masing satu bilah. Jangan ragu…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Dengan tangan gemetar, mereka menerima hadiah yang sangat berharga dari orang yang gagal dibunuhnya. Mereka masih belum mengerti sepenuhnya, apa maksud dari Sultan Hadiwijaya itu. Semestinya mereka layak dihukum mati, atau hukuman yang paling berat sekalipun. Namun kini mereka diberi hadiah yang sangat berharga.
“Kalian segera kembali ke Jipang, laporkan apa yang terjadi di keraton ini kepada jujungan kalian, Adipati Harya Penangsang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Para soreng semakin tidak mengerti, bagaimana hal ini bisa terjadi. Namun sepertinya mereka melihat kesungguhan dari Sultan Hadiwijaya.
“Pagi hari matahari hampir menyingsing. Kalian akan diantar sampai di depan Pasar Gede agar tidak dicegat oleh para prajurit jaga. Setelah sampai di depan pasar, kalian akan berbaur dengan orang-orang kebanyakan….!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Para tawanan yang telah dibebaskan dari totokan simpul syaraf oleh Ki Juru Martani segera meninggalkan sanggar keraton Pajang. Langkah mereka seakan melayang karena telah terbebas dari kematian atau siksaan yang mengerikan. Mereka benar-benar bebas. Meskipun demikian, mereka belum mengerti maksud dari Sultan Hadiwijaya itu. Tetapi yang pasti mereka benar-benar telah bebas. Sesuatu yang mustahil terjadi jika ini menimpa Sultan Harya Penangsang jujungan mereka.
Ki Penjawi dan Raden Mas Danang Sutawijaya yang mengawal mereka. Mereka tidak melewati pintu utama, tetapi lewat pintu butulan agar tidak menjadi pertanyaan dari para prajurit jaga. Mereka pun tidak melewati alun-alun agar tidak berpapasan dengan banyak orang.
Empat orang soreng itu telah benar-benar dilepas pengawasannya oleh Ki Penjawi dan Raden Mas Danang Sutawijaya.
Pagi telah terang tanah, orang-orang sudah banyak yang pergi ke pasar, terutama para bakul untuk menyiapkan dagangannya.
Para soreng itu telah meninggalkan sekitar pasar dengan penuh keyakinan bahwa mereka telah benar-benar terbebas dari mimpi buruk yang tidak menjadi kenyataan.
Dalam pada itu, Soreng Pati memiliki penilaian yang berbeda. Ia memang telah terbebas dari hukuman Sultan Hadiwijaya, namun apakah mereka akan bebas dari hukuman Sultan Harya Penangsang? Ia tahu bahwa Sultan Harya Penangsang adalah seorang yang mudah tersulut kemarahannya. Mereka berempat telah gagal menjalankan tugas. Bisa ditebak bahwa Sultan Harya Penangsang pasti akan marah besar. Dan jika ia marah, kemarahan itu pasti akan ditumpahkan kepada mereka. Terlebih jika tahu bahwa musuhnya justru memberi hadiah kepada mereka. Kemarahan Sultan Harya Penangsang pasti akan semakin berkobar karena merasa dihina. Pemberian hadiah oleh musuh itu adalah penghinaan yang sangat menyakitkan.
Ki Soreng Pati masih memikirkan bagaimana bisa lepas dari kemungkinan yang paling buruk itu.
……………
Bersambung………….
(@SUN)