Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#105

gendhuk jinten

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Sengara.

Sementara itu, Pangeran Bayaputih juga sudah menyiapkan pasukan Palembang untuk bergabung dengan pasukan Pangeran Pati Unus dari Demak untuk menyerbu Malaka. Mereka bermaksud untuk mengusir bangsa kulit putih dari semenanjung itu. Pangeran Pati Unus dengan pasukan besar telah meninggalkan Demak dengan perahu-perahu layar yang banyak jumlahnya. Setiap perahu itu ada beberapa prajurit Palembang yang telah berada di Demak sebelumnya. Mereka, para prajurit Palembang itu telah berpengalaman mengarungi lautan.
Mereka yakin akan mampu mengusir bangsa kulit putih itu.

Dalam percepatan kisah, Jaka Sengara telah berusia sembilan tahun. Ia menjadi seorang anak kuat dan cerdas. Ia sudah terlihat memiliki kelebihan dari anak-anak seusianya.
Gendhuk Jinten mulai mengajarkan tulis menulis seperti yang pernah ia pelajari dahulu di keraton Majapahit. Jaka Sengara yang cerdas, cepat menangkap pengajaran dari sang ibu.
Namun Jaka Sengara selalu minta kepada sang ibu, bahwa setelah belajar boleh bermain di sungai untuk mencari ikan.
“Di kolam sudah banyak ikan lele dan mujahir, kau tidak perlu menangkap ikan, Jaka……!” kata Gendhuk Jinten.
“Beda, Ibu…..! Jika bisa menangkap ikan itu puas rasanya…..! Pamit Ibu, mau ke sungai…..!” berkata demikian, Jaka Sengara langsung berlari menuju sungai.
Di sungai sudah ada beberapa teman yang lebih dewasa yang juga akan mencari ikan. Mereka memasang wuwu di beberapa tempat. Demikian pula Jaka Sengara juga mempunyai wuwu yang dibuatkan oleh embok yang momong. Embok yang momong itu terpaksa membuatkannya karena Jaka Sengara selalu mendesaknya.
Setelah memasang wuwu, mereka kemudian bermain di air yang jernih itu. Mereka ciblon bermain air dengan riang gembira. Bahkan mereka kemudian memanjat pohon yang dahannya menjulur di atas sungai itu. Dan kemudian mereka meloncat dan terjun ke dalam air.
Gelak tawa anak-anak itu menarik perhatian seseorang yang berada di seberang sungai. Ia memperhatikan anak-anak itu dari tempat yang terlindung.
“Heeemm….., apakah anak yang paling berbeda itulah anak Jinten…..!” batin orang yang mengawasi.
Orang itu memang telah mencari tahu tentang anak Gendhuk Jinten ketika jajan di sekitar jalan menuju ke pondok tempat tinggal Gendhuk Jinten. Dengan caranya, ia mengetahui bahwa anak Gendhuk Jinten bernama Jaka Sengara. Sedangkan ciri-ciri anak itu ia ketahui dari penuturan mbok bakul jajanan itu. Bahwa anak itu berkulit lebih terang, hidung lebih mancung dan yang lebih berbeda adalah matanya yang lebih sipit.
“Sudah pasti, anak itulah Jaka Sengara, anak dari Gendhuk Jinten…!” batin orang itu meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah puas bermain-main, anak-anak itu kemudian membongkar wuwu yang mereka pasang. Mereka bersorak gembira ketika mendapatkan ikan di dalam wuwu. Demikian pula Jaka Sengara sangat senang dengan tangkapan ikan di dalam wuwu.

Ketika matahari telah lewat tengah hari, embok yang momong Jaka Sengara pun menyusul ke sungai. Demikian pula beberapa orang tua yang mencari anak mereka.
Seseorang yang mengawasi anak-anak bermain itu segera berlindung di sebalik rumpun perdu yang rimbun. Jangan sampai keberadaannya di seberang sungai itu menimbulkan kecurigaan.
Anak-anak yang masih kecil telah dijemput orang tua mereka, sedangkan yang telah sedikit dewasa berani pulang sendiri. Demikian pula Jaka Sengara mau dijemput pulang karena telah puas bermain dan mendapatkan ikan.
“Besuk bermain lagi yaa…..!” teriak Jaka Sengara ketika akan berpisah dengan teman-temannya.
“Yaaaa……, besuk lebih pagi…..!” sahut kawannya.

Orang di sebalik gerumbul itu sedikit kecewa karena ia belum puas memperhatikan anak yang ia yakini sebagai anak Gendhuk Jinten. Namun orang itu yakin bahwa anak-anak itu besuk pasti akan bermain di sungai lagi. Dan besuk ia akan datang kembali ke sungai itu.
………………
Bersambung………

Petuah Simbah: “Doronglah anak belajar sejak dini, namun berikan pula kesempatan untuk bermain.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *