Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#113

gendhuk jinten

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Sengara.

Gendhuk Jinten juga mewariskan cupu tembikar yang serupa dengan yang diwariskan oleh Ki Demang. Kedua cupu sama-sama berasal dari Ki Tanu. Cupu yang berisi emas permata yang sangat tinggi nilainya.
Ki Ageng Pengging yang tak lain adalah Jaka Sengara takjub dengan emas berlian dari dua cupu tersebut. Ia bisa membayangkan betapa kaya raya keraton Majapahit saat itu. Dan Ki Ageng Pengging menduga, kekayaan keraton Majapahit itu pun sekarang telah beralih ke keraton Demak Bintara. Ki Ageng Pengging bisa mengerti, mengapa kekuasaan sebuah negeri selalu diperebutkan yang ternyata menyimpan kekayaan yang tak terkira.
Gendhuk Jinten masih menyimpan kotak kuningan yang juga berisi berbagai bentuk perhiasan seorang wanita. Kotak kuningan itu belum diberitahukan kepada Ki Ageng Pengging. Namun suatu saat, kotak itu tentu akan ia percayakan kepada Ki Ageng Pengging yang merupakan anak satu-satunya.

Saat itu, sebagian besar prajurit Demak Bintara dan kadipaten-kadipaten di wilayah kekuasaannya ikut dalam penyerbuan ke Semenanjung Malaka. Oleh karena itu, banyak prajurit yang menjadi kosong dan banyak pula kademangan -kademangan yang sama sekali tidak terawasi. Seperti halnya kademangan Prambanan, Sangkalputung, Jatinom, dan juga kademangan Pengging hampir tidak ada sama sekali prajurit Demak Bintara yang berada di wilayah itu. Demikian pula pengawasan terhadap kadipaten-kadipaten menjadi kendor. Banyak kadipaten-kadipaten yang mengurangi upeti yang mesti diserahkan ke keraton Demak Bintara. Seperti halnya kadipaten Pajang, Jipang dan banyak kadipaten di bang wetan.
Raden Trenggono merasakan berat dalam mengatur pemerintahan di Demak Bintara karena prajuritnya yang tinggal sedikit. Kejahatan-kejahatan mulai banyak muncul di beberapa wilayah. Banyak pula gerombolan-gerombolan penjahat yang mulai marak.

Sementara itu, pasukan Sultan Pati Unus beserta pasukan Pangeran Samodra telah mendekati Semenanjung Malaka. Sultan Pati Unus yang juga sering disebut Adipati Unus itu tak ingin mengalami kegagalan untuk kedua kalinya. Ia bersama Pangeran Samodra ingin merubah taktik berperangnya. Mereka tak ingin berhadapan langsung dengan prajurit musuh di lautan luas. Jika itu terjadi, pasukan gabungan itu bisa mengalami kesulitan seperti yang pernah terjadi. Senjata lontar yang bisa meledak dan membakar tentu sulit untuk diatasi. Pangeran Samodra menyarankan agar pasukan gabungan itu bisa mendarat jauh dari pangkalan pasukan musuh. Dan nanti, pasukan yang besar itu mengepung pasukan lawan di daratan. Jika terjadi perang di daratan, pasukan yang besar itu akan mampu menggulung pasukan lawan. Senjata lontar yang dimiliki oleh pasukan lawan tentu akan lebih sulit diarahkan ke pasukan yang tersebar.
“Gagasan yang sangat baik, Dimas…! kali ini kita pasti akan bisa mengusir bangsa kulit putih itu…..!” kata Adipati Unus.
“Benar Kangmas, dan nantinya kekuasaan Demak Bintara menjadi semakin luas……!” kata Pangeran Samodra.
“Aku ingin negeri Demak Bintara bisa besar seperti kebesaran Majapahit pada zaman Mahapatih Gajahmada….!” kata Adipati Unus.
“Kita yakin pasukan ini akan mampu mengusir pasukan Portugis dan Semenanjung Malaka menjadi bagian kekuasaan negeri Demak Bintara…..!”
“Wilayah semenanjung itu dahulu juga merupakan bagian dari negeri Majapahit, kali ini wilayah yang kaya ini juga akan kembali ke pangkuan kekuasaan Demak Bintara…..!” tekad dari Adipati Unus.
“Pasukan Portugis itu tentu telah menyimpan kekayaan yang tak terkira di semenanjung itu….!” timpal Pangeran Samodra.

Dalam pada itu, pasukan Portugis terkecoh. Mereka telah tahu akan kedatangan prajurit yang jauh lebih besar dari pasukan penyerbu sebelumnya. Pasukan Portugis telah bersiaga menghadang kedatangan pasukan lawan. Senjata lontar jarak jauh telah disiapkan lebih banyak dan lebih jauh daya jangkauannya. Namun komandan pasukan laut Portugis tidak menduga bahwa pasukan besar itu telah mendarat jauh dari jangkauan pengawasanya.
………….
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Dalam sebuah peperangan, taktik akan menentukan kemenangan.”
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

2 thoughts on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#113

  1. Sulistyono 21/10/2022 at 03:58

    Pak Sunaryo mohon info yang benar Jaka Sengara itu menantu atau cucu dari Prabu Brawijaya keV?
    Terimakasih selamat siang ..

    Balas
    1. Sutanto Prabowo 22/10/2022 at 00:58

      Yang cucunya adalah Gendhuk Jinten, sedangkan Joko Sengara adalah buyut….

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *