Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#81

gendhuk jinten

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.

Gendhuk Jinten.

Semetara itu, Ki Tanu telah meninggalkan pendapa kademangan Pengging dengan wajah menunduk dan muka yang muram. Suatu sikap yang tidak pernah terjadi pada Ki Tanu selama ini. Sebelumnya, ia selalu melangkah tegap dan senyum selalu tersungging. Dan ia akan selalu menyapa ramah kepada siapa pun yang bersua dengannya.
Orang-orang yang berpapasan dengan Ki Tanu pun heran atas sikap Ki Tanu itu. Namun demikian, mereka tetap menyapa Ki Tanu, dan Ki Tanu membalas sapaan itu dengan seadanya.
Ki Tanu terus melangkah ke arah selatan, jalanan yang menurun. Semakin jauh dari kademangan, semakin jarang pula orang yang mengenalnya. Ki Tanu tidak harus selalu bertegur sapa.

Dalam pada itu, dua orang pengembara berjalan berlawanan arah dengan Ki Tanu. Mereka berdua berjalan dengan langkah santai sambil menikmati indahnya alam. Namun salah seorang dari mereka terkejut ketika berpapasan dengan seseorang yang berjalan menunduk. Tetapi ia segera menguasai keadaan, sebagai seorang prajurit sandi, ia mampu menilai keadaan. Dengan tidak semata-mata, ia memperhatikan orang yang berwajah murung itu. Ia tak pangling lagi, bahwa orang yang berjalan menunduk itu adalah Ki Tanu. Hampir ragu untuk meyakini bahwa orang itu adalah Ki Tanu, karena yang ia tahu, Ki Tanu selalu melangkah tegap dan tersungging senyum. Tetapi orang itu tetap membiarkan Ki Tanu berlalu untuk melangkah terus ke arah selatan. Sedangkan Ki Tanu sendiri, karena hatinya yang sedang risau, ia tidak memperhatikan bahwa ia telah berpapasan dengan seseorang yang pernah berkunjung ke pondoknya. Dan Ki Tanu tetap melangkah terus di jalanan yang menurun itu sehingga telah jauh dari dua orang pengembara itu.
Setelah Ki Tanu dirasa jauh, salah seorang pengembara yang mengenali Ki Tanu itu berkata kepada seorang yang ia sertai.
“Pangeran…..! Orang yang berjalan menunduk tadi adalah Ki Tanu….!” katanya.
“Apa…..? Ki Tanu…..?” orang yang dipanggil Pangeran itu terkejut.
“Benar Pangeran, dia adalah Ki Tanu…..!” kata prajurit sandi yang tak lain adalah Lasa itu.
“Mengapa tidak kau katakan kepadaku saat itu…..?” tanya orang yang dipanggil Pangeran yang tak lain adalah Bayaputih seorang pangeran Demak.
“Kita tak ingin terjadi salah paham dengan orang itu….! Jika terjadi demikian, perjalanan kita tentu terganggu…..!” dalih Lasa.
“Aku tidak takut dengan Ki Tanu itu….! Ayo kita kejar ia……!” kata Bayaputih.
“Tidak perlu, Pangeran…..! Jika terjadi pertengkaran tentu akan berlangsung lama dan akan mengundang kerumunan orang. Dengan demikian akan gagal rencana Pangeran untuk bertemu dengan gadis putri Ki Tanu itu…..!” dalih Lasa yang cerdik.
“Heeem….! cerdik juga kau Lasa…..! Baiklah kita biarkan Ki Tanu pergi…..!” kata Bayaputih dengan tersenyum. Tersenyum karena terbayang akan bertemu dengan gadis putri Ki Tanu seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Dalam pada itu, Gendhuk Jinten terkejut menerima kunjungan Ki Demang dan Nyi Demang. Tetapi ia juga heran karena ayahnya tidak menyertainya. Gendhuk Jinten tidak tahu bahwa ayahnya, Ki Tanu telah pergi jauh ke arah selatan. Beruntung bagi Gendhuk Jinten karena ia telah ditemani oleh Mbok dukun.
Ki Demang dan Nyi Demang tidak terkejut dengan keberadaan Mbok dukun itu, karena Ki Tanu telah bercerita sebelumnya. Sedangkan Mbok dukun pun tidak terkejut atas kehadiran Ki Demang dan Nyi Demang itu, karena ia juga sudah mendengar rencana Ki Tanu. Namun demikian Mbok dukun pura-pura terkejut atas kehadiran Ki dan Nyi Demang itu.
“Maaf Ki Demang dan Nyi Demang…! ayah sedang tidak ada di pondok…..! Apakah ayah tidak ke kademangan….?” kata Gendhuk Jinten yang lupa belum menyambut kehadiran Ki dan Nyi Demang itu sesuai adat kebiasaan.
Ki Demang mencoba tersenyum, walau sesungguhnya prihatin mengetahui keadaan Gendhuk Jinten yang sesungguhnya.
“Tak apalah, Gendhuk…..! Nyi Demang ini yang ingin mengunjungi pondok ini….! Ia ingin ngunduh duku di pekarangan itu…..!” dalih Ki Demang.
…………
Bersambung………..

Petuah Simbah: “Kadang orang perlu bersandiwara untuk mensiasati situasi tertentu.”
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

2 thoughts on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#81

  1. Ginung 21/09/2022 at 00:08

    Bagus,sae sanget….lanjutkan

    Balas
    1. Sutanto Prabowo 21/09/2022 at 03:10

      Matur Nuwun

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *