Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#95

gendhuk jinten

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

Gendhuk Jinten.

Gendhuk Jinten baru menyadari bahwa keberadaannya di kamar ayahnya juga diperhatikan oleh Mbok Dukun.
“Ketiduran, Mbok….., tadi saya bersihkan dan kemudian saya coba untuk berbaring, eee…. malah ketiduran…..!” dalih Gendhuk Jinten.
“Ya sudah….., tadi Nini belum minum jamu racikan, Embok…..!” kata Mbok Dukun.
“Ooh….., terima kasih Mbok…..!” kata Gendhuk Jinten.
Gendhuk Jinten pun segera minum jamu yang telah disajikan oleh Mbok Dukun.
Namun Gendhuk Jinten tak lupa mengunci pintu kamar ayahnya. Bagaimana pun di kamar itu tersimpan harta benda yang sangat bernilai. Tak seorangpun boleh tahu tentang harta yang terpendam di pojok kolong amben bambu itu.

Sementara itu, Bayaputih sedikit kecewa karena harus melaksanakan perintah ayahandanya yang seorang Sultan Demak. Ia tidak akan berdalih dengan alasan apapun untuk menjaga wibawa sang sultan tersebut di hadapan prajuritnya. Bayaputih hanya bisa menunda dengan dalih mencari kuda esok hari untuk mereka bertiga.
Kesempatan yang hanya beberapa saat itu akan ia gunakan untuk menemui Gendhuk Jinten, bagaimana pun caranya.
Dengan rencana yang sudah pasti itu membuat Bayaputih bisa tidur dengan tenang.

Malam telah larut, hampir semua warga kademangan Pengging tertidur lelap. Kecuali dua orang peronda yang di pondok Ki Tanu yang ditugaskan oleh Ki Demang. Mereka tanpa prasangka apapun, mereka dengan tulus melaksanakan perintah Ki Demang dan juga karena hormat kepada Ki Tanu yang telah banyak berjasa kepada kademangan Pengging.

Namun demikian, sang mentari tidak ikut tertidur. Ketika pada saatnya tiba, cahaya semburat merah telah terpancar di ufuk timur. Binatang malam telah kembali ke sarangnya, sedangkan burung-burung berkicau ruang. Ayam jago tak hentinya berkokok, sedangkan ayam babon telah mengajari anak-anaknya untuk mengais makanan di kebun maupun pekarangan.
Para petani telah pergi ke sawah untuk menyiangi tanaman. Yang lain sedang menggiring kerbau untuk diguyang sebelum digunakan untuk membajak.
Mbok bakul telah beriringan menuju ke pasar untuk menggelar dagangan.

Sementara Ki Tanu telah pamit kepada petani dan istrinya untuk melanjutkan perjalanan menuju ke pantai selatan. Petani itu berterimakasih sekali kepada Ki Tanu yang telah menyelamatkan kambingnya dan juga telah memberi jamu untuk istrinya. Istrinya semalaman hanya sesekali saja terdengar batuknya, selebihnya ia bisa tidur dengan nyenyak.
Petani itu pun berterimakasih sekali kepada Ki Tanu atas nasehat tentang berbagai hal, terutama tentang cara bertani dan memelihara kambing yang benar.
“Kalau kambing jantan sudah tidak bisa bertambah gemuk lagi, segera dijual saja biar tidak boros pakan dan tenaga dan kemudian dibelikan kambing betina yang telah siap kawin….!” pesan Ki Tanu sebelum melangkahkan kaki.
“Sebaiknya demikian, ya Ki……?” kata petani itu.
“Yaaa…. mesti demikian. Dan jamu untuk istrimu jangan lupa…..! harus telaten sampai habis…..!” pesan Ki Tanu lagi.
“Kaupun juga perlu minum wedang jahe sere setiap pagi, biar badanmu tetap segar dan tak mudah tertular penyakit…..!” lanjut Ki Tanu.
Namun akhirnya Ki Tanu benar-benar melangkahkan kaki meninggalkan rumah petani di bukit Pathuk itu.

Pagi itu pula, Gendhuk Jinten telah pergi ke sungai bersama inang kademangan yang diperbantukan oleh Ki Demang. Sedangkan Mbok Dukun tetap tinggal di pondok untuk memasak dan bersih-bersih pondok. Sementara para peronda telah pulang ke rumah Masing-masing.

Dalam pada itu, Bayaputih telah bersiap pergi ke tepi sungai setelah Lasa dan kawannya pergi membeli kuda untuk keperluan kembali ke Demak.
Ia telah bertekad untuk menemui Gendhuk Jinten apapun yang terjadi. Ia khawatir jika dikemudian hari tidak mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Gendhuk Jinten. Terlebih jika ia harus kembali ke tanah seberang, Palembang.
…………
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Demi anak yang dikandung, seorang pria rela melakukan apapun.”
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *