Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#169

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(169)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Setelah hari mulai gelap, Jaka Tingkir masih melanjutkan perjalanan. Ia baru saja mampir di warung kecil di sebuah tikungan jalan. Menurut pemilik warung, api abadi sudah tidak jauh dari tempat itu. Jika ia menginap di daerah itu tentu tanggung sekali. Maka ia lebih memilih melanjutkan perjalanan.

Jaka Tingkir terkagum ketika menyaksikan nyala api yang berwarna kebiruan muncul dari dalam tanah. Api yang membubung tinggi, setinggi bubungan rumah penduduk. Nyala api yang menerangi alam sekitarnya. Jaka Tingkir tertegun ketika menyaksikan beberapa orang telah berada di tempat itu. Mereka bersila duduk tepekur mengelilingi nyala api tesebut. Mereka diam tak bergerak dan tak berkata-kata. Jaka Tingkir tak ingin mengganggu mereka. Mungkin itulah cara mereka untuk menyembah Sang Pencipta dengan mengagumi ciptaan-Nya. Jaka Tingkir belum mengetahui, bagaimana api itu bisa menyala dengan cahaya kebiruan dan muncul dari dalam tanah. Namun tanah di sekitar tempat itu tidak ada muntahan pasir seperti di puncak gunung Merapi yang pernah ia kunjungi. Ia belum mengerti apa yang ada di perut bumi di bawah semburan nyala api tersebut. Namun Jaka Tingkir tak ingin memikirkan terlalu jauh tentang asal-usul dari api yang konon abadi itu. Namun demikian, ia semakin takjub dengan keanekaragaman alam ini. Dan tentu saja semakin takjub kepada Sang Pencipta alam semesta ini.
Jaka Tingkir memilih duduk agak jauh dari lingkaran orang-orang yang tengah duduk tepekur mengelilingi nyala api tesebut.
Semakin malam suasana semakin hening, dan hawa pun semakin dingin menggigit. Mungkin sekali, mereka yang lebih dekat dengan nyala api itu tidak terlalu merasa lebih hangat. Jaka Tingkir kemudian sedikit menjauh untuk mencari pohon besar yang bisa untuk beristirahat. Ia sudah terbiasa tidur di atas dahan pohon yang besar yang bercabang. Dengan cara itu ia merasa lebih aman dari binatang buas yang mungkin ada di sekitar tempat ia beristirahat. Bahkan Jaka Tingkir sering pula tidur di atas pelepah daun kelapa yang menjulang tinggi. Ia bisa meringkuk di antara pelepah-pelepah daun kelapa itu. Bahkan, ketika di atas pohon kelapa itu, ia pernah membayangkan bagaimana Ken Arok yang kemudian menjadi raja besar Singasari itu meluncur dari pucuk pohon kelapa ke tanah dengan mengendarai pelepah daun kelapa. Konon Ken Arok ketika itu bisa meluncur jauh sampai seberang sungai sehingga selamat dari para pengejarnya. Ketika itu Ken Arok dituduh sebagai seorang pencuri yang harus ditangkap. Jaka Tingkir berandai-andai, jika ia yang terpepet keadaan seperti yang dialami oleh Ken Arok itu mungkin sekali ia juga akan mampu melakukannya.
Namun kini Jaka Tingkir telah terlelap tidur di atas dahan pohon munggur yang besar. Ia beralaskan kain yang ia bawa serta berbantalkan bungkusan ules berisi pakaian ganti. Sedikit lewat tengah malam Jaka Tingkir terbangun karena mendengar kokok ayam hutan yang bersahut-sahutan. Sejenak ia memandang ke langit yang ditaburi bintang. Awan tipis melintas di antara bintang gemintang itu. Rembulan telah beberapa saat tenggelam di haribaan malam. Kalong dan kelelawar beterbangan mencari buah yang matang. Nyanyian belalang dan jengkerik menambah indahnya suasana malam.
Untuk beberapa saat Jaka Tingkir menikmati suasana malam dari atas dahan pohon itu. Namun perasaan mengantuk telah hilang, ia kemudian meloncat turun untuk kembali melihat suasana di sekitar api abadi.
Ia masih melihat beberapa orang duduk bersila seperti semula. Namun ada pula yang tertidur di tempatnya.
Jaka Tingkir kemudian mendekat untuk mendapatkan udara yang hangat. Ia kemudian ikut duduk bersila seperti mereka untuk mencoba ikut menghayati keagungan alam yang langka ini.
………….
Bersambung………..

Petuah Simbah: “Menikmati keindahan alam adalah suatu bentuk untuk meluhurkan Penciptanya.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *